Kemitraan badan usaha milik negara (BUMN) dan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dapat mempercepat pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. Kebutuhan pengadaan di BUMN mesti didorong menggunakan produk UMKM.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejak diluncurkan Agustus 2020 hingga akhir Januari 2021, total transaksi melalui Pasar Digital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau PaDi UMKM mencapai Rp 11,4 triliun. Kemitraan yang diawali oleh sembilan badan usaha milik negara itu diharapkan turut mempercepat pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I, Pahala Nugraha Mansury, mengatakan, pembangunan ekosistem rantai nilai dan rantai pasok yang berkelanjutan dapat meningkatkan ketahanan dan daya saing beragam produk karya anak bangsa. Hal ini akan memberi dampak positif bagi upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
”Inisiatif Pasar Digital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau PaDi UMKM merupakan salah satu quick wins (upaya percepatan) yang diharapkan bisa diterapkan mulai awal tahun 2021,” kata Pahala pada peresmian pembukaan PaDi UMKM Virtual Expo 2021 di Jakarta, Senin (15/2/2021).
Menurut Pahala, PaDi UMKM diharapkan dapat meningkatkan sinergi UMKM dengan BUMN. Meski dinilai menjadi awalan yang baik, pencapaian transaksi Rp 11,4 triliun itu masih merupakan bagian kecil dari potensi PaDi UMKM. PaDi UMKM diharapkan dapat lebih memudahkan atau memfasilitasi interaksi antara BUMN yang membutuhkan pengadaan dan UMKM.
PaDi UMKM adalah sebuah platform yang diinisiasi Kementerian BUMN. Platform ini dibentuk untuk mempertemukan BUMN dan UMKM dengan harapan dapat mengoptimalkan, mempercepat, dan mendorong efisiensi transaksi belanja BUMN pada UMKM.
Pemerintah berharap jumlah BUMN yang melakukan pengadaan, baik secara nasional maupun kewilayahan, melalui PaDi UMKM semakin meningkat. ”Salah satu upaya meningkatkan jumlah BUMN dan jumlah pengadaan yang dilakukan melalui PaDi UMKM adalah melalui Virtual Expo 2021,” kata Pahala.
PaDi UMKM Virtual Expo 2021 diharapkan menjadi bagian penting dari berbagai kebijakan, program, dan kegiatan di Kementerian BUMN. BUMN dapat menggunakan lebih banyak lagi produk UMKM dalam pengadaan kebutuhan untuk proses produksi dengan model bisnis yang saling memberi manfaat dan nilai tambah secara berkelanjutan.
PaDi UMKM Virtual Expo 2021 akan digelar 15-22 Februari 2021 untuk memfasilitasi pertemuan antara para pembeli dari grup BUMN dengan UMKM. ”Tercatat 2.000 lebih grup pembeli dari BUMN siap mengunjungi 244 lapak UMKM dalam kegiatan pameran virtual ini,” kata Ketua Panitia Pelaksana PaDi UMKM Virtual Expo Loto Srinaita Ginting.
Loto menuturkan, para pembeli dari BUMN diharapkan semakin mengenal produk UMKM yang ditampilkan dan meningkatkan belanjanya terhadap produk tersebut. Kolaborasi berbagai pihak dapat mendorong ketangguhan UMKM dan kemajuan Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, dalam situasi pandemi seperti sekarang ada kecenderungan orang lebih senang belanja secara dalam jaringan (daring/online). Kondisi ini perlu disikapi dengan mempercepat digitalisasi UMKM.
Menurut Teten, digitalisasi UMKM akan tetap relevan di masa mendatang. Apalagi ekonomi digital Indonesia diprediksi terbesar di Asia Tenggara dan akan mencapai Rp 1.800 triliun pada tahun 2025. ”Pasar digital kita jangan sampai dikuasai produk asing,” kata Teten, akhir pekan lalu.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (Hipmikindo) Syahnan Phalipi menyampaikan arti penting perancangan kembali strategi guna mendukung UMKM. Hal ini termasuk dalam membuat model pengadaan yang sederhana bagi UMKM.
Menurut Syahnan, BUMN perlu proaktif dalam mencari produk barang maupun jasa UMKM, termasuk dalam upaya menyubstitusi produk impor. ”Mayoritas kebutuhan perlu didorong agar berasal dari produk UMKM,” ujarnya.