logo Kompas.id
EkonomiProgram Padat Karya Berisiko...
Iklan

Program Padat Karya Berisiko Tumpang Tindih

Kemiripan program padat karya di kementerian dan lembaga berisiko membuat pelaksanaannya tumpang tindih. Padahal, padat karya diandalkan menyerap tenaga kerja dan memulihkan ekonomi.

Oleh
KARINA ISNA IRAWAN/ARIS PRASETYO
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Dqo8pVOA5r1GwYQNrcDE7z89sF4=/1024x766/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F09%2Ff85aba73-82da-4936-b326-b853a4adcda0_jpg.jpg
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI

Warga Desa Pandanlandung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (7/9/2020), membangun gapura desa sebagai bagian dari program Padat Karya Tunai Desa (PKTD). Pembangunan dengan memanfaatkan dana desa tersebut diharapkan dapat mengungkit pertumbuhan ekonomi di desa selama masa pandemi ini.

JAKARTA, KOMPAS — Program padat karya menjadi salah satu strategi utama Pemulihan Ekonomi Nasional 2021. Namun, program yang tersebar di sejumlah kementerian/lembaga berisiko tidak efektif dan tumpang tindih.

Program padat karya 2021 yang dialokasikan pada sejumlah kementerian/lembaga belum termasuk usulan baru yang alokasinya lebih dari Rp 64,7 triliun, bantuan presiden produktif usaha mikro (BPUM) Rp 14,4 triliun, dan program peremajaan sawit rakyat yang didanai Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Rp 5,56 triliun.

Editor:
dewiindriastuti
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000