Program Padat Karya Pariwisata di Bali Menyasar 177 Desa Wisata
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menggelar program padat karya dengan sasaran 177 desa wisata di Bali. Dengan dukungan Pemprov Bali, program padat karya diharapkan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS –Sebanyak 177 desa wisata di Bali bakal disasar program padat karya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bersama perbaikan infrastruktur dan pinjaman lunak, program itu diharapkan bisa menggerakan ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, anggaran yang akan dialokasikan untuk program padat karya desa wisata di Bali itu mencapai Rp 189 miliar. Sandiaga menambahkan, lebih kurang 15.000 orang akan mendapatkan manfaat secara langsung dari program padat karya di desa wisata itu.
“Harapannya akan berdampak lima sampai enam kali lipatnya,” kata Sandiaga usai bertemu Gubernur Bali Wayan Koster di Denpasar, Kamis (11/2/2021). Hadir juga dalam pertemuan itu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho, Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani, dan insan pariwisata Bali.
Trisno yakin program padat karyadesa wisata di Bali bakal memberi hasil positif. “Program padat karya akan berdampak luas karena menggerakkan sektor usaha lain, misalnya, toko material dan bangunan di sekitar desa wisata,” kata Trisno.
Dari laporan terkini Bank Indonesia Bali dan Badan Pusat Statistik Bali, Pulau Dewata merupakan daerah yang mengalami kontraksi tinggi, minus 12,21 persen (year on year/yoy). Ekonomi Bali juga tumbuh negatif sebesar -9,31 persen (yoy). Kondisi pariwisata yang terpuruk menjadi penyebab utamanya.
Selain itu, dampak buruk pandemi juga akan diminimalkan dengan pinjaman lunak dan strategi perjalanan khusus bebas Covid-19. program lingkungan hidup, di antaranya, pembenahan destinasi di kawasan Ubud, Gianyar, dan pengelolaan sampah di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Badung.
Sandiaga mengatakan, pinjaman lunak mencapai Rp 9,4 triliun sudah masuk pembahasan program Pemulihan Ekonomi Nasional. Sandiaga menyatakan, aspirasi masyarakat pariwisata dan ekonomi kreatif Bali itu sudah disampaikan ke Menteri Koordinator Perekonomian dan sejumlah menteri terkait.
Sandiaga menambahkan, Bali merupakan tulang punggung pariwisata Indonesia sehingga pemulihannya bisa berpengaruh pada pemulihan ekonomi nasional. “Sebelum pandemi (Covid-19), pariwisata menyumbangkan devisa sekitar 20 miliar dollar AS,” ujar Sandiaga.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan, pinjaman lunak dengan jangka waktu pengembalian sampai 10 tahun akan memberi energi tambahan bagi banyak pihak. Rai Suryawijaya mengapresiasi perhatian dan dukungan pemerintah terhadap usulan pinjaman lunak sebagai stimulus untuk menjaga kepariwisataan di Bali.
Sementara itu, mengenai rencana vaksinasi gotong royong, Rosan Perkasa Roeslani menyatakan, regulasinya sedang dalam pembahasan dan diharapkan selesai pada pekan ketiga Februari. “Saat ada payung hukum, kami bisa menjalankan program ini mulai Maret,” kata Rosan.
Rosan mengungkapkan, sekitar 20 juta-25 juta pekerja di Indonesia diharapkan mendapat vaksin Covid-19 yang dibeli perusahaan. “Skema pembeliannya melalui BUMN, bukan eksportasi langsung,” kata Rosan.
Menurut dia, perusahaan pembeli vaksin nantinya tetapi memberikan vaksin gratis pada para pekerja. Vaksin yang diberikan berbeda dengan yang disiapkan pemerintah sekarang. "(Sehingga) sudah pasti bukan pakai (vaksin) Sinovac,” kata Rosan.