Pengelola masih mengkaji penyebab jalan ambles di Kilometer 122+400 arah Jakarta, Tol Cipali. Perbaikan diperkirakan berlangsung dua pekan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS — Jalan ambles di Tol Cikopo-Palimanan kembali terjadi. Kali ini, jalan di Kilometer 122+400 arah Jakarta tidak bisa dilalui kendaraan. Selain merekayasa arus lalu lintas, Astra Tol Cipali sebagai pengelola tol juga menargetkan perbaikan jalan selama dua pekan.
Kerusakan jalan di perbatasan Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang, Jawa Barat, itu ditemukan pada Senin (8/2/2021) pukul 23.30. Jalan ambles mencakup hampir seluruh lebar jalur dengan panjang sekitar 20 meter. Dari video yang diterima Kompas, tampak jalan aspal merekah sekitar 30 sentimeter. Terpal menutupi jalan ambles tersebut.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun, kendaraan harus memutar balik sehingga kemacetan sempat terjadi. Petugas langsung melakukan rekayasa lalu lintas dengan sistem satu arah (contra flow) dari Kilometer 117 hingga 126 mulai Selasa (9/2/2021) pukul 01.00. Langkah ini untuk mengurai kepadatan dan mengurangi beban jalan.
Direktur Operasi Tol Cipali Agung Prasetyo mengatakan, contra flow bisa berlangsung dalam tiga sampai empat hari ke depan seiring pembangunan lajur darurat di median jalan. ”Kami juga sudah berkoordinasi dengan kontraktor untuk perawatan jalan Kilometer 122+400 sekitar dua minggu,” katanya.
Manajemen Tol Cipali juga masih mengkaji penyebab amblesnya jalan tersebut. Menurut dia, kejadian itu merupakan yang pertama. Di bawah jalan juga tidak ada sungai. ”Biasanya, curah hujan tinggi, tanah jadi fleksibel. Jadi, (jalannya) ke bawah,” ungkap Agung.
Analisis mengenai dampak lingkungan itu bukan hanya dokumen, melainkan perlu diawasi penerapannya. (Djoko Setijowarno)
Agung mengatakan, Tol Cipali sepanjang 116,7 kilometer aman dan laik dilintasi. Menurut dia, tidak ada jalur yang rawan ambles. Konstruksi jalan diklaim sesuai dengan kontur tanah. Namun, dalam catatan Kompas, jalan ambles pernah terjadi di KM 103+400 arah ke Jakarta pada 25 Mei 2016.
Pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, menilai, perlu dilakukan audit jalan dan daya dukung lingkungan di Tol Cipali untuk mengetahui penyebab jalan ambles. ”Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) itu bukan hanya dokumen, tetapi perlu diawasi penerapannya,” katanya.
Dampak kerusakan
Menurut dia, meskipun hujan deras mengguyur, seharusnya pengelola tol bisa meminimalkan dampak kerusakan terhadap jalan. Untuk itu, perbaikan jalan ambles harus berdasarkan kajian. ”Jangan hanya mengejar target kalau nantinya berisiko dan membahayakan pengendara,” katanya.
Apalagi, Tol Cipali cukup vital dalam menghubungkan Jakarta dan Jabar, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Lebih dari 30.000 kendaraan melintas di tol ini setiap hari. Sejak beroperasi pertengahan 2015, ruas tol ini memangkas jarak tempuh Jakarta-Cirebon hingga 40 kilometer, ketimbang melalui jalur pantura. Terlebih, banjir merendam beberapa titik di pantura.