Kemenkop dan UKM Usulkan KUR Bunga Nol Persen untuk Usaha Mikro
Bantuan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah pada masa pandemi diharapkan tetap berlanjut.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mengusulkan usaha mikro dapat mengakses kredit usaha rakyat dengan bunga nol persen pada tahun ini. Usulan itu disampaikan dengan alasan anggaran program hibah bantuan produktif usaha mikro tahun 2021 belum tersedia.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengatakan, tahun ini pemerintah memprioritaskan pembiayaan sektor kesehatan untuk menangani pandemi Covid-19. Akibatnya, beberapa program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), termasuk bantuan produktif usaha mikro, belum mendapat alokasi anggaran.
”Bantuan produktif usaha mikro dalam bentuk hibah Rp 2,4 juta (per usaha mikro) dalam rapat paripurna kemarin belum disetujui karena tahun ini pembiayaan kesehatan terkait penanganan Covid-19 menjadi prioritas,” kata Menkop dan UKM Teten Masduki dalam rapat kerja dengan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) secara virtual, Senin (8/2/2021).
Rapat membahas realisasi program PEN bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) tahun 2020 dan proyeksi penyaluran bantuan bagi pelaku usaha mikro tahun 2021.
Teten menyebutkan, usulan agar pelaku usaha mikro dapat mengakses kredit usaha rakyat (KUR) bunga nol persen tersebut diharapkan membantu usaha mikro yang membutuhkan modal kerja. Apalagi, tambahan modal kerja merupakan kebutuhan utama pelaku usaha mikro.
Berdasarkan hasil survei dampak program bantuan produktif usaha mikro Bank BRI tahun 2020, sebanyak 72 persen responden membutuhkan tambahan modal usaha. Sebanyak 41,3 persen responden membutuhkan tambahan modal usaha Rp 2 juta-Rp 5 juta. Adapun 21,3 persen responden memerlukan tambahan modal usaha Rp 5 juta-Rp 10 juta.
Tahun ini, Kemenkop dan UKM mengusulkan anggaran Rp 2,32 triliun untuk program KUR berbunga nol persen. ”Targetnya untuk 5 juta usaha mikro,” kata Teten.
Usulan agar pelaku usaha mikro dapat mengakses kredit usaha rakyat (KUR) bunga nol persen tersebut diharapkan membantu usaha mikro yang membutuhkan modal kerja.
Usulan tersebut merupakan bagian dari rencana PEN tahun 2021. Total kebutuhan anggaran PEN yang diusulkan adalah Rp 29,21 triliun.
Kemenkop dan UKM juga mengusulkan program subsidi bunga KUR tahun 2021 dengan suku bunga 6 persen per tahun, yakni Rp 25,89 triliun. Selain itu juga untuk program investasi melalui koperasi dengan usulan anggaran Rp 1 triliun.
Anggota Komite IV DPD, Abdul Hakim, berpendapat, bantuan produktif usaha mikro perlu didukung agar diteruskan. Dengan catatan, ada peningkatan efektivitas dan pendampingan program hibah produktif tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun ketika dihubungi menuturkan, Akumindo berharap bantuan produktif usaha mikro tetap berlanjut pada tahun ini. Selama ini, hibah tersebut membantu pelaku usaha mikro yang membutuhkan dana untuk kegiatan usaha produktif.
Ikhsan menyebutkan, sektor UMKM, termasuk usaha mikro sebagai bagian terbesar, berkontribusi sekitar 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). UMKM juga menyerap 96 persen dari total tenaga kerja.
Selama ini, hibah tersebut membantu pelaku usaha mikro yang membutuhkan dana untuk kegiatan usaha produktif.
Pada 2020 masih banyak pelaku usaha mikro yang berharap mendapat hibah tersebut, tetapi belum mendapatkannya. ”Jadi, seharusnya pemerintah peka terhadap hal ini. Apalagi, bantuan produktif usaha mikro ini juga terkait dengan PEN. Bicara pemulihan ekonomi, arahnya kan pasti juga ke PDB,” katanya.
Menurut dia, semestinya usulan KUR bunga nol persen berjalan beriringan dengan bantuan produktif usaha mikro. Sebab, banyak pelaku usaha mikro yang sekarang membutuhkan bantuan uang tunai.
Meskipun berbunga nol persen, KUR tetap berstatus kredit dan bukan hibah seperti halnya bantuan produktif usaha mikro. ”Statusnya beda. KUR itu tetap harus membayar. Kredit akan memberatkan bagi usaha mikro yang usahanya saat ini terdampak parah akibat pandemi,” kata Ikhsan.