Ditopang Kuala Tanjung, Pelindo I Optimistis Bertumbuh pada 2021
Kawasan Industri dan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara menjadi pilar bisnis baru PT Pelindo I. Mereka optimistis pertumbuhan bongkar muat peti kemas mencapai 10 persen dan kargo 22 persen pada 2021.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kawasan Industri dan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, menjadi pilar bisnis baru PT Pelabuhan Indonesia I. Dengan ditopang Kuala Tanjung, perusahaan pelat merah itu optimistis mencapai target pertumbuhan bongkar muat peti kemas 10 persen dan kargo 22 persen pada 2021.
”Kinerja Pelabuhan Kuala Tanjung bertumbuh pesat sejak beroperasi pada April 2019. Pelabuhan ini didukung kapasitas bongkar muat yang cukup besar, baik untuk peti kemas maupun kargo,” kata Direktur Utama PT Pelindo I Dani Rusli Utama, di Medan, Senin (8/2/2021).
Dani mengatakan, pada 2021, Pelindo I menargetkan bongkar muat peti kemas sebesar 1,57 TEUs (unit ekuivalen 20 kaki), meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 1,42 juta TEUs. Sementara target bongkar muat kargo umum, curah cair, dan curah kering sebesar 30,2 juta ton atau meningkat 22 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 24,8 juta ton.
Target itu diharapkan tercapai dari layanan pelabuhan Pelindo I di Sumatera bagian utara yang meliputi Pelabuhan Belawan, Kuala Tanjung, Dumai, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Sibolga, Lhokseumawe, Malahayati, Gunungsitoli, dan Tanjung Balai Karimun.
Dani mengatakan, salah satu penopang bisnis Pelindo I yang bertumbuh pesat adalah Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang merupakan bagian dari Kawasan Industri dan Pelabuhan (KIP) Kuala Tanjung. ”Kawasan ini memiliki kapasitas bongkar muat peti kemas 600.000 TEUs dan minyak sawit mentah (CPO) 100.000 metrik ton per tahun,” kata Dani.
Dani menyebutkan, bongkar muat peti kemas di KTMT pada 2020 mencapai 54.000 TEUs, meningkat 134 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 23.000 TEUs. Meskipun pertumbuhannya cukup signifikan, bongkar muat itu masih jauh dari kapasitas pelabuhan. Kuala Tanjung pun diperkirakan masih akan terus bertumbuh karena didukung dermaga berukuran 500 meter × 60 meter dengan jembatan dermaga sepanjang 2,8 kilometer.
Dani mengatakan, mereka juga sedang mengembangkan kawasan industri di Kuala Tanjung seluas 3.000 hektar. Kawasan itu dinilai punya nilai tambah karena terintegrasi dengan pelabuhan. ”Sudah ada beberapa perusahaan yang menyatakan minatnya berinvestasi di kawasan industri itu,” kata Dani.
Meski telah didukung Kuala Tanjung, Dani mengatakan, Pelabuhan Belawan masih tetap menjadi penopang utama bisnis Pelindo I pada 2021 ini. Tahun lalu, bongkar muat peti kemas di Belawan mencakup 80 persen dari semua bongkar muat di Pelindo I. Pelabuhan Belawan kini juga didukung Terminal Petikemas Belawan Fase II.
Sudah ada beberapa perusahaan yang menyatakan minatnya berinvestasi di kawasan industri itu.
Dani mengatakan, di tengah pandemi, Pelindo I optimistis bisa menjaga pertumbuhan. Pada 2020, bongkar muat peti kemas Pelindo I masih mampu bertumbuh 6,35 persen dari 1,33 juta TEUs pada 2019 menjadi 1,42 juta TEUs pada 2020. Namun, peningkatan bongkar muat pada tahun tersebut lebih banyak didorong perdagangan domestik.
Secara terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sumut Parlindungan Purba mengatakan, pembangunan KIP Kuala Tanjung merupakan proyek strategis nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Sumut. Karena itu, ia pun mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Kuala Tanjung.
”Kawasan ini sangat strategis karena berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang mempunyai lalu lintas kapal terbesar di dunia,” kata Parlindungan.
Bupati Batubara Zahir mengatakan, KIP Kuala Tanjung menjadi motor ekonomi baru di daerahnya. Ia pun mendorong agar bongkar muat sebagian logistik dipindahkan dari Belawan ke Kuala Tanjung. ”Hal ini sangat penting untuk mendorong percepatan Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi hub pelabuhan Indonesia bagian barat,” katanya.
Zahir mengatakan, dengan beroperasinya kawasan industri dan pelabuhan di Kuala Tanjung, Batubara ke depan akan menjadi kota pelabuhan. Ia pun memperkirakan kawasan itu akan menyerap 110.000 tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemkab pun akan mendukung percepatan pembebasan lahan yang kini menjadi tantangan utama pembangunan di kawasan itu.