Pandemi Covid-19 yang belum mereda terus menekan kinerja pariwisata perhotelan di Surabaya, Jawa Timur. Menyambut Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili, perhotelan mencoba berbagai cara untuk bangkit meski diliputi keraguan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
KOMPAS/AGNES SWETTA PANDIA
Pandemi Covid-19 sejak pertengahan Maret 2020 di Jawa Timur mengakibatkan kinerja sektor perhotelan ambruk. Okupansi sepanjang 2020 hanya 35,3 persen yang terjun bebas dari tahun sebelumnya 62,8 persen. Hotel kini sepi dari tamu dan acara, seperti terlihat di Hotel Santika Pandegiling, Surabaya.
SURABAYA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 yang belum mereda terus menekan kinerja pariwisata sektor perhotelan di Surabaya, Jawa Timur. Menyambut Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili, Jumat (12/2/2021), perhotelan mencoba berbagai cara untuk meningkatkan keterisian meski diselimuti keraguan dan ketidakpastian.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat keterisian atau okupansi perhotelan selama 2020 hanya 35,3 persen. Jumlah ini terjun bebas dari tahun sebelumnya 62,8 persen. Pada 2018, okupansi 61,7 persen. Penurunan okupansi jelas akibat pukulan telak serangan Covid-19 sejak 17 Maret 2020 yang hingga kini belum mereda.
”Secara umum, sektor pariwisata terpukul akibat pandemi sehingga situasi ini juga berdampak pada perhotelan,” kata Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan di Surabaya, Jumat (5/2).
Secara terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim Dwi Cahyono mengatakan, selepas pergantian tahun, kinerja perhotelan belum juga membaik. Kurun Januari 2021, okupansi di kisaran 15-20 persen. Kinerja perhotelan pada Desember 2020 membaik dengan keterisian mencapai 47,8 persen, tetapi kembali terjun bebas pada Januari 2021.
”Pembatasan mempersempit ruang gerak perhotelan,” kata Dwi.
Bincang ”Kompas” dengan teman ”Minyak & Gas Sekarang dan Masa Depan”, di Hotel Santika Pandegiling, Surabaya, Rabu (27/2/2019). Pandemi Covid-19 mengakibatkan kinerja perhotelan pada 2020 anjlok dengan tingkat keterisian 35,3 persen. Situasi ini belum membaik pada Januari 2021 dengan tingkat keterisian 15-20 persen.
Kurun 11-25 Januari 2020 di 15 kabupaten/kota di Jatim ditempuh pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Kebijakan ini bagian dari program pusat yang menjalankan PPKM Jawa-Bali untuk meredakan wabah atau pagebluk. PPKM diperpanjang atau memasuki tahap kedua dan Jatim melaksanakannya di 17 kabupaten/kota kurun 26 Januari-8 Februari 2021.
Pembatasan mempersempit ruang gerak perhotelan.
Adapun pada bulan ini akan ada peristiwa perayaan besar, yakni Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili yang jatuh pada Jumat (12/2). Menyambut Imlek yang dirayakan di seluruh dunia, terutama oleh peranakan Tionghoa atau China, di Surabaya sektor perhotelan berharap bisa meningkatkan kinerja dalam mendongkrak okupansi.
Namun, berakhirnya PPKM ke Imlek yang hanya berjarak 3-4 hari dirasa sulit untuk memenuhi keinginan peningkatan keterisian itu. Meski diliputi suasana ragu, tingkat keterisian pada Februari diharapkan bisa naik mencapai atau melampaui 30 persen.
Kian lesu
General Manajer Santika Hotel Regional Jatim Agus Triyono mengatakan, tingkat keterisian pada 2020 hanya 30 persen. Januari 2021, rerata tingkat keterisian di 14 hotel dalam kelompok ini maksimal 28 persen. ”Situasinya sungguh sulit,” katanya.
Menyambut Imlek, Santika tidak mengadakan persiapan khusus. Menurunkan tarif ketika persaingan sudah dianggap ”brutal” juga tidak ditempuh. Santika menyasar pada pelaksanaan acara dengan penerapan protokol kesehatan. Rerata tarif menginap di hotel bintang 2 (Amaris), 3 (Santika dan Kampi), dan 4 (Santika Premiere) dalam kisaran Rp 220.000-Rp 340.000 per malam.
”Harga tarif yang ditawarkan sebenarnya sudah kurang sehat bagi kelangsungan bisnis. Jika situasi tidak segera membaik, entah dengan taktik apa lagi perhotelan bisa bangkit,” kata Agus.
Adapun Aston Inn Gresik menyediakan paket makan siang sepuasnya saat Imlek dengan tarif Rp 100.000 per orang. Pengunjung dapat menikmati kuliner peranakan, tetapi halal, antara lain dimsum, bebek peking, dan kue keranjang. Dengan cara ini, diharapkan dapat menarik pengunjung dan meningkatkan keterisian.
Pegawai Hotel Amaris Malang, Jawa Timur, tengah membersihkan kamar menggunakan disinfektan sesuai protokol kesehatan, Kamis (2/7/2020).
General Manager Shangri-La Hotel, Surabaya, Jonathan Reynolds mengatakan, pihaknya menawarkan fasilitas makan malam privat dalam program Sincia at Home. Makan malam disiapkan khusus oleh juru masak berpengalaman dan pengunjung akan dilayani dengan penuh perhatian, tetapi dengan tetap disiplin protokol kesehatan. Program ini bertarif Rp 588.000 per set dengan minimum pemesanan untuk empat orang.
Saat makan, lanjut Jonathan, pengunjung juga dihibur dengan kedatangan ”Dewa Keberuntungan” dan barongsai. ”Namun, tetap kami perhatikan protokol kesehatan,” katanya.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Pegawai Hotel Amaris Malang, Jawa Timur, mengenakan alat pelindung diri, mulai dari penutup wajah, masker, dan sarung tangan, serta tirai berbahan akrilik sesuai protokol kesehatan, Kamis (2/7/2020).
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto berharap berbagai paket, program, atau terobosan yang direncanakan dapat meningkatkan kinerja perhotelan pada Februari 2021. Secara umum, pemerintah perlu memberi stimulus untuk menggairahkan kinerja perhotelan.
”Misalnya, membebaskan hotel dan restoran dari penarikan pajak selama kurun waktu tertentu dengan harapan bisa memulihkan diri dan kembali mendorong perekonomian,” kata Adik.