Dalam Mandiri Investment Forum terungkap, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 4,43 persen, sejalan dengan pertumbuhan laju investasi yang diproyeksi mencapai 4 persen.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaksanaan vaksinasi Covid-19, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, dan pengoperasian Lembaga Pengelola Investasi diyakini akan menggenjot pertumbuhan investasi di dalam negeri. Semarak investasi akan turut menopang pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini.
Saat membuka Mandiri Investment Forum 2021 yang berlangsung secara virtual, Rabu (3/2/2021), Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengatakan, investasi akan mendukung pemulihan konsumsi masyarakat untuk menopang pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini.
Melalui dorongan berupa stimulus pemerintah yang telah digelontorkan sejak tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 4,43 persen. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan investasi tahun ini yang diproyeksi mencapai 4 persen.
”Pertumbuhan ekonomi akan didorong laju investasi. Kami optimistis stimulus yang digelontorkan pemerintah akan meningkatkan iklim bisnis yang menjadi magnet bagi investor asing,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh laju investasi. Kami optimistis stimulus yang digelontorkan pemerintah akan menaikkan iklim bisnis yang menjadi magnet bagi investor asing. (Darmawan Junaidi)
Darmawan merinci lima sektor yang berpotensi menjadi tujuan aliran penanaman modal asing tahun ini, yakni infrastruktur, kesehatan, pendidikan, komunikasi, dan manufaktur. Selain investasi berupa penanaman modal asing secara langsung, pertumbuhan investasi juga diproyeksi terjadi pada instrumen di pasar surat berharga negara (SBN) dan pasar modal.
Ia menambahkan, investor berharap program vaksinasi Covid-19—yang dimulai sejak awal tahun ini dan berlangsung hingga 2022—dapat berjalan lancar dan menekan penularan Covid-19. Aktivitas bisnis dan ekonomi yang kembali normal akan memulihkan kepercayaan investor untuk menanamkan investasi di Indonesia.
”Kami sebagai sektor swasta menyadari sepenuhnya kondisi ini serta berkomitmen kuat untuk mendukung pemerintah dan dunia usaha di Indonesia agar dapat menjadi destinasi investasi para pemilik modal dan korporasi pengelola aset,” katanya.
Gelaran Mandiri Investment Forum yang dihadiri 14.000 investor, termasuk 700 perusahaan asing, memberikan perkembangan informasi terkait peluang investasi di Indonesia dan sejumlah reformasi kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mempermudah investasi di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, perekonomian Indonesia sudah menunjukkan perbaikan. Sejumlah indikator, seperti pertumbuhan penjualan semen, kenaikan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia, serta pertumbuhan penjualan kendaraan roda empat, menjadi sinyal pergerakan ekonomi Indonesia keluar dari zona resesi.
Pada Januari 2021, PMI Manufaktur Indonesia 52,2 atau naik dari Desember 2020 yang sebesar 51,3. kenaikan PMI Manufaktur Indonesia tersebut berlangsung empat bulan berturut-turut. Selain itu, kenaikan PMI Manufaktur Indonesia pada Januari 2021 merupakan yang tertinggi selama enam tahun terakhir.
Sementara itu, meski penjualan kendaraan roda empat ritel sepanjang Januari hingga Oktober 2020 menurun 47 persen dibandingkan dengan secara tahunan, penjualan pada Oktober merupakan yang tertinggi sejak April 2020. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings memproyeksi penjualan mobil akan pulih secara bertahap tahun ini.
”Data yang ada menunjukkan kita sudah mulai bangkit dari resesi ini. Pada triwulan-triwulan selanjutnya, perekonomian Indonesia diproyeksi akan mengalami pemulihan yang jauh lebih cepat sehingga ruang berinvestasi semakin luas,” ujarnya.
Untuk memudahkan investor berinvestasi di dalam negeri, pemerintah telah menyederhanakan prosedur investasi yang sebelumnya sempat tumpang tindih antarlembaga melalui implementasi undang-undang omnibus law cipta kerja.
”Sebelumnya terdapat 521 jenis perizinan investasi yang diatur 25 lembaga berbeda. Pemerintah telah mempermudah lisensi aturan investasi. Akan tetapi, kalau ada perusahaan atau investor yang melanggar peraturan, pemerintah tetap akan menarik izinnya,” ujar Luhut.
Lembaga investasi
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, pengelolaan dana investasi di Lembaga Pengelola Investasi akan difokuskan untuk investasi infrastruktur dalam dua tahun pertama, seperti proyek jalan tol, bandara, dan pelabuhan.
”Proyek infrastruktur sangat menarik dalam jangka menengah. Ini pun sejalan pula dengan pemulihan ekonomi di mana arus di bandara hingga pelabuhan diperkirakan bakal membaik,” katanya.
Dalam jangka menengah, lanjut Kartika, investasi yang dikelola LPI akan diarahkan untuk sektor teknologi, seperti proyek serat optik untuk meningkatkan layanan internet secara merata di wilayah Indonesia. Adapun untuk jangka panjang, investasi akan dialirkan ke sektor kesehatan, sejalan dengan rencana pemerintah untuk membentuk induk rumah sakit.
Kartika menuturkan, LPI akan terbuka bagi investor swasta di dalam negeri dan luar negeri sehingga investasi yang dikelola tak melulu dari luar Indonesia. Sumber aliran investasi akan berasal dari sesama lembaga pengelola investasi negara lain, investasi dari lembaga dana pensiun luar negeri, dan investasi dari penempatan modal khusus.
”Sumber-sumber investasi tersebut tentunya juga harus memiliki ketertarikan spesifik, misalnya di sektor infrastruktur, teknologi, dan kesehatan,” ujarnya.