Pembatasan dan Data Covid-19 Tekan Optimisme Pelaku Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilingkupi sentimen negatif sepekan terakhir, antara lain terkait angka kasus Covid-19 dan kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat. Kekhawatiran pelaku pasar tekan pergerakan indeks.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar modal dibombardir oleh sentimen negatif yang dinilai mengganggu persepsi pelaku pasar. Namun, secara akumulasi investor asing masih mencatatkan pembelian bersih sepanjang tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah selama lima hari berturut-turut hingga Rabu (27/1/2021). Pada perdagangan kemarin, IHSG berada di level 6.109,17 atau terkoreksi 0,5 persen dibandingkan sehari sebelumnya. Data Bursa Efek Indonesia, investor asing mencatatkan penjualan Rp 6,78 miliar sepanjang perdagangan. Nilai 140 saham menguat, 359 saham melemah, dan 220 saham stagnan.
Menurut analis Binaartha Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama, IHSG dikelilingi sentimen negatif sehingga pelemahan indeks tidak terbendung sepekan terakhir. Kebijakan pemerintah memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali membebani optimisme investor akan tercapainya pemulihan ekonomi.
Persepsi itu diperburuk oleh jumlah kasus positif Covid-19 yang mencapai 1 juta kasus. ”Apa yang terjadi pada IHSG merupakan koreksi wajar atas respons investor terhadap kebijakan pemerintah terkait ekonomi,” ujar Nafan.
Akan tetapi, pelaku pasar masih memercayai mayoritas emiten pasar modal akan mencatatkan kinerja positif tahun ini. Optimisme itu terefleksi dari akumulasi pembelian saham oleh investor asing sejak awal Januari hingga 27 Januari 2020 yang mencapai Rp 11,81 triliun.
Nafan menambahkan, jika distribusi dan implementasi vaksin Covid-19 berjalan lancar sesuai target pemerintah, sentimen pelaku pasar akan pulih sepenuhnya. Kembali berputarnya roda ekonomi akan mengerek kinerja emiten sepanjang tahun 2021.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memprediksi IHSG masih berpotensi melemah hingga akhir pekan ini. ”IHSG juga masih dibayangi sikap wait and see pelaku pasar jelang pengumuman data pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan AS (Amerika Serikat) pada Kamis malam,” ujarnya.
Sentimen eksternal lain, lanjut Valdy, berasal dari penyampaian kebijakan suku bunga acuan The Fed dan konferensi pers Kepala The Fed Jerome Powell Kamis dini hari. Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar masih mengantisipasi data inflasi Januari 2021 yang dijadwalkan rilis awal pekan depan.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, pascapandemi Covid-19 upaya menjaga keseimbangan antara suplai dan permintaan di pasar modal menjadi krusial. Untuk menjaga permintaan dan penawaran investasi di pasar modal, OJK akan menggenjot kebijakan dan instrumen dalam menambah pasokan di pasar modal.
”Kalau instrumen tak ditambahi, permintaan dan pasokan bisa tidak seimbang sehingga harga saham bisa terganggu. Hal inilah yang harus dikendalikan sepanjang 2021 dengan cara mempercepat dan mempermudah emiten dalam menghimpun dana di pasar modal,” katanya.