Unilever Indonesia Komitmen Perkuat Sirkular Ekonomi
Tongkat estafet Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk kini berada dalam genggaman Ira Noviarti. Salah satu komitmen ke depan, Unilever dipastikan melanjutkan penerapan ekonomi sirkular untuk ekonomi lebih tangguh.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Unilever Indonesia Tbk kini memiliki pemimpin baru, yaitu Ira Noviarti yang menjabat sebagai Presiden Direktur Unilever Indonesia. Dalam kepemimpinannya, implementasi sirkular ekonomi tetap menjadi salah satu prioritas ke depan.
Sebelumnya, posisi Presiden Direktur Unilever Indonesia dijabat oleh Hemant Bakshi selama enam tahun. Ira yang telah berkarya selama 25 tahun di Unilever Indonesia kemudian secara resmi menjabat posisi tersebut per November 2020.
”Saya memasuki 2021 dengan harapan dan cukup optimis walaupun kita tahu, tahun sudah berbeda tetapi kondisi tidak terlalu banyak berubah. Sebagai pemimpin, saya akan mendengarkan setiap masukan dari berbagai perspektif sehingga dampaknya menjadi lebih baik,” kata Ira dalam bincang bersama media secara virtual, Rabu (27/1/2021).
Dalam membawa Unilever Indonesia melewati masa pandemi Covid-19 dan setelahnya, Ira melihat penerapan sirkular ekonomi dalam proses bisnis menjadi kebijakan strategis untuk membangun ekonomi nasional yang lebih tangguh. Tidak hanya mengurangi limbah yang mencemari lingkungan, penciptaan lapangan kerja pun semakin terbuka.
Dalam laporan ”The Economic, Social, and Environmental Benefits of Circular Economy in Indonesia” disebutkan, ekonomi sirkular dapat membantu mengurangi limbah sebesar 18-52 persen dibandingkan dengan skenario dasar atau business as usual pada 2030. Sebanyak 4,4 juta pekerjaan hijau baru juga berpotensi diciptakan antara tahun 2021 dan 2030.
”Pastinya kami percaya, Unilever sebagai perusahaan purpose led, perlu melakukan bisnis yang bertanggung jawab. Penerapan ekonomi sirkular akan membawa dampak positif baik bagi sosial dan lingkungan,” tuturnya.
Menurut Ira, ada tiga hal yang fundamental dilakukan Unilever Indonesia dalam menerapkan sirkular ekonomi. Pertama, mengambil bahan material dengan cara yang bertanggung jawab, antara lain memastikan tidak merusak hutan, lingkungan terjaga, serta supplier melakukan proses yang baik.
Kedua, produksi terus diarahkan untuk menerapkan praktik yang berkelanjutan sehingga aman bagi lingkungan dan pengguna. Dengan memastikan proses produksi aman, artinya juga memastikan kelestarian lingkungan terjaga.
”Ketiga, dari sisi kemasan plastik yang menjadi agenda kunci kami di Indonesia. Kami berkomitmen mengurangi jumlah penggunaan plastik dan menggunakan kemasan plastik daur ulang terhadap 100 persen produk kami,” kata Ira.
Komitmen mengatasi persoalan limbah plastik pun sempat disampaikan oleh Hemant. Menurut dia, ada sekitar 2.500 komunitas bank sampah di sejumlah daerah yang mengumpulkan hingga 10.000 ton plastik per tahun untuk didaur ulang.
Peran lainnya, kata Hemant, yaitu mendorong konsumen untuk beralih ke pengisian ulang dengan membawa wadah sendiri. Dengan cara ini, konsumen tidak perlu menggunakan kemasan plastik apa pun.
”Sementara kami memainkan peran kami, masalah ini dapat diselesaikan jika semua orang yang terlibat di dalamnya. Perusahaan seperti kami harus bekerja sama, pemerintah, dan warga negara harus bersatu untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Hemant.
Strategi
Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan signifikan terhadap pasar fast moving consumer goods (FMCG) atau barang konsumsi. Misalnya, tuntutan higienitas yang kian meningkat sehingga mendorong perusahaan juga untuk beradaptasi dengan cepat.
Ira menilai, bisnis FMCG di 2021 pada semester I akan lebih baik dibandingkan pada awal 2020 yang terdampak akibat Covid-19. Perbaikan dan pemulihan ekonomi diyakini akan semakin nampak pada kinerja di semester II-2021.
”Yang bisa dilakukan, kami ingin menggerakkan pasar, menstimulasi konsumsi, dan memberikan produk-produk terbaik kepada masyarakat. Melalui cara ini, Unilever Indonesia juga akan membantu pemerintah dalam pemulihan ekonomi yang lebih cepat,” ujarnya.
Strategi bagi perusahaan, kata Ira, adalah mendengarkan setiap masukan dari karyawan, termasuk dari konsumen terkait apa yang menjadi kebutuhan. Dengan mengetahui kebutuhan masyarakat, perusahaan dapat berinovasi dan tetap melayani.
”Transformasi digital juga menjadi strategi untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik secara digital sebagai kekuatan dari perusahaan. Aspek yang paling kritikal adalah bagaimana perusahaan tidak mengurangi karyawan dengan melakukan efisiensi biaya produksi,” tutur Ira.
Menurut dia, karyawan merupakan aset terpenting dari kemajuan suatu perusahaan. Meski saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19, dengan mengembangkan potensi dan talenta yang dimiliki, maka setiap karyawan akan siap menghadapi tantangan setelah Covid-19.
Penerapan berbagai strategi ini diharapkan dapat membawa Unilever Indonesia tetap konsisten dalam mencatatkan pertumbuhan bisnis. Tidak hanya itu, keberhasilan perusahaan juga diraih saat memberi dampak positif bagi masyarakat serta lingkungan.
Sebagai catatan, per triwulan III-2020, Unilever Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,4 triliun, turun 1,27 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp 5,51 triliun. Laba ditopang oleh penjualan bersih yang mencapai Rp 32,4 triliun, tumbuh 0,3 persen secara tahunan.