Ekspor Perikanan Prospektif, Udang dan Rumput Laut Jadi Andalan
Ekspor perikanan Indonesia tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Tahun ini ekspor bahkan ditargetkan 6,05 miliar dollar AS atau naik 16 persen dibandingkan tahun 2020. Udang dan rumput laut menjadi komoditas andalan.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mendorong perikanan hasil budidaya menjadi penggerak ekspor perikanan Indonesia tahun 2021. Sebab, potensi peningkatan produksi dan nilai tambahnya dinilai masih cukup besar, sementara pasarnya diprediksi tetap tumbuh.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat, total ekspor perikanan Indonesia sepanjang tahun 2020 mencapai 1.262.000 ton senilai 5,203 miliar dollar AS. Volume itu meningkat 6,6 persen dibandingkan ekspor tahun 2019, sementara nilainya tumbuh 5,4 persen. Realisasi nilai ekspor itu masih di bawah target 2020 yang ditetapkan, yakni 5,3 miliar dollar AS. Namun, tahun ini nilai ekspor perikanan ditargetkan 6,05 miliar dollar AS.
Di sisi nilai, kontribusi terbesar berasal dari komoditas udang, yakni 2,04 miliar dollar AS atau 39,21 persen dari total nilai ekspor Indonesia tahun lalu, diikuti tuna-cakalang sebesar 724 juta dollar AS (13,92 persen). Sementara komoditas cumi-sotong-gurita tercatat 509 juta dollar AS (9,79 persen), rajungan-kepiting 367 juta dollar AS (7,05 persen) dan rumput laut 279,6 juta dollar AS (5,2 persen).
Adapun dari sisi volume, ekspor udang tercatat 239.230 ton (18,9 persen), tuna-cakalang yakni 195.710 ton (15,51 persen), rumput laut 195.570 ton (15,5 persen) dan cumi-sotong-gurita 140.040 ton (11,1 persen).
Menurut Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Artati Widiarti, komoditas unggulan yang diharapkan mendongkrak ekspor tahun ini adalah udang, rumput laut, tuna-cakalang, dan cumi-sotong-gurita. Permintaan sejumlah komoditas itu diprediksi tetap tinggi.
Ekspor rumput laut, berupa produk olahan, diharapkan terus meningkat. Oleh karena itu, pemerintah mendorong hilirisasi yang menghasilkan produk bernilai tambah. Lobster hasil budidaya juga berpotensi dikembangkan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen lobster.
”Kalau Indonesia ekspor bahan mentah, artinya menghidupkan industri di luar negeri,” ujar Artati, Selasa (26/1/2020).
Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Produsen, Pengolahan, dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo mengemukakan, peningkatan ekspor udang didorong oleh pemasaran produk ritel, yakni berupa udang olahan. Penjualan produk udang olahan meningkat hampir 40 persen. Sejumlah pelaku industri pengolahan perikanan mulai menggarap pasar ritel melalui produk olahan.
Menurut Budhi, industri pengolahan yang sempat anjlok di awal pandemi Covid-19 mulai bangkit dan menggarap pasar ekspor yang bergeser. Banyak unit pengolahan udang yang mengalihkan pemasarannya dari hotel, restoran, dan katering jadi langsung ke konsumen akhir atau pasar ritel.
Pasar utama tujuan ekspor udang antara lain Amerika Serikat (AS) dan Jepang. “Tahun ini, tren pasar ritel udang olahan diprediksi tetap dominan,” ujar Budhi.
Salah satu produk andalan untuk pasar ritel adalah olahan udang, berupa udang yang sudah dimasak (cooked shrimp) dan udang tepung (breaded shrimp). Tahun lalu, ekspor udang tepung ke AS tumbuh hampir 200 persen dibandingkan 2019 sehingga posisi Indonesia naik dari peringkat ke-4 menjadi peringkat ke-1 pemasok produk udang tepung ke AS.
Hingga saat ini, komposisi pasar ritel dibandingkan hotel, restoran, dan katering ditaksir berbanding 70:30. Tren ini diprediksi berlanjut. Permintaan bahan pangan untuk hotel, restoran, kafe, dan katering diperkirakan baru akan pulih tahun 2022. ”Kami berharap suplai udang tetap terus tumbuh sehingga target peningkatan nilai ekspor 250 persen pada tahun 2024 bisa tercapai,” kata Budhi.
Direktur Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Machmud Sutedja mengemukakan, ekspor udang tahun ini ditargetkan sekitar 2,45 miliar dollar AS atau naik 20 persen, sedangkan rumput laut sekitar 300 juta dollar AS atau tumbuh 7,1 persen. Pemerintah berencana lebih fokus mengembangkan ekspor perikanan budidaya dan memperkuat ekspor produk perikanan tangkap unggulan tahun ini.
”Diperlukan upaya menjaga mutu (produk) dalam setiap rantai pemasaran dengan penerapan sistem rantai dingin serta pemenuhan persyaratan global dan negara tujuan, seperti ketertelusuran, keberlanjutan, keamanan pangan, dan kualitas,” katanya.