Transformasi ditopang digitalisasi akan mempercepat pemulihan ekonomi pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Usaha mikro, kecil, dan menengah didampingi serta diberi pelatihan masuk ekosistem digital.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mendorong strategi inovasi, adaptasi, dan kolaborasi untuk pemulihan ekonomi di sektor pariwisata serta ekonomi kreatif. Transformasi melalui akselerasi proses digitalisasi akan mempercepat tahapan pemulihan ekonomi tahun ini.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan, tahapan pemulihan ekonomi merupakan tahap paling menantang. Masa pandemi Covid-19 perlu dipandang sebagai proses transformasi yang mengharuskan pemangku kepentingan untuk berpikir di luar kotak (out of the box), menerapkan bisnis dengan cara yang tidak biasa, serta mengakselerasi proses digitalisasi dan keberlanjutan.
Sepanjang 2020, wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia hanya 3,56 juta kunjungan atau merosot 70,57 persen secara tahunan akibat pandemi Covid-19. Sementara ada 34 juta lapangan kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan jumlah pekerja 90 juta orang. Indonesia perlu mengubah pola pikir yang selama ini cenderung mengejar wisman. Oleh karena itu, perlu bauran kebijakan untuk menyelamatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif agar sektor ini tidak sampai mengalami kerusakan yang lebih permanen.
”Ini kesempatan mengubah pola pikir, kita mengejar 20 juta wisman, tetapi kita lupa (potensi) wisatawan Nusantara kita. Kita bicara infrastruktur, tetapi lupa aspek keberlanjutan,” katanya dalam webinar ”Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi 2021: Harapan, Tantangan, dan Strategi Kebijakan”, yang diselenggarakan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia, Rabu (27/1/2021).
Sandiaga menambahkan, untuk bisa keluar dari situasi pandemi dan pelemahan ekonomi, aspek kesehatan menjadi faktor utama yang harus ditangani. Hal yang tak boleh dilupakan adalah penerapan mahadata terkait wisnus, adaptasi dengan mengadopsi protokol kesehatan, dan kolaborasi dengan merangkul seluruh pemangku kepentingan. Di samping itu, bantuan hibah dan stimulus perlu diberikan hingga ke desa wisata dan pemandu wisata.
Digitalisasi menjadi salah satu terobosan yang dapat mendorong sektor ekonomi bangkit lebih cepat. Tahun ini, Kemenparekraf akan meluncurkan tur virtual untuk pengalaman berwisata guna mendorong pemulihan kepercayaan di sektor pariwisata.
Untuk bisa keluar dari situasi pandemi dan pelemahan ekonomi, aspek kesehatan menjadi faktor utama yang harus ditangani.
Founder dan CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata mengungkapkan, pandemi Covid-19 membawa tantangan besar bagi industri makanan dan minuman yang hampir merugi karena perkantoran dan pusat perbelanjaan sepi pengunjung. Dampaknya, tidak hanya pendapatan hilang, tetapi biaya justru meningkat untuk penerapan standar protokol kesehatan. Pelaku usaha harus beradaptasi untuk bisa selamat dari pandemi.
Edward mengaku, salah satu cara untuk bertahan adalah menelusuri pergerakan konsumen yang lebih banyak beraktivitas di rumah dan menggunakan aplikasi digital untuk pemasaran. Dengan aplikasi itu, transaksi sepanjang 2020 meningkat 200 persen. Selain itu, Kopi Kenangan membuka gerai di daerah residensial dan menyesuaikan produk dengan kebutuhan pelanggan. Digitalisasi dinilai penting untuk mengetahui posisi konsumen dan pesanan yang diminati selama pandemi.
Salah satu cara untuk bertahan adalah menelusuri pergerakan konsumen yang lebih banyak beraktivitas di rumah dan menggunakan aplikasi digital untuk pemasaran.
”Strategi kami bukan menutup toko, tetapi menggunakan data. Kita harus beradaptasi dan menjemput bola dengan tidak hanya mengandalkan (pemasaran) di mal dan perkantoran,” katanya.
Ia menambahkan, belum semua pelaku usaha UMKM memiliki pemahaman terhadap ekosistem digital. Agar pelaku UMKM bisa segera bangkit dan pulih, perlu diberi pelatihan terkait ekosistem digital, penyederhanaan proses perizinan, serta stimulus dan kredit modal kerja.
Pemulihan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengemukakan, upaya mendorong digitalisasi UMKM di Jawa Tengah terus dilakukan untuk mendorong pemulihan, di antaranya melalui pelatihan cara menjual produk secara daring. UMKM memerlukan bantuan dan pendampingan agar bisa adaptif melalui kerja sama dengan pelaku e-dagang.
Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto, mengemukakan, kebijakan dana desa dinilai memiliki dampak terkait pemulihan perekonomian desa di masa pandemi. Meski demikian, perekonomian desa perlu dikoneksikan dengan digital agar pemulihan bisa lebih cepat.
Ia menambahkan, ada harapan pemulihan ekonomi bisa dimulai dari desa, tetapi tetap memerlukan kreativitas dan inovasi di setiap desa. Desa dengan akses internet yang lebih baik cenderung lebih kuat selama pandemi.
Perekonomian desa perlu dikoneksikan dengan digital agar pemulihan bisa lebih cepat.
”Dana desa berpotensi membantu proses pemulihan ekonomi Indonesia. Namun, dana desa lebih banyak berpengaruh di desa-desa maju, sedangkan daerah tertinggal dampaknya tidak lebih besar,” katanya.