Kata-kata pimpinan yang tulus dan berkesan merangkul semua yang berada di kapal korporasi sangat mungkin membawa kapal menuju ke suatu tempat yang lebih baik.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Botanis Nikolai Vavilov, atau nama lengkapnya Nikolai Ivanovich Vavilov, sejak muda mencintai tanaman. Saat menjadi Kepala Botani Terapan di Saint Petersburg, Rusia, ia mempunyai visi dan ucapan yang sangat berpengaruh. Anak buahnya bahkan memilih mengorbankan diri demi cita-cita dan visi Vavilov.
Pada 2008, kisah hidup Vavilov (1887-1943) semakin populer ketika penulis Peter Pringle menulis kehidupannya dalam buku berjudul The Murder of Nikolai Vavilov. Ia dikenal mengumpulkan berbagai benih tanaman pangan dari berbagai belahan dunia. Saat muda ia pernah mengucapkan, ”Hidup itu pendek, kita harus bergegas”.
Ucapan itu sepertinya mendorong dia tekun belajar hingga mencapai prestasi tertinggi di kelas. Ia juga bekerja sangat keras, gemar mengeksplorasi, membuat capaian di dunia akademik, dan sukses berkarier dalam pekerjaan. Saat dilantik menjadi Kepala Botani Terapan, ia memiliki visi yang sepintas terlihat sangat sederhana.
Buku The Infinite Game karya Simon Sinek menyebutkan ucapan Vavilov, ”Saya ingin lembaga ini menjadi lembaga yang dibutuhkan dan sedapat mungkin bermanfaat bagi setiap orang. Saya ingin mengumpulkan berbagai tanaman pangan dari berbagai tempat sehingga lembaga ini mempunyai warisan kekayaan tanaman pangan dan tumbuhan lain. Belum tentu berhasil, tetapi saya ingin mencoba.”
Ucapan sederhana itu ternyata menjadi visi dan cita-cita mereka yang bekerja di lembaga itu. Lembaga ini berkembang dan membangun bank benih. Ketika Jerman menyerbu Saint Petersburg pada 1941, lembaga ini dipertahankan karena yakin bisa menghidupi warga sampai kapan pun. Hitler yang mendengar keberadaan lembaga ini ingin mengambilnya. Pekerja di lembaga itu bekerja sembunyi-sembunyi.
Mereka tetap berkebun di tempat-tempat yang tidak diketahui pasukan Jerman. Mereka juga menyelundupkan benih pertanian ke luar kota. Para ilmuwan bekerja demi visi yang diucapkan Vavilov. Mereka percaya dengan visi itu hingga bekerja sangat keras agar bank benih tanaman pangan terlindungi dan tidak diketahui pihak Jerman. Bayarannya mahal, sembilan ilmuwan meninggal karena kelaparan.
Seorang saksi hidup bank benih itu mengatakan, di tengah desing peluru di udara, mereka tetap menjaga bank benih. Mereka tidak pernah terpikir memakan benih itu, meskipun kelaparan. Sebab, mereka berpikir, belum tahu kapan perang selesai sehingga bank benih masih dibutuhkan dalam waktu lama. Mereka ingat ucapan Vavilov sehingga tanpa sadar melakukan sesuatu yang lebih besar dibandingkan dengan demi dirinya sendiri.
Mereka ingat ucapan Vavilov sehingga tanpa sadar melakukan sesuatu yang lebih besar dibandingkan dengan demi dirinya sendiri.
Kisah Vavilov menjadi contoh betapa ucapan seorang pimpinan bisa menjadi sebuah visi. Visi yang menggerakkan orang, bahkan sampai ada yang memilih mengorbankan diri. Bank benih bagi mereka adalah gerakan total yang muncul karena sebuah visi, yang meskipun sederhana, melekat bagi orang-orang di sekitarnya. Mereka bersedia untuk melakukan apa pun demi cita-cita yang besar dan tak berujung.
Kisah Vavilov menjadi contoh betapa ucapan seorang pemimpin bisa menjadi sebuah visi.
Kisah Vavilov menjadi aktual di tengah krisis akibat pandemi Covid-19, terutama bagi mereka yang ada di dalam korporasi. Kita berada di sebuah krisis yang kita sendiri belum bisa memastikan ujungnya. Oleh karena itu, korporasi membutuhkan visi dan tindakan para eksekutifnya untuk memandu agar semuanya tetap tenang dan bekerja keras bagi cita-cita yang lebih besar.
Ucapan seorang pimpinan di korporasi bisa memandu menyelesaikan masalah di tengah masa yang rumit dan berat. Ucapan pimpinan tidak perlu kata-kata indah dan muluk-muluk. Kata-kata yang tulus dan berkesan merangkul semua yang berada di kapal korporasi sangat mungkin membawa kapal menuju ke suatu tempat yang lebih baik.
Seorang pimpinan salah satu perusahaan pernah mengatakan kepada karyawannya kurang lebih seperti ini, ”Saya tidak mempunyai solusi untuk saat ini, situasinya sangat berat, tetapi Saya yakin Kalian mempunyai solusi”.
Apa yang terjadi? Karyawan merasa dipercaya. Mereka bekerja makin keras. Perusahaan bisa keluar dari masalah yang membelit di tengah pandemi. Usaha mereka menemukan jalan keluar karena produk yang selama ini dijual dalam partai besar bisa dijual di ritel dengan ukuran yang lebih kecil.
Sepertinya ketenangan pimpinan korporasi dalam menakhodai kapal lebih diperlukan daripada berkutat pada target-target angka di tengah situasi yang rumit. Ucapan mereka yang dipenuhi target bisnis malah memusingkan karyawan, yang juga sudah tertimpa banyak masalah.
Ketenangan pimpinan korporasi dalam menakhodai kapal lebih diperlukan daripada berkutat dengan target-target angka di tengah situasi yang rumit.
Ketulusan pimpinan dalam tindakan dan ucapan, sekali lagi, mungkin malah bisa membawa perusahaan keluar dari masalah. Ucapan tulus bisa menjadi sebuah mantra yang membuat perubahan, menggerakkan orang-orang, dan abadi. Vavilov telah membuktikan. Setelah ia meninggal, visinya menginspirasi negara-negara lain membangun bank benih.