ORI019 Bisa Dipesan Mulai Hari Ini, Minimal Rp 1 Juta
Mulai Senin (25/1/2021) sampai dengan 18 Februari 2021, masyarakat bisa memesan surat berharga negara ritel ORI019. Kali ini, tingkat kupon tetap 5,57 persen sampai dengan jatuh tempo pada 15 Februari 2024.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mengawali tahun ini, pemerintah menawarkan obligasi ritel negara atau ORI019 mulai Senin (25/1/2021) pukul 09.00 WIB. Selama masa penawaran sampai dengan 18 Februari 2021 pukul 10.00 WIB, masyarakat dapat memesan obligasi ritel minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.
ORI019 memiliki jenis kupon tetap 5,57 persen per tahun, sampai dengan saat jatuh tempo pada 15 Februari 2024. Pembayaran imbal setiap tanggal 15 per bulan, yang ditransfer ke rekening investor.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan menuturkan, penetapan kupon Surat Berharga Negara (SBN) ritel mempertimbangkan berbagai faktor acuan, antara lain pergerakan imbal hasil surat utang di pasar sekunder, imbal hasil alternatif investasi lain, dan indikator makroekonomi. Berbagai pertimbangan itu juga mendasari penetapan masa penawaran ORI019.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pemerintah membuka masa penawaran SBN ritel untuk jenis ORI pada paruh kedua, bukan pada awal tahun.
”Kondisi saat ini, imbal hasil SBN di pasar sekunder maupun alternatif investasi lain, seperti deposito perbankan, masih dalam tren yang rendah. Demikian pula suku bunga acuan Bank Indonesia yang masih di level 3,75 persen,” ujar Deni yang dihubungi Minggu (24/1).
Tingkat kupon ORI019 sebesar 5,57 persen lebih rendah dibandingkan dengan ORI018 yang sebesar 5,7 persen yang ditawarkan pada Oktober 2020 dan ORI017 sebesar 6,4 persen yang ditawarkan Juni 2020.
Pada tahun-tahun sebelumnya, pemerintah membuka masa penawaran SBN ritel untuk jenis ORI pada paruh kedua, bukan pada awal tahun.
Deni mengatakan, pemerintah optimistis instrumen investasi SBN ritel, terutama ORI, masih diminati masyarakat, terutama generasi milenial. Sebab, tingkat kupon yang ditawarkan masih lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen investasi lain, suku bunga acuan BI, serta tingkat inflasi.
Di sisi lain, risiko gagal bayar ORI019 sangat rendah, bahkan nyaris nol. Investasi ORI019 dijamin negara melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. ORI019 juga bebas dari risiko likuiditas karena dapat dijual atau dicairkan sebelum jatuh tempo.
Dihubungi secara terpisah, Minggu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah Redjalam berpendapat, ORI merupakan alternatif investasi yang menarik di tengah pandemi Covid-19. Di masa pandemi likuiditas berlimpah, yang tecermin dari pertumbuhan dana pihak ketika (DPK) dan tren penurunan suku bunga.
Peminat ORI diperkirakan masih akan tinggi karena ada harapan kondisi perekonomian domestik membaik secara bertahap. Momentum pemulihan ekonomi pada 2021 semakin kuat seiring dengan program vaksinasi dibarengi penerapan protokol kesehatan ketat.
”Penjualan ORI atau SBN ritel secara umum pada tahun ini masih bisa memenuhi target pemerintah,” kata Piter.
Pada 2021, pemerintah berencana menerbitkan SBN ritel sebanyak tujuh kali dalam lima seri, yakni ORI, sukuk ritel (SR), cash waqf linkedsukuk (CWLS), savings bond ritel (SBR), dan sukuk tabungan (ST). Target indikatif dari tujuh kali penerbitan SBN ritel tersebut Rp 80 triliun.
Menurut rencana, empat seri SBN ritel akan terbit pada paruh pertama 2021, sementara tiga seri lainnya terbit paruh kedua 2021.
Target indikatif dari tujuh kali penerbitan SBN ritel tersebut Rp 80 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman, Minggu, menambahkan, pemerintah mencermati dinamika yang terjadi. Kondisi likuiditas pada awal tahun cukup berlimpah sehingga diharapkan minat investasi ke SBN ritel masih relatif kuat.