Perusahaan Induk Buka Peluang Jadikan BRI Agro sebagai Bank Digital
Untuk belanja modal di bidang teknologi informasi tahun ini, BRI akan menganggarkan dana sebesar Rp 3,5 triliun.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Rakyat Indonesia Tbk berencana mentransformasi anak usahanya, PT BRI Agroniaga Tbk atau BRI Agro, menjadi bank yang fokus untuk segmen digital. Dengan memiliki bank digital, BRI ingin berperan lebih dalam mendorong inklusi keuangan di Tanah Air.
Dalam konferensi pers virtual seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kamis (21/1/2021), Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, kelincahan bisnis BRI Agro membuat perusahaan induk bisa lebih fleksibel dalam mengubah model bisnis anak usahanya.
Saat ini bisnis BRI Agro fokus pada sektor agrobisnis. Untuk menjadikan BRI Agro sebagai bank digital, dibutuhkan persiapan yang matang dan tidak singkat sehingga rencana tersebut belum dapat terealisasi dalam waktu dekat.
”Untuk menjadikan BRI Agro sebagai bank digital, kami masih perlu mempersiapkan infrastruktur, produk, sumber daya manusia, dan perlu melakukan kajian lebih dalam terkait target pasar,” kata Sunarso.
Untuk menjadikan BRI Agro sebagai bank digital, kami masih perlu mempersiapkan infrastruktur, produk, sumber daya manusia, dan perlu melakukan kajian lebih dalam terkait target pasar.
Berdasarkan hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks inklusi keuangan Indonesia masih 76,19 persen. Artinya, dari setiap 100 penduduk di Indonesia yang sudah memiliki akses ke lembaga jasa keuangan atau ke produk-produk jasa keuangan, baru 76 orang.
Menurut Sunarso, kemudahan akses layanan bank digital menjadi opsi paling baik dan paling cepat untuk meningkatkan persoalan inklusi keuangan. Dengan memiliki anak usaha bank digital, BRI diharapkan dapat berperan dalam upaya meningkatkan angka inklusi keuangan.
BRI juga tetap membuka peluang untuk melakukan aksi korporasi lewat akuisisi tahun ini. Oleh karena itu, bank pelat merah ini akan menyiapkan anggaran tidak kurang dari Rp 5 triliun jika ditemukan peluang akuisisi.
”Setiap tahun, anggaran aksi korporasi BRI tidak kurang dari Rp 5 triliun tetapi kenyataan tidak pernah pas. Tahun ini tetap kami anggarkan sebesar itu dan kami akan melihat apakah ada yang cocok,” kata Sunarso.
Untuk ekspansi organik, BRI akan fokus membidik segmen UMKM dengan target penyaluran kredit bisa tumbuh sekitar 6 persen. Sunarso memastikan saat ini infrastruktur beserta produk-produk BRI sudah disiapkan untuk menyasar target pasar tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Digital, Teknologi, dan Informasi BRI Indra Utoyo mengatakan, untuk belanja modal di bidang teknologi informasi tahun ini, BRI akan menganggarkan dana sebesar Rp 3,5 triliun. Anggaran belanja modal tersebut hampir mirip dengan tahun sebelumnya.
”Dana tersebut akan digunakan untuk memodernisasi inti perbankan dan perangkat-perangkat unit kerja BRI yang melakukan transformasi,” ujarnya.
Untuk belanja modal di bidang teknologi informasi tahun ini, BRI akan menganggarkan dana sebesar Rp 3,5 triliun.
RUPSLB BRI di awal 2021 juga menetapkan kepengurusan baru di jajaran direksi dan komisaris perseroan. Berdasarkan keputusan tersebut, maka susunan Dewan Komisaris dan Jajaran Direksi BRI adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Kartika Wirjoatmodjo
Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen: Ari Kuncoro
Komisaris Independen: R Widyo Pramono
Komisaris Independen: Rofikoh Rokhim
Komisaris Independen: Hendrikus Ivo
Komisaris Independen: Dwi Ria Latifa
Komisaris Independen: Zulnahar Usman
Komisaris: Rabin Indrajad Hattari
Komisaris: Nicolaus Teguh Budi Harjanto
Komisaris: Hadiyanto
Anggota Direksi
Direktur Utama: Sunarso
Wakil Direktur Utama: Catur Budi Harto
Direktur Keuangan: Viviana Dyah Ayu Retno
Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN: Agus Noorsanto
Direktur Digital dan Teknologi Informasi: Indra Utoyo
Direktur Bisnis Mikro: Supari
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah: Amam Sukriyanto
Direktur Jaringan dan Layanan: Arga Mahanana Nugraha