Kolaborasi menjadi tuntutan di masa pandemi Covid-19 untuk mengakomodasi perubahan.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sinergi pelaku industri dengan pemerintah, akademisi, pebisnis, dan institusi lainnya dapat menopang kemandirian secara nasional. Kolaborasi akan melengkapi kompetensi setiap pemain di dalam ekosistem.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius menegaskan, industri farmasi nasional membutuhkan kolaborasi antara akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, dan institusi kesehatan baik di dalam negeri maupun luar negeri.
”Dengan demikian, industri farmasi dapat meningkatkan inisiatif penelitian dan pengembangan serta teknologi transfer bahan baku obat sehingga kemandirian industri kesehatan Indonesia terwujud dalam jangka menengah dan panjang,” ujarnya saat dihubungi setelah acara Kompas100 CEO Forum, Kamis (21/1/2021).
Kompas100 CEO Forum yang diselenggarakan secara dalam jaringan dan luar jaringan bertema ”Let’s Collaborate: Rising in Pandemic Era”. Dalam forum yang dihadiri para CEO perusahaan dalam daftar emiten Kompas100 itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kunci.
Dalam mencapai tujuan tersebut, kesiapan dan kompetensi sumber daya manusia dalam mengadopsi kemajuan teknologi yang ada secara tepat waktu dan tepat sasaran menjadi tantangan. Kolaborasi dapat menjadi solusi sekaligus akselerator karena setiap pihak yang terlibat dapat menutupi celah kompetensi yang belum tersedia atau belum siap.
Vidjongtius menyebutkan, dalam jangka pendek, perusahaan bersama industri farmasi nasional terlibat dalam penyediaan obat dan kebutuhan pendukung kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Industri farmasi turut berperan dalam uji klinis vaksin.
Sementara, Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk A Stefanus Ridwan S menilai, kolaborasi antarpebisnis, baik di sektor ritel maupun properti, dapat menggabungkan konsumen yang dimiliki setiap pihak. Penggabungan tersebut penting seiring perubahan gaya hidup dan pola belanja konsumen akibat pandemi Covid-19.
Kolaborasi antarpebisnis, baik di sektor ritel maupun properti, dapat menggabungkan konsumen yang dimiliki setiap pihak.
Dia mencontohkan, kolaborasi antara peritel pakaian jadi dan pemilik jenama yang menghasilkan produk bernilai tambah. Kolaborasi dalam ekosistem pusat perbelanjaan dan properti dapat diterapkan pada aspek pengantaran barang dan arus informasi.
Menurut Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk Agung Budi Waskito, tahun 2021 akan menjadi titik balik konstruksi nasional. ”Hal ini didukung rencana vaksinasi dan percepatan proyek strategis nasional yang harus selesai pada 2024 serta proyeksi pertumbuhan ekonomi yang berkisar 4-5 persen,” katanya saat dihubungi.
Tahun 2021 akan menjadi titik balik konstruksi nasional.
Agar dapat terwujud, optimisme tersebut membutuhkan peran dari sektor lain. Dia menyoroti korporasi yang masih bersikap melihat dan menunggu situasi, serta menunda pengeluaran belanja modal, khususnya yang berdampak pada konstruksi.
Oleh sebab itu, PT Wijaya Karya Tbk akan fokus pada penguatan struktur keuangan perusahaan, salah satunya dengan efisiensi dan menekan biaya produksi, sembari menangkap pasar proyek pemerintah dan memprioritaskan investasi yang bersifat cepat dan mudah dicapai. Secara internal, perusahaan juga tengah menguatkan sumber daya manusia dan teknologi informasi.
Pelajari risiko
Vidjongtius menyatakan, pelaku industri akan mempelajari risiko dampak lingkungan yang berkaitan dengan unsur kimia dasar seiring dengan pertambahan industri. Dengan demikian, kemandirian industri farmasi dapat terwujud selaras dengan pembangunan ekonomi hijau.
Adapun, menurut Agung, dalam rangka mewujudkan ekonomi hijau, perusahaan telah mengimplementasikan konsep konstruksi berkelanjutan sejak tahap perencanaan. Dengan demikian, dampak buruk industri konstruksi pada lingkungan dapat ditekan.
Bagi Stefanus, penerapan prinsip ekonomi hijau di sektor ritel dan properti berkaitan dengan pengelolaan limbah dan penghematan energi. ”Prinsip-prinsip ekonomi hijau juga selaras dengan gaya hidup sehat yang kini jadi sorotan konsumen. Dampaknya, badan kita sehat, lingkungan pun sehat,” ujarnya.