Kolaborasi memberi banyak makna bagi pebisnis, termasuk yang bergerak di bidang industri tekstil.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kolaborasi merupakan aspek penting dalam transformasi, khususnya di tengah situasi pandemi Covid-19. Kolaborasi dapat bermuara pada proses produksi yang kompetitif, inovatif, dan kreatif.
Dalam Kompas100 CEO Forum ke-11, Kamis (21/1/2021), Presiden Joko Widodo menyampaikan, tahun 2021 merupakan momentum transformasi. Pebisnis diharapkan dapat bangkit, melalui masa krisis, dan semakin tangguh.
Kompas100 CEO Forum kali ini bertema ”Let’s Collaborate: Rising in Pandemic Era”. Diskusi dimoderatori oleh Yanuar Nugroho.
Menanggapi pesan itu, Vice CEO PT Pan Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto menggarisbawahi arti penting kolaborasi dalam rantai pasok industri tekstil dan sandang dari hulu ke hilir di Indonesia. Kemitraan dengan pebisnis di negara tetangga juga penting.
”Industri sandang mesti kompetitif, inovatif, dan kreatif untuk memenuhi konsumsi, baik di tingkat domestik maupun ekspor. Agar kolaborasi dapat berjalan untuk tujuan tersebut, sumber daya manusia dari hulu hingga hilir industri tekstil dan pakaian jadi perlu secara terus-menerus meningkatkan dan memperbarui kemampuannya,” ujarnya.
Kolaborasi yang tak kalah vital untuk bertransformasi adalah menggandeng usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di rantai industri tekstil dan pakaian jadi. Dia menyebutkan, kerja sama dengan UMKM selama ini telah membantu Pan Brothers dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya.
Agar kolaborasi dapat berjalan untuk tujuan tersebut, sumber daya manusia dari hulu hingga hilir industri tekstil dan pakaian jadi perlu secara terus-menerus meningkatkan dan memperbarui kemampuannya.
Anne menambahkan, transformasi juga perlu pendanaan. Oleh karena itu, koordinasi dan relasi dengan industri perbankan juga berperan signifikan. Apalagi, perbankan berperan memfasilitasi pendanaan bagi industri tekstil dan pakaian jadi dari pemerintah.
Ekonomi hijau
Presiden menyoroti pembangunan ekonomi hijau yang diwarnai emisi karbon rendah, efisiensi pengelolaan sumber daya alam, dan inklusivitas sosial dalam jangka panjang. Hal ini didorong kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap kelestarian lingkungan.
Menanggapi arahan tersebut, Anne menyebutkan, perusahaan telah menyelaraskan konsep kelestarian atau keberlanjutan dalam investasi dan belanja modal. Nilai-nilai kelestarian alam juga sejalan dengan revolusi industri 4.0 yang menempatkan sumber daya manusia dan teknologi sebagai motor.
Perusahaan telah menyelaraskan konsep kelestarian atau keberlanjutan dalam investasi dan belanja modal.
Selain itu, pada Agustus 2020, perusahaan telah meluncurkan komitmen untuk mencapai tujuh tujuan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). ”Komitmen ini tidak hanya berada di tingkat manajemen puncak, tetapi menyeluruh hingga ke semua tenaga kerja,” katanya. (JUD)