Peningkatan Nilai Ekspor Tidak Dinikmati Pencari Sarang Burung Walet di Kebumen
Pencari sarang burung walet di Kebumen, Jawa Tengah belum merasakan dampak positif dari kenaikan nilai ekspor yang diklaim Kementerian Pertanian. Populasi burung yang menurun dan kualitas sarang jadi tantangan.
Sejumlah produk ekspor pertanian Jawa Tengah dipamerkan pada ekspor raya di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Kamis (30/4/2020). Sejumlah komoditas itu antara lain biji kopi, kapulaga, karet, sarang burung walet, kacang tanah, bungkil biji kapuk, dan permen jahe, dengan total nilai Rp 13,7 miliar.
KEBUMEN, KOMPAS – Pencari sarang burung walet di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah tidak menikmati langsung nilai ekspor komoditas ini yang diklaim terus meningkat. Pemasukan yang didapat pencari sarang burung walet hanya berkisar Rp 500.000-Rp 1 juta sekali panen.
“Sekali panen dapatnya sekitar 3-4 kilogram. Harganya berkisar Rp 3 juta – Rp 5 juta per kilogram. Kalau kualitasnya sangat bagus ya sekitar Rp 7 juta per kilogram. Dengan sistem bagi hasil, bisa terima antara Rp 500.000-Rp 1 juta per orang,” kata Miran (45) pencari sarang burung walet Desa Karangduwur saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (19/1/2021).


