Tiga Pekan ke Depan Seluruh Tenaga Kesehatan di Surabaya Sudah Divaksinasi
Pemerintah Kota Surabaya menargetkan tiga minggu ke depan seluruh tenaga kesehatan serta tenaga penunjang non tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan sudah divaksinasi.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya menargetkan tiga minggu ke depan seluruh tenaga kesehatan serta tenaga penunjang nontenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan sudah divaksinasi. Mereka sebanyak 33.023 orang akan divaksinasi di 109 fasilitas pelayanan kesehatan yang telah disiapkan untuk mendukung kegiatan vaksinasi di Surabaya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, di Surabaya, Jumat (15/1/2021), mengatakan, fasilitas layanan kesehatan tersebut terdiri dari 63 puskesmas dan 46 rumah sakit yang tersebar di beberapa wilayah di Surabaya. Bahkan, untuk mendukung kelancaran kegiatan ini, fasilitas layanan kesehatan sudah melakukan simulasi vaksinasi.
”Semua sudah siap untuk melakukan vaksinasi gelombang pertama untuk 33.420 orang dan ditargetkan tiga minggu selesai karena hitungan di awal setiap pekan bisa 10.000-11.000 orang,” katanya.
Hari ini vaksinasi pertama digelar di halaman Balai Kota Surabaya untuk 16 pejabat yang tergabung dalam Forum Pimpinan Daerah Kota Surabaya. Akan tetapi, beberapa puskesmas dan rumah sakit juga mulai melakukan vaksinasi tenaga kesehatan secara bergiliran.
”Setelah tahap pertama, selanjutnya yang tenaga kesehatan dan tenaga pendukung sesuai layanan pesan pendek atau SMS blast yang diterima mereka,” ujar Febria.
Dia menjelaskan, proses vaksinasi tenaga kesehatan di 109 fasilitas pelayanan kesehatan itu dilakukan bertahap sesuai jadwal dari pusat. Dengan demikian, pelayanan kesehatan tidak terganggu. Pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga kesehatan tidak dilakukan secara serentak karena sangat bergantung pada SMS blast dari pemerintah pusat dan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan.
”Tidak mungkin juga pelayanan kesehatan bagi masyarakat terganggu karena tenaga kesehatan di puskesmas itu seluruhnya divaksinasi. Tinggal diatur saja waktunya,” katanya.
Semua sudah siap untuk melakukan vaksinasi gelombang pertama untuk 33.420 orang dan ditargetkan tiga minggu selesai karena hitungan di awal setiap pekan bisa 10.000-11.000 orang.
Pada Jumat pagi, vaksinasi Covid-19 di halaman Balai Kota Surabaya, Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana hampir tidak lolos dari pemeriksaan penapisan kesehatan karena tekanan daerah mencapai 160. Namun, setelah istirahat sejenak dan tensi turun, ia pun mendapatkan suntikan vaksin. Acara yang juga dihadiri Ketua Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi itu berjalan lancar.
Selain Whisnu, pejabat yang disuntik vaksin Sinovac, antara lain, adalah Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Johnny Eddizon Isir, dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Surabaya Brahmana Askandar.
Bertambah
Sementara Gubernur Jatim Khofifah menambah empat daerah yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Dengan demikian, ada 15 daerah di Jatim yang menerapkan PPKM. Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/11/KPTS/013/2021 tentang perubahan atas Keputusan 188/7/KPTS/013/2021 tentang PPKM, tertanggal 13 Januari.
Adapun daerah lain yang sebelumnya menerapkan PPKM dari 11 hingga 25 Januari mendatang, antara lain, adalah Surabaya Raya, yakni Surabaya, Gresik dan Sidoarjo; serta Malang Raya, yakni Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
Kini, ditambah Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Lamongan, Ngawi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Kediri. Penambahan daerah yang menerapkan PPKM karena kabupaten dan kota tersebut menurut Khofifah berstatus zona merah.
Pengamatan Kompas sejak penerapan PPKM 11 hingga 25 Januari 2021, aktivitas warga di luar rumah selepas pukul 18.00 WIB cenderung berkurang. Kepadatan lalu lintas pun agak berkurang pada jam berangkat dan pulang kerja karena perusahaan atau instansi pemerintahan menerapkan work from home (WFH) bagi karyawan ataupun pegawai secara bergantian.
Tempat makan seperti kafe dan restoran menerapkan protokol kesehatan secara ketat dengan membatasi kapasitas pengunjung hanya 50 persen, dari kondisi normal. Hampir setiap hari, baik siang maupun malam, petugas gabungan dari Pemkot Surabaya menggelar razia protokol kesehatan sekaligus penerapan PPKM di tempat keramaian, termasuk di perbatasan Surabaya dengan Gresik dan Sidoarjo.