KNKT: Data FDR Sriwijaya Air SJ-182 Berhasil Diunduh
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengunduh data kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Ada 330 paramater dalam perekam data penerbangan yang kondisinya baik dan sedang diperiksa oleh KNKT.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT telah mengunduh data kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182. KNKT tengah mempelajari data yang diunduh dari flight data recorder pesawat yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) itu.
Tim SAR gabungan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada 12 Januari 2021 pukul 14.00 WIB menemukan 1 unit flight data recorder (FDR). FDR itu selanjutnya diserahkan ke KNKT.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, dalam keterangan pers, Jumat (15/1/2021), mengatakan, data di dalam FDR telah berhasil diunduh. ”Ada 330 parameter dan semua dalam kondisi baik. Saat ini sedang kami pelajari,” katanya.
KNKT saat ini masih menunggu pencarian perekam suara di kokpit (CVR) yang masih dilakukan tim gabungan. CVR merupakan salah satu bagian penting kotak hitam yang digunakan untuk proses investigasi lebih lanjut.
Sebelumnya, Ketua Subkomite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, KNKT telah mengirim dua orang untuk mengumpulkan data di Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia. Mereka sudah mengumpulkan rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dan pengatur lalu lintas udara.
Nurcahyo mengatakan, tim KNKT sudah mewawancarai petugas lalu lintas udara yang pada Sabtu lalu bertugas mengendalikan penerbangan SJ-182.
Ditemui di Jakarta International Container Terminal, Rabu (13/1), Soerjanto Tjahjono mengatakan, CVR penting sebagai salah satu sumber dalam menginvestigasi kecelakaan pesawat.
Saat ditanya terkait urgensi penemuan CVR di saat KNKT juga sudah mempunyai rekaman berikut transkrip pembicaraan antara pilot dan pengatur lalu lintas udara, Soerjanto menyatakan, CVR penting dalam investigasi kecelakaan pesawat, yakni untuk mengetahui suara-suara di dalam kokpit yang tidak ada di Airnav.
Ketika ditanya apakah penyebab kecelakaan dapat diungkap seandainya CVR tidak ditemukan, sementara FDR sudah ditemukan, Soerjanto mengatakan, pihaknya kadang-kadang menggunakan berbagai macam cara.
Dia mencontohkan, petugas KNKT akan mendengarkan berkali-kali percakapan antara pilot dan petugas di menara. ”Ketika, misalnya, di belakang suara pilot yang menjawab itu ada suara ’ting’ atau apa, kami punya contoh suara (untuk mengenali itu suara apa). Dari pabrikan kami dikasih contoh suara,” kata Soerjanto.
Dia menuturkan, KNKT menerima contoh suara dari pabrikan, sebanyak 85 macam, yang harus didengarkan untuk mengenali suara-suara yang ada di dalam kokpit. ”Kalau enggak ada di CVR, CVR-nya enggak ketemu, ya kami coba. Ketika dia (pilot) menjawab ke tower, itu kami dengarkan di belakangnya itu ada background noise apa enggak. Oh, kalau ada bunyi, kenapa ada bunyi ini? Kami cari. Tapi, ya, sangat terbatas,” tutur Soerjanto.
Menurut pengamat penerbangan, Gerry Soejatman, penemuan kotak hitam dapat mempercepat mengungkap kira-kira apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
”Apalagi kalau keduanya, yakni cockpit voice recorder dan flight data recorder, sudah bisa ketemu, ya, tentu akan semakin membantu,” ujar Gerry ketika dihubungi, beberapa waktu lalu.