Instrumen Investasi Berkriteria Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola Baik Diburu
Perusahaan dengan profil lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola yang baik, atau ESG relatif dikelola dengan lebih baik sehingga cenderung memberikan potensi kinerja finansial yang lebih unggul.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 membuat instrumen investasi berbasis lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola yang baik semakin diburu investor. Instrumen investasi dengan tiga kriteria tersebut dinilai memiliki daya tahan kuat pada saat kondisi pasar merosot.
Berdasarkan survei BlackRock People and Money pada November 2019-Januari 2020 terhadap lebih dari 8.000 investor di Asia, sebanyak 68 persen dari investor tersebut menginginkan investasi mereka memperhatikan aspek lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola yang baik (environment social governance/ESG).
Permintaan instrumen investasi berwawasan lingkungan yang meningkat dengan imbal hasil baik dari nasabah membuat PT Bank Permata Tbk menggandeng PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen untuk memasarkan reka dana Batavia Global ESG Sharia Equity USD.
Direktur Retail Banking Bank Permata Djumariah Tenteram, secara virtual, Rabu (13/1/2021), mengatakan, produk reksa dana berbasis ESG menjadi tren sejak 2017 hingga 2020. Pandemi Covid-19 membuat reksa dana berbasis ESG semakin diburu investor karena relatif stabil di tengah kondisi yang tidak pasti seperti saat ini.
Produk reksa dana berbasis ESG telah menjadi tren sejak 2017 hingga 2020, kemudian adanya pandemi Covid-19 semakin membuat reksa dana berbasis ESG diburu investor karena relatif stabil di masa yang tidak pasti. (Direktur Retail Banking Bank Permata Djumariah Tenteram)
Reksa dana Batavia Global ESG Sharia Equity USD berinvestasi pada pasar saham global dengan seperangkat standar operasional yang merujuk pada kriteria ESG dalam mengukur dampak keberlanjutan investasi.
”Reksa dana dengan tema ESG tidak hanya berusaha meningkatkan potensi imbal hasil dalam jangka panjang, tetapi juga terbukti lebih mampu bertahan pada saat kondisi pasar turun,” ujarnya.
Instrumen saham dan obligasi dalam reksa dana Batavia Global ESG Sharia Equity USD diterbitkan perusahaan dengan profil ESG yang mengedepankan kinerja berkelanjutan. Selain itu, perusahaan dengan profil ESG yang kuat juga dapat dipastikan dikelola dengan lebih baik sehingga cenderung memberikan potensi kinerja finansial yang lebih unggul.
Djumariah menekankan, nasabah Bank Permata dapat membeli produk Reksa Dana Batavia Global ESG Sharia Equity USD mulai 27 Januari 2021. Pembelian reksa dana ini juga dapat dilakukan menggunakan platform digital seperti PermataNet dan aplikasi PermataMobile X.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi menuturkan, perusahaan yang menerapkan ESG memiliki kinerja finansial yang lebih baik dan berdaya tahan lebih tinggi saat menghadapi krisis. Hal ini turut membuat instrumen investasi berbasis ESG di pasar global semakin diburu investor.
Pada triwulan I-2020, secara total, global mutual fund yang fokus pada ESG mendapat aliran masuk modal senilai 40,5 miliar dollar AS atau naik 41 persen dibandingkan dengan triwulan I-2019. Sementara itu, khusus di AS pada triwulan I-2020, aliran modal masuk pada instrumen reksa dana dan mutual fund bertema ESG mencapai 7,3 miliar dollar AS.
Lilis mengatakan, kerja sama dengan Bank Permata semakin membuka kesempatan bagi perusahaan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai investasi berkelanjutan,
”Investasi pada reksa dana berbasis ESG memberikan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih baik, portofolio yang andal, serta membuat dampak positif,” ujarnya.
Dana kelolaan
Lilis menargetkan dana kelolaan Batavia Prosperindo Aset Manajemen tahun ini naik 20-25 persen dari posisi tahun lalu. Target kenaikan ini merupakan kompensasi atas penyusutan dana kelolaan pada 2020 akibat penurunan nilai aset saham karena kinerja Indeks Harga Saham Gabungan yang negatif.
”Selain ditopang peningkatan nilai atas pasar yang diharapkan kondusif tahun ini, penambahan dana kelolaan akan ditopang juga oleh produk investasi, baik dari produk yang sudah berjalan maupun yang akan diluncurkan tahun ini,” ujarnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per 30 Desember 2020, nilai aktiva bersih (NAB) khusus untuk produk reksa dana Batavia Prosperindo masih masuk dalam tiga tertinggi di industri nasional dengan total NAB Rp 46,54 triliun.
Meskipun demikian, realisasi tersebut lebih rendah 1,27 persen dibandingkan dengan NAB Batavia Proserindo per akhir 2019 yang sebesar Rp 47,14 triliun.