Dua jenis kotak hitam perlu segera ditemukan karena sangat vital dalam investigasi penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air. Data kotak hitam menjadi acuan kunci tim investigasi.
Oleh
Johanes Galuh BImantara/Prayogi Dwi Sulistyo
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah kerja keras mencari korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC, tim juga mengintensifkan pencarian kotak hitam. Pada Selasa (12/1/2021), kapal riset Baruna Jaya IV dikerahkan untuk membantu upaya mencari kotak hitam.
Kotak hitam berisi, di antaranya, data terkait penerbangan pesawat. Penemuan kotak hitam akan membantu penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat itu.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 PK-CLC rute Jakarta-Pontianak, Kalimantan Barat, hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40. Pesawat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Ada 62 orang di dalam pesawat. Mereka terdiri atas 40 penumpang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, dan 12 awak.
”Kami tadi bertemu keluarga korban untuk menyampaikan upaya-upaya pemerintah memaksimalkan usaha pencarian (korban),” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Senin (11/1).
Menurut dia, konsentrasi ditujukan kepada pencarian korban karena keluarga sudah menunggu dan mengharapkan kepastian. ”Kotak hitam secara intensif terus dicari, tetapi pencarian korban dan perhatian terhadap keluarga korban menjadi konsentrasi kita semua,” ujar Budi.
Dalam upaya menemukan kotak hitam, menurut Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, sejak Minggu, tim sudah menyelam dengan menggunakan pinker finder yang dimiliki KNKT. ”Kemarin sore, akibat hujan deras, kami minta pencarian dihentikan karena membahayakan penyelam,” ujarnya.
Minggu malam, tim turun dengan perahu karet untuk membuat batas pencarian kotak hitam. ”Istilahnya triangle guna mempersempit area keberadaan kedua kotak hitam,” kata Soerjanto.
Ia mengharapkan kedua jenis kotak hitam segera ditemukan karena sangat vital dalam investigasi. Data kotak hitam menjadi acuan kunci tim investigasi. ”KNKT bersama Basarnas dan TNI mengoptimalkan pencarian kotak hitam. Besok kami memberangkatkan kapal Baruna Jaya IV dengan peralatan tambahan yang mungkin bisa segera menemukan kotak hitam,” tutur Soerjanto.
2.600 orang
Pencarian di perairan Kepulauan Seribu pada Senin kemarin melibatkan lebih kurang 2.600 personel. Total ada 60 organisasi atau instansi yang terlibat dalam pencarian. Luas wilayah pencarian meliputi 330 mil laut persegi (1.131,87 kilometer persegi).
Sebanyak 53 kapal terlibat dalam pencarian, dari sebelumnya 30 kapal. Ada pula 20 sarana angkut yang lebih kecil, antara lain sea rider, jetski, dan rigid inflatable boat (RIB). Sebanyak 13 pesawat juga bersiaga menunggu panggilan dari Basarnas, kementerian dan lembaga, serta instansi lainnya.
Terkait pencarian korban tersebut, menurut Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito, pada Senin, terkumpul 56 kantong jenazah, sedangkan pada Minggu ada 18 kantong jenazah. Maka, total terkumpul 74 kantong jenazah hingga Senin malam.
Kantong berisi jasad ini dibawa ke Rumah Sakit Raden Said Sukanto Polri, Jakarta Timur. Bagian jasad yang ditemukan lalu diidentifikasi.
Sidik jari
Pada Senin, identifikasi berhasil mengungkap satu jenazah korban. Jenazah itu dikenali lewat kecocokan rekam sidik jari pada berkas yang dihimpun tim.
Kepala Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri Brigadir Jenderal (Pol) Hudi Suryanto menyebutkan, proses rekonstruksi data mengidentifikasi korban bernama Okky Bisma. Ia berjenis kelamin laki-laki, berusia 29 tahun, dan berdomisili di Jakarta. Oki merupakan penumpang terdaftar dalam manifes pesawat.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Rusdi Hartono menyampaikan, tim gabungan telah mendapatkan total 53 sampel DNA dari keluarga, kemarin.
Sementara itu, tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Lampung telah mengirim data antemortem keluarga tiga warga Lampung yang menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air. Ketiganya, Sugiono Efendi (37), Yohanes (27), dan Pipit Piyono (25), merupakan warga Desa Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Lampung Komisaris Besar Andri Badarsyah mengatakan, petugas mendatangi rumah keluarga korban, Minggu, untuk mengambil data antemortem. Selain sampel DNA orangtua korban, petugas juga mengumpulkan data sidik jari, struktur gigi, dan pemeriksaan kesehatan lainnya.
Di Sumatera Selatan, Yusri Lanita (48), ibu dari korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Indah Halimah Putri (26), mendatangi RS Bhayangkara Palembang, Senin. Ia menjalani pemeriksaan antemortem sebagai data awal identifikasi korban.
Indah pergi bersama suaminya, Rizki Wahyudi (27), putranya, Arkana Nadhif (7 bulan), dan ibu mertuanya bernama Rosi Wahyuni. Keponakannya, Nabila Anjani, pun ikut.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumsel Komisaris Besar Syamsul Bahar menuturkan, kedatangan keluarga korban bertujuan menjalani pemeriksaan antemortem, seperti pemeriksaan DNA, pemeriksaan struktur gigi, data medis, dan beragam pemeriksaan lainnya. Data akan dikirim ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri, Jakarta. (IGA/RAM/VIO/ESA/CAS/DIV/DAN)