Awal tahun ini menyisipkan harapan di kalangan produsen kue. Meskipun pandemi masih berlanjut, penjualan yang sempat surut pun mulai berangsur membaik.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengusaha makanan dan minuman skala rumahan mengawali tahun baru dengan optimistis. Permintaaan mulai tumbuh dan iklim usaha pun membaik.
Pemilik usaha susu kurma Kurlaban, Maulida Muna (26), merupakan satu dari sejumlah pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sintas di tengah pandemi. Sempat mengalami penurunan omzet di awal wabah, Maulida justru berinovasi dengan menambah varian rasa.
Dia juga membuat Kurlaban Project, paket hampers dengan isi susu kurma. Di samping itu, dia juga mengubah sistem penjualan dengan mengizinkan distributor susu kurma Kurlaban yang tersebar di sejumlah kota untuk merekrut jejaring penjualan sendiri. Setiap penjual mendapat untung Rp 4.000 untuk setiap produk.
Semua inovasi ini mengerek omzet Kurlaban, bahkan bisa lebih tinggi dibanding sebelum pandemi. Maulida menerangkan, omzet Kurlaban sebelum Covid-19 berkisar Rp 20 juta per bulan. Namun, selama Covid-19, dia pernah mendapat omzet Rp 55 juta per bulan. ”Setelah berbagai inovasi itu, omzet terendah Rp 30 juta,” katanya, Selasa (12/1/2021).
Pengusaha yang bermukim di Depok, Jawa Barat, ini memulai usaha sejak awal 2019. Idenya muncul ketika dia menemani suami yang sedang menyelesaikan studi di Mesir. Waktu itu, dia sedang hamil dan tak begitu menikmati makanan negara itu. Walhasil, dia hanya mengonsumsi susu dicampur kurma.
Ketika kembali ke Tanah Air, Lida membuat susu kurma dengan bahan baku kurma yang didatangkan dari Mesir. Gayung pun bersambut. Pembeli, terutama ibu menyusui dan ibu hamil, menyenangi minuman ini. Sejumlah orang pun menawarkan diri menjadi reseller.
Demikian cerita Kurlaban hingga memiliki distributor di beberapa kota, seperti Jakarta Selatan, Tangerang Selatan, hingga Bandung. Kini, menurut Lida, Kurlaban bisa menghabiskan 600-1.000 liter susu dan 130 kilogram kurma per bulan.
Lida dibantu suami bertanggung jawab di bidang produksi di Depok, Jawa Barat. Dia dibantu dua karyawan. Sementara pemasaran dilakukan distributor dan jejaring penjual. Dengan marjin Rp 4.000 untuk setiap produk, dia meyakini para penjual itu bisa cuan dan punya fleksibilitas untuk memberi diskon ongkos kirim kepada pelanggan.
Kini, Lida sedang mengurus izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk produk Kurlaban. BPOM sejauh ini sudah melakukan audit tempat usaha. ”Untuk perizinan BPOM, progresnya sudah sekirar 20 persen,” katanya.
Di Pekanbaru, Riau, pemilik usaha tumpeng Dapur 745, Maria Nanik Rahayu (30), mengatakan, pemesanan tumpeng mulai menggeliat di awal tahun. Dalam sebulan terakhir, ada 10 pesanan yang masuk. Setiap tumpeng lengkap dengan lauk-pauk harganya berkisar Rp 400.000.
Meski demikian, Nanik belum bisa memproses pesanan karena dirinya sedang pindah rumah dari rumah kontrak ke rumah milik sendiri. Rumah baru Nanik bertipe 36 dan belum ada dapurnya.
”Makanya pada kutolak semua orderannya. Alat untuk memasak juga masih di rumah lama dan ini dapur masih dibuat. Akhir bulan ini seharusnya sudah mulai bisa produksi lagi. Tetapi secara permintaan, ini sudah mulai banyak yang memesan lagi,” ujarnya.
Dengan mulai banyaknya pemesan tumpeng, Nanik yakin usahanya akan lebih baik tahun ini. Dia pun optimistis bisa mencicil rumah subsidi yang kreditnya baru memasuki bulan kedua itu.
Jual daring
Sementara itu, pengusaha kue brownies di Depok, Jawa Barat, Anissa Zahra (23), sedang menggencarkan pemasaran daring. Renspons konsumen cukup positif terhadap usaha yang baru berjalan dua bulan itu. Setiap membuka pre-order (PO), paling sedikit ada sepuluh pesanan masuk. Dia membuka PO dua bulan sekali.
Di tengah pandemi yang belum selesai, pemerintah menyiapkan berbagai program untuk memulihkan UMKM. Program itu, antara lain, subsidi bunga pinjaman, penjaminan pinjaman UMKM, rekstrukturisasi kredit UMKM yang terdampak Covid-19, serta bantuan produktif usaha mikro (BPUM).
Pelaku industri perbankan meyakini, kinerja segmen UMKM akan semakin membaik tahun ini seiring aliran stimulus pemerintah bagi pelaku usaha UMKM (Kompas, 11/1/2021).