Kapal Pencari Dikerahkan ke Lokasi Hilangnya Pesawat Sriwijaya Air
Basarnas, TNI Angkatan Laut, dan Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai mengerahkan tim dan kapal pencari ke lokasi yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY-182 di sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
Oleh
Mukhamad Kurniawan/C Anto Saptowalyono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kapal-kapal pencari dari sejumlah instansi dikerahkan ke sekitar Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY-182. Pesawat rute Jakarta-Pontianak itu hilang kontak Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers, Sabtu pukul 19.15, mengatakan, upaya pencarian telah dilakukan dengan melibatkan sejumlah lembaga dan instansi. Personel dan kapal pencari antara lain dari Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI Angkatan Laut, serta Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP).
”Pada pukul 17.30 WIB, Bapak Presiden (Joko Widodo) memberikan arahan untuk memaksimalkan upaya pencarian. Oleh karena itu, kapal pencari dikerahkan,” kata Budi Karya.
Presiden Joko Widodo memberikan arahan untuk memaksimalkan upaya pencarian.
Pesawat SJY-182 membawa 50 penumpang (40 dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi) serta 12 kru (6 kru aktif dan 6 kru ekstra). Menurut Budi Karya, pada pukul 14.36, pesawat itu diizinkan terbang menuju Pontianak oleh otoritas Bandara Soekarno-Hatta. Pada pukul 14.40 WIB, pesawat diketahui tidak menuju ke arah 75 derajat (timur laut), melainkan arah barat laut.
”Lalu ditanya ATC (Air Traffic Control) untuk melaporkan arah, tetapi tak lama kemudian pesawat SJY-182 itu hilang dari radar. Manajer operasi langsung mengontak Basarnas, bandara tujuan, dan instansi terkait,” kata Budi Karya.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito menambahkan, empat kapal karet dan sea rider sudah ada di lokasi. ”Berdasarkan informasi yang kami terima, ada temuan puing-puing oleh Pospol Pulau Lancang, sekitar lokasi kejadian. Kami belum tahu itu barang apa, tetapi nanti akan ditindaklanjuti oleh KNKT,” ujarnya.
Manajemen Sriwijaya Air, kata Budi Karya, membuka kontak bagi keluarga, yakni di nomor (021) 80637817, serta membuka posko di Terminal B Bandara Soekarno-Hatta.
Kabar keberadaan pesawat terakhir diketahui di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Warga di sekitar lokasi pun mendengar suara dentuman di waktu yang berdekatan dengan hilang kontaknya pesawat.
Salah satu yang mendengar dentuman itu adalah Ketua RW 002 Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Naki (38). RW ini berada di Pulau Lancang, pulau berpenghuni 700 keluarga dan berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan kapal nelayan dari Pulau Laki. ”Meski lumayan jauh, tapi terdengar keras,” ujarnya saat dihubungi pada Sabtu sore.