Manfaatkan Peluang Pasar, Perusahaan Peternakan Ayam Melantai di Bursa
Dengan adanya ekspansi yang didukung oleh pendanaan dari pasar saham, PT Widodo Makmur Unggas Tbk menargetkan nilai penjualan sepanjang 2021 bisa mencapai Rp 4,3 triliun.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Widodo Makmur Unggas Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia untuk memperoleh pendanaan untuk ekspansi kapasitas produksi. Langkah itu diambil karena pasar produk peternakan nasional berprospek positif ke depan.
Dalam penawaran umum perdana (IPO), perusahaan melepas 5,92 miliar lembar saham. Jumlah ini setara dengan 35 persen dari modal yang ditempatkan. Penawaran harga IPO berkisar Rp 142-Rp 200 per lembar.
Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk Ali Mas’adi mengatakan, 74,3 persen dana IPO akan digunakan untuk menambah dan memperluas sarana produksi. Hal itu mencakup pembangunan fasilitas pengembangbiakan induk ayam (breeding parent stock), peternakan ayam petelur untuk tujuan komersial, penetasan telur (hatchery), peternakan ayam broiler untuk tujuan komersial, rumah potong hewan unggas (RPHU), dan pengolahan pakan (feedmill).
”Kami berharap peningkatan produksi dapat berdampak pada kenaikan penetrasi pasar (produk-produk yang dihasilkan),” ujarnya dalam telekonferensi pers di Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Menurut Ali, peluang penyerapan produk unggas nasional masih terbuka lantaran konsumsi per kapita Indonesia cenderung lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara. Untuk menyokong penyerapan di hilir, perusahaan juga menguatkan sistem penyimpanan dingin.
Dengan adanya ekspansi yang didukung oleh pendanaan dari pasar saham, perusahaan menargetkan nilai penjualan sepanjang 2021 bisa mencapai Rp 4,3 triliun. Adapun target penjualan pada 2020 sebesar Rp 1,1 triliun.
Dengan adanya ekspansi yang didukung oleh pendanaan dari pasar saham, perusahaan menargetkan nilai penjualan sepanjang 2021 bisa mencapai Rp 4,3 triliun.
Dari segi produk, lanjut Ali, korporasi mengandalkan penjualan karkas ayam dan turunannya yang biasanya diserap oleh industri hotel, restoran, kafe, dan rumah tangga. Sebanyak 60 persen pendapatan bersumber dari penjualan produk karkas dan turunannya, contohnya daging ayam tanpa tulang.
Oleh sebab itu, pengembangan fasilitas RPHU menjadi penting. ”Kapasitas RPHU yang dikelola perusahaan saat ini berkisar 13.500 ekor ayam per jam. Pada akhir 2021, perusahaan menargetkan, kapasitas tersebut dapat naik hingga mencapai 21.000 ekor ayam per jam," kata dia.
Ali menambahkan, perusahaan akan fokus menggarap potensi pasar di Pulau Jawa yang pangsanya mencapai 50 persen. Pada 2023, korporasi berencana mengembangkan ke luar Pulau Jawa.
Per semester I-2020, penjualan bersih perusahaan telah mencapai sekitar Rp 500 miliar atau melesat 135 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Keuntungan bersih yang diperoleh sebesar Rp 31,7 miliar atau meningkat 95 persen dari posisi semester I-2019. Total aset perusahaan sebesar Rp 1,16 triliun dan naik dari posisi per akhir 2019 yang senilai Rp 864 miliar.
Direktur Pemasaran PT Widodo Makmur Unggas Tbk Tri Mahawijaya Herlambang mengemukakan, peningkatan penjualan dan penyerapan pasar di Indonesia akan mengandalkan jaringan distribusi dan ritel yang telah dimiliki perusahaan. Perseroan juga akan menguatkan penjualan di e-dagang.
Mulai triwulan II-2021, perusahaan juga berencana mengekspor produk ke negara-negara yang berada di jaringan korporasi. ”Kami sudah memenuhi sejumlah standar ekspor. Harapannya, pada semester II-2021, ekspor berkontribusi 10-15 persen dari penjualan,” ujarnnya.
Mulai triwulan II-2021, perusahaan juga berencana mengekspor produk ke negara-negara yang berada di jaringan korporasi.
Ketua Bidang Peternakan dan Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit menyatakan, dinamika harga ayam di tingkat ataupun peternak pada 2021 lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. ”Permintaan masyarakat pada periode Ramadhan-Lebaran 2021 berprospek lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya saat dihubungi secara terpisah.