Langkah Merger Ubah Lanskap E-dagang dan Transportasi Daring
Gojek dan Tokopedia dikabarkan tengah menjajaki perluang merger. Jika terwujud, langkah penyatuan keduanya dinilai bakal mengubah lanskap industri jasa transportasi daring dan e-dagang di Tanah Air.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyedia layanan transportasi daring dan pembayaran Gojek dikabarkan sedang dalam pembicaraan lanjutan tentang merger dengan pionir e-dagang Tokopedia. Jika terwujud, penyatuan keduanya dinilai bakal berdampak mengubah persaingan di ekosistem jasa transportasi daring dan e-dagang nasional.
Reuters dan Bloomberg, Selasa (5/1/2021), melaporkan, Gojek dan Tokopedia telah menandatangani lembar persyaratan pada bulan Desember untuk menjalani uji tuntas bisnis masing-masing. Kedua perusahaan berencana merger pada semester I-2021. Apabila penyatuan terjadi, total valuasi keduanya mencapai 18 miliar dollar AS.
Menurut Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, penyatuan Tokopedia dan Gojek akan membuka pintu bagi perusahaan hasil merger untuk memperluas bisnis dan menyediakan layanan yang lebih beragam. East Ventures adalah perusahaan modal ventura investor pertama Tokopedia.
”Merger Tokopedia dan Gojek berpotensi membangun super-app lokal,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (5/1/2021).
Menurut dia, ada dua aspek yang mesti dipenuhi dua perusahaan yang hendak menjalani penyatuan, yakni kemampuan untuk berkembang lebih pesat secara bisnis dan kemampuan mengelola budaya perusahaan yang berbeda.
Saat diminta tanggapan, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menyatakan, pihaknya tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor dan spekulasi di pasar. Perwakilan Tokopedia juga menyatakan hal yang serupa.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Information Communication Technology Institute Heru Sutadi, penyatuan usaha rintisan yang sarat dengan teknologi bisa jadi strategi mempertahankan bisnis di tengah pandemi Covid-19. Pandemi memunculkan beragam kemungkinan, seperti terkurasnya sumber keuangan serta momentum penguatan ekosistem ekonomi digital.
Penggabungan memperkuat ekosistem yang telah dibangun setiap perusahaan. Gojek dapat memperkuat bisnis ritel dan logistik, sedangkan Tokopedia menguatkan layanan pengiriman instan.
Menurut peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, penggabungan membuat skala perusahaan meningkat secara pesat, yakni dari unicorn (korporasi dengan valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS) ke decacorn (valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS). Dampaknya, perusahaan lebih mudah memperoleh pendanaan.
Meskipun demikian, penyatuan perusahaan dapat memperlemah persaingan dan mengarah ke pasar duopoli lantaran kompetitor lain lebih sulit memperoleh pendanaan, khususnya di sektor e-dagang. Pemain e-dagang berpotensi akan mengerucut ke dua besar.
Sementara itu, riset Deloitte yang berjudul ”Mergers and Acquisitions in Tech, Media and Telecom: Charting a well-defined integration strategy” menyebutkan, penyatuan dan akuisisi menjadi salah satu strategi dalam industri teknologi, media, dan telekomunikasi.
Pada 2017, terdapat 3.389 integrasi dan akuisisi di dunia dengan total nilai 498,2 miliar dollar AS. Dua tahun kemudian, 65 persen responden korporasi menyatakan, cadangan kas perusahaan meningkat dan penggunaan utamanya ditujukan untuk kesepakatan integrasi dan akuisisi.
Deloitte menyurvei, ada tiga alasan utama merger dan akuisisi. Akuisisi teknologi menempati posisi teratas dan disusul perluasan basis pelanggan serta menambah atau mendiversifikasi produk dan jasa yang ditawarkan.
Riset yang sama menggarisbawahi, akuisisi perusahaan skala unicorn dapat menghasilkan dividen yang besar. Meskipun demikian, kedua perusahaan yang terlibat dalam akuisisi dan integrasi akan menghadapi tantangan ketika memadukan ekosistem.