Perusahaan teknologi finansial menghadirkan inovasi yang memudahkan masyarakat. Dengan mengembangkan penilaian skor kredit, kesenjangan kredit di Indonesia dapat diatasi untuk mempercepat penyaluran kredit.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyaluran kredit perbankan selama 2020 mengalami perlambatan. Kondisi ini membuat kesenjangan antara kebutuhan kredit masyarakat dan penyaluran dana dari institusi keuangan menjadi semakin lebar.
Otoritas Jasa Keuangan juga mencatat, kredit bank pada Oktober 2020 sebesar Rp 5.480 triliun, menurun dibandingkan dengan Oktober 2019 yang mencapai Rp 5.506 triliun.
Salah satu tantangan terbesar dalam penyaluran kredit, yaitu terbatasnya riwayat kredit individu. Misalnya, pemilik usaha informal yang tidak memiliki pembukuan, atau karyawan muda yang baru memulai kariernya sehingga sulit mendapatkan kredit dari lembaga pembiayaan konvensional.
Chief Data Officer Kredivo Paramananda Setyawan menyampaikan, perusahaan teknologi finansial (tekfin) dapat berperan menjembatani kesenjangan kredit di Indonesia hingga mampu mempercepat penyaluran kredit. Langkah ini dilakukan dengan mengembangkan penilaian credit scoring (skor kredit) melalui inovasi dan peningkatan variasi data penilaian.
”Adopsi machine learning menggunakan kombinasi data tradisional dan data alternatif memungkinkan kami menganalisis skor kredit pengguna dengan metrik setaraf bank dalam waktu yang lebih cepat dan efisien. Alternatif ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab tantangan minimnya penyaluran kredit di Indonesia,” kata Paramananda dalam siaran pers yang diterima Kompas pada Rabu (6/1/2021).
Hingga kini, skor kredit Kredivo telah menilai kelayakan kredit lebih dari 500.000 pengguna setiap bulan serta mampu menyalurkan kredit bagi lebih dari 2 juta pengguna atau 25 persen dari basis pengguna kartu kredit. Lebih dari 60 persen dari total pengguna tersebut mendapatkan akses kredit pertamanya melalui Kredivo.
Bahkan, di tengah kondisi ekonomi yang menantang, Kredivo masih tetap mampu menjaga metrik manajemen risiko setaraf mid-tier bank di Indonesia. Setidaknya terdapat beberapa kelebihan inovasi skor kredit dibandingkan dengan metode analisis kredit yang konservatif.
Masyarakat yang memiliki skor kredit rendah tentu sulit untuk mendapatkan kredit. Inovasi skor kredit memungkinkan kreditor dapat menentukan kemampuan calon debitor dengan menganalisis data alternatif lain, seperti perilaku saat mendaftar dan pola pembelanjaan.
”Berbagai sumber data alternatif yang digunakan untuk proses penilaian membantu kami menghasilkan analisis yang cepat dan lebih akurat. Tentu dengan tetap mengutamakan perlindungan privasi pengguna sesuai dengan ketentuan regulator saat ini, yaitu pembatasan data digital yang bisa diakses dari smartphone hanya melalui kamera, mikrofon, dan lokasi,” ujar Paramananda.
Inovasi skor kredit juga berguna bagi pekerja pemula dengan riwayat kredit terbatas dan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masih sulit mendapatkan akses kredit secara konvensional. Melalui inovasi ini, mereka memiliki kesempatan untuk mengakses kredit secara cepat dan mudah.
Selain itu, pada proses skor kredit konservatif, riwayat kredit calon debitor yang buruk akan memengaruhi hasil analisis, setidaknya selama 1-2 tahun setelah proses kredit tersebut terjadi. Calon debitor akan membutuhkan waktu cukup lama untuk kembali memulihkan riwayat kredit dan memperoleh skor kredit yang baik.
Dengan kata lain, jika calon debitor mengalami gagal bayar pada dua tahun lalu, ia masih dianggap sebagai profil yang berpotensi berisiko saat ini meskipun kondisi keuangannya telah meningkat pesat dalam waktu tersebut. Namun, analisis skor kredit inovatif dengan berbagai data alternatif yang digunakan merupakan data real-time sehingga mampu menjadi solusi bagi mereka yang pernah mengalami gagal bayar.
Inovasi yang didesain oleh tekfin telah berdampak besar pada tingkat inklusi keuangan di beberapa negara. Algoritma yang digunakan tekfin mampu memberikan hasil analisis yang akurat sesuai dengan profil risiko pengguna.
Meski demikian, akses kredit yang semakin terbuka luas bagi masyarakat karena ada inovasi skor kredit juga perlu diikuti dengan prinsip kehati-hatian, baik dari pelaku tekfin maupun pengguna.
”Kredivo senantiasa menerapkan prinsip responsible lending bagi para pengguna. Kami juga secara aktif melakukan berbagai edukasi terkait dengan literasi keuangan sehingga masyarakat dapat secara bijak memanfaatkan akses kredit digital saat ini,” ujar Paramananda.
Memudahkan
Sebelumnya, Direktur MoPinjam Andy Pribadi menyampaikan, peminjaman melalui perusahaan tekfin dapat memberikan layanan yang lebih baik dan cepat sebagai solusi keuangan. Bagi negara, tekfin juga mempercepat perputaran uang serta meningkatkan inklusi keuangan.
Peminjam, kata Andy, disyaratkan telah menjalankan usaha selama minimal 12 bulan dan produktif, tetapi peminjam harus hati-hati terhadap tekfin ilegal. Sederhananya, peminjam harus mengecek apakah perusahaan tekfin tersebut terdaftar dan berizin dalam Otoritas Jasa Keuangan atau tidak.
”Perhatikan juga tekfin ilegal itu biasanya bunga pinjaman terlampau tinggi hingga 5 persen dan denda tidak terbatas yang pada akhirnya akan memberatkan bagi peminjam. Maka, harus tahu risiko dan bijak memanfaatkan pinjaman karena ada kewajiban mengembalikan,” kata Andy.
Menurut dia, peminjaman modal melalui tekfin lebih memudahkan bagi peminjam dibandingkan dengan ke bank. Salah satunya, tidak mensyaratkan adanya agunan atau jaminan.
”Meski begitu, peminjam yang tidak disiplin dalam mengembalikan kewajiban pinjamannya akan memiliki rekam jejak yang buruk. Pengalaman gagal bayar ini pun akan menjadi basis data yang diketahui semua tekfin, bahkan bank sehingga peminjam akan kesulitan pada masa mendatang,” ujar Andy.