Keberlanjutan sentimen positif dari vaksin Covid-19 sangat ditentukan efektivitas dan perkembangannya di masa depan. Karena itu, pasar saham pada 2021 diperkirakan baru bergerak ke tahapan skeptisisme.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan vaksin Covid-19 di berbagai belahan dunia memberikan sentimen positif bagi pasar saham awal 2021. Sentimen positif ini diharapkan berlanjut sampai akhir tahun kendati masih penuh tantangan dan ketidakpastian.
DBS Chief Investment Officer, Hou Wey Fook, menuturkan, titik cerah mulai terlihat dalam lorong gelap yang panjang. Perkembangan vaksin menjadi harapan agar perekonomian kembali pulih dan penyebaran Covid-19 dapat dikendalikan. Meski demikian, kondisi ke depan masih menantang dan penuh ketidakpastian.
”Dengan berakhirnya ketidakpastian pemilu AS dan perkembangan vaksin Covid-19, pasar ekuitas global akan lebih kuat pada 2021,” dalam telekonferensi pers, Senin (4/1/2020).
Pasar saham di seluruh dunia, termasuk Indonesia, mengalami tekanan hebat pada Maret-April 2020 ketika Covid-19 mulai merebak. Secara teoretis, tren penguatan pasar atau bull market akan terjadi setelah tahapan pesimisme yang perlahan berubah ke tahapan skeptisisme, optimisme, kemudian menjadi euforia.
Namun, menurut Wey Fook, keberlanjutan sentimen positif dari vaksin Covid-19 sangat ditentukan efektivitas dan perkembangannya di masa depan. Karena itu, pasar saham pada 2021 diperkirakan baru bergerak ke tahapan skeptisisme atau berada antara skeptisisme dan pesimisme.
”Mengingat besarnya jumlah dana yang diparkir dalam bentuk tunai dan dana pasar uang saat ini, tidak berarti bahwa pasar ekuitas berada pada fase euforia sekalipun suku bunga acuan dan suku bunga deposito nol,” kata Wey Fook.
Wey Fook menekankan, perkembangan vaksin Covid-19 bukan satu-satunya sentimen positif. Tanda-tanda penguatan pasar saham pada 2021 juga tecermin dalam penurunan tajam imbal hasil obligasi global. Imbal hasil obligasi turun 247 basis poin (bps) dalam kurun waktu 17 bulan yang diikuti pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral.
Keberlanjutan sentimen positif dari vaksin Covid-19 sangat ditentukan efektivitas dan perkembangannya di masa depan. Karena itu, pasar saham pada 2021 diperkirakan baru bergerak ke tahapan skeptisisme.
Di Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Senin, mengatakan, sentimen positif dari vaksin Covid-19 akan memperbaiki Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir 2021. Pemerintah memperkirakan IHSG akhir tahun nanti bisa mencapai 6.800 sampai 7.000.
”Optimisme sepanjang 2021 akan didorong sentimen positif vaksin Covid-18 di mana 12 juta dosis akan disuntikkan per 3 Januari 2021,” kata Airlangga.
Pemerintah telah menginstruksikan kepala daerah bahwa vaksinasi dimulai pada minggu kedua Januari 2020. Tahapan saat ini masih menunggu penerbitan persetujuan penggunaan darurat (EUA) dari BPOM dan sertifikasi halal. Kelompok masyarakat paling rentan terpapar Covid-19 akan diprioritaskan, termasuk tenaga medis.
Airlangga membahkan, vaksinasi diberikan gratis bagi seluruh penduduk Indonesia. Pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan bertahap sampai dengan triwulan I-2022. Selain vaksinasi, pemerintah tetap melakukan upaya pencegahan lain, seperti menutup perbatasan bagi warga negara asing dan menyosialisasikan 3M.
Pemulihan ekonomi
Secara terpisah, Senin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan, pemulihan ekonomi sangat bergantung sejauh mana pemerintah dapat menjaga momentum pemulihan dan menahan penyebaran Covid-19. Program vaksinasi bukan satu-satunya jalan keluar kendati memberikan sentimen positif.
”Betul pemulihan ekonomi ditentukan vaksin Covid-19. Namun, selain itu adalah kebijakan perlindungan sosial,” kata Sri Mulyani.
Pada 2021, pemerintah mengalokasikan anggaran penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) senilai Rp 403,9 triliun. Rinciannya, anggaran kesehatan Rp 25,4 triliun, perlindungan sosial Rp 110,2 triliun, sektoral dan pemerintah daerah Rp 184,2 triliun, dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi Rp 63,84 triliun, serta insentif dunia usaha Rp 20,26 triliun.
Sri Muluani menekankan, APBN 2021 tetap didesain untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi berkelanjutan. Hal ini tecermin dalam alokasi anggaran pendidikan yang mencapai Rp 550 triliun, kesehatan di luar PC-PEN Rp 169 triliun, bantuan sosial Rp 408 triliun, dan infrastruktur Rp 417 triliun.