Kendaraan pribadi cenderung diandalkan masyarakat saat bepergian di tengah pandemi Covid-19. Ketersediaan Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera serta prosedur perjalanan pada masa pandemi memicu kecenderungan tersebut.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kendaraan pribadi masih menjadi andalan masyarakat yang bepergian dengan menggunakan layanan penyeberangan di periode Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Ketersediaan akses tol dan respons masyarakat menyikapi prosedur perjalanan pada saat pandemi Covid-19 dinilai menjadi penyebab kecenderungan tersebut.
Berdasarkan data yang dirilis PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), sejak 18 Desember 2020 hingga 1 Januari 2021 telah diseberangkan sekitar 1,61 juta penumpang. Jumlah penumpang ini turun 42 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang 2,8 juta orang.
Sementara jumlah kendaraan yang diseberangkan ASDP pada periode Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 tercatat 453.000 kendaraan atau turun 30 persen dibandingkan tahun lalu yang 644.000 kendaraan. Khusus kendaraan roda empat, tercatat ada 212.000 unit yang diseberangkan atau turun 29 persen dibandingkan realisasi tahun lalu yang 301.000 unit.
”Meski menurun, kami melihat kecenderungan mobil pribadi masih menjadi andalan pengguna jasa di tengah pandemi Covid-19, khususnya di lintasan tersibuk Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk,” kata Sekretaris Perusahaan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/1/2021).
Menurut dia, pilihan pengguna jasa penyeberangan dalam menggunakan kendaraan pribadi terkait ketersediaan akses tol. ”Pergerakan masyarakat di Sumatera, Jawa, dan Bali yang semakin mudah dengan mengakses Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera membuat pergerakan lewat darat semakin cepat,” kata Shelvy.
Sebagai gambaran, data ASDP per 7 Desember 2020 mencatat, jumlah total kendaraan yang diseberangkan mencapai 5.539.409 unit atau turun 33 persen dibandingkan periode sama (1 Januari-7 Desember) tahun 2019 yang 8.238.623 unit. Jika dirinci, penurunan terbesar dialami kendaraan penumpang umum (minibus dan bus), yakni 55 persen, disusul kemudian kendaraan roda dua yang turun 54 persen.
Kendaraan penumpang pribadi yang diseberangkan turun 41 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara kendaraan barang turun 9 persen.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang ketika dihubungi, Selasa (5/1/2020), mengatakan, selain terkait ketersediaan Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera, pilihan masyarakat menggunakan mobil pribadi juga dipengaruhi prosedur operasional standar menggunakan angkutan umum yang relatif lebih sulit dibandingkan kendaraan pribadi.
Calon pengguna angkutan umum harus lebih dulu menjalani tes antigen. ”Apabila sehat, mereka dapat melanjutkan perjalanan. Hal ini berbeda dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi yang tanpa harus melakukan tes antigen,” kata Deddy.
Kondisi tersebut, menurut Deddy, menjadikan masyarakat lebih suka menggunakan mobil pribadi ataupun mobil sewaan ketika bepergian dalam rombongan keluarga.
Akan tetapi, Deddy berpendapat, tidak ada salahnya pengguna kendaraan pribadi antarwilayah menjalani pemeriksaan tes cepat, minimal tes antigen. ”Hal ini dibutuhkan untuk mencegah penyebaran virus. Apalagi, sebenarnya telah terjadi tren baru kluster penularan Covid-19 dalam satu keluarga,” ujar Deddy.
Secara terpisah, pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno, mengatakan, ketersediaan Tol Trans-Jawa dan Trans-Sumatera menjadi pemicu pilihan masyarakat menggunakan kendaraan pribadi, termasuk di tengah pandemi Covid-19. ”Hal tersebut ditambah pula dengan kondisi angkutan penyeberangan yang semakin membaik,” ujar Djoko.