Indonesia Financial Group Melaju, Ungkit Anak Usaha
Aset Indonesia Financial Group meningkat. Hal ini mendorong IFG untuk melaju, menjadi pengungkit yang lebih kuat bagi anak usaha.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia Financial Group, perusahaan induk asuransi, investasi, dan penjaminan milik negara, membukukan aset Rp 76,2 triliun per Desember 2020. Aset secara konsolidasi tersebut tumbuh dari Rp 72,5 triliun per Maret 2020.
Adapun total premi bruto Rp 18 triliun dan dana kelolaan konsolidasi Rp 81,8 triliun per akhir 2020.
Direktur Utama IFG Robertus Bilitea saat dikonfirmasi, Minggu (3/1/2021), mengatakan, pertumbuhan aset sejalan dengan tujuan strategis pembentukan induk usaha, yakni menciptakan pertumbuhan bisnis anak perusahaan dengan mengedepankan asas kehati-hatian.
”Pembentukan IFG sebagai induk usaha juga diharapkan menjadi pengungkit yang lebih kuat bagi anak usaha, baik dari sisi sumber daya manusia maupun finansial, sekaligus menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan bagi anak perusahaan,” katanya.
IFG merupakan citra baru dari PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) yang pada pertengahan 2020 ditunjuk pemerintah sebagai induk BUMN di bidang investasi dan asuransi.
Pembentukan IFG sebagai induk usaha juga diharapkan menjadi pengungkit yang lebih kuat bagi anak usaha
IFG memiliki sembilan entitas anak usaha, yakni PT Jasa Raharja, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Graha Niaga Tata Utama, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Sekuritas, PT Bahana Artha Ventura, dan PT Bahana Kapital Investa.
Pada awal 2021, IFG meraih peringkat kredit idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Hal ini mencerminkan kondisi kesehatan keuangan yang sehat sebagai korporasi. Peringkat ini juga menunjukkan IFG memiliki pengelolaan keuangan yang prima dan mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangan di tengah situasi pandemi, baik dari sisi keuangan maupun operasional.
Pertumbuhan anorganik
Sekretaris Perusahaan IFG, Oktarina Dwidya Sistha, mengatakan, tahun ini IFG akan mendongkrak pertumbuhan anorganik, salah satunya melalui pendirian IFG Life. Perusahaan ini juga akan menerima migrasi polis asuransi dari nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) hasil restrukturisasi.
Secara terpisah, Direktur Bisnis IFG Pantro Silitonga mengatakan, kehadiran IFG Life merupakan bagian dari peta jalan bisnis IFG untuk memiliki bisnis di sektor asuransi jiwa, kesehatan, dan pengelolaan dana pensiun. IFG Life ditargetkan mulai beroperasi pada awal 2021.
”Dengan produk aman dan layanan berkualitas, IFG Life bisa berkembang menjadi perusahaan asuransi yang besar dan kuat dengan menjadi anggota baru dalam holding BUMN,” katanya.
IFG menyiapkan dana Rp 26,7 triliun yang disuntikkan untuk IFG Life. Dana tersebut terdiri dari setoran dividen anggota induk BUMN asuransi, investasi, dan pembiayaan sebesar Rp 4,7 triliun, serta penyertaan modal negara senilai Rp 22 triliun.
Dengan produk aman dan layanan berkualitas, IFG Life bisa berkembang menjadi perusahaan asuransi yang besar dan kuat dengan menjadi anggota baru dalam holding BUMN.
Mandat
Oktarina menambahkan, tahun ini IFG akan fokus menjalankan salah satu mandat pemerintah, yakni meningkatkan fungsi investasi dan kredit modal kerja usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui layanan penjaminan kredit usaha. Dalam menjalankan fungsi tersebut, IFG mengandalkan anak perusahaan seperti Jamkrindo dan Askrindo.
”Hal tersebut sejalan juga dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional yang dicanangkan pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu sebagai bagian dari IFG, Direktur Pengembangan Asuransi Jasindo Diwe Novara mengatakan, strategi perusahaannya berubah drastis, dari orientasi pertumbuhan menjadi ketahanan.