Industri di China mulai menggeliat. Hubungan dagang China dan Australia yang tegang turut memberi sentimen positif terhadap harga batubara Indonesia.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga acuan batubara periode Januari 2021 naik tinggi, yakni 75,84 dollar AS per ton. Sebelumnya, harga batubara pada Desember 2020 adalah 59,65 dollar AS per ton. Secara rata-rata, harga batubara sepanjang 2020 adalah 58,17 dollar AS per ton atau yang terendah sejak 2015.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi menyatakan, kenaikan harga batubara sebesar 16,19 dollar AS per ton dari Desember 2020 ke Januari 2021 sangat signifikan. Kenaikan harga ini lantaran peran China yang vital dalam perdagangan batubara Indonesia. China adalah pasar utama batubara asal Indonesia dan India ada di posisi kedua.
”Kenaikan harga batubara ini menandakan industri di China mulai menggeliat. Selain itu, akhir-akhir ini ada ketegangan hubungan perdagangan antara China dan Australia yang turut memberikan sentimen positif terhadap pergerakan harga batubara,” kata Agung saat dihubungi, Senin (4/1/2020).
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, kinerja industri batubara sepanjang 2020 sangat terpengaruh oleh pandemi Covid-19. Sejak pemerintah menyatakan pandemi di awal Maret 2020, permintaan batubara di pasar ekspor dan domestik menurun dan kembali pulih di triwulan IV-2020. Hal itu berdampak pada produksi batubara 2020 yang lebih rendah dibandingkan pada 2019.
”Penerbitan Undang-Undang Nomor 3 yang merupakan perbaikan dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara memberi dampak positif terhadap kinerja industri batubara, khususnya terhadap perlakuan perpajakan bagi perusahaan yang melaksanakan hilirisasi batubara di dalam negeri,” ujar Hendra.
Sejak pemerintah menyatakan pandemi di awal Maret 2020, permintaan batubara di pasar ekspor dan domestik menurun dan kembali pulih di triwulan IV-2020.
Hendra juga mengakui, rerata harga batubara sepanjang 2020 yang merupakan harga terendah dalam kurun lima tahun terakhir berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Terdapat sejumlah laporan beberapa perusahaan tambang skala kecil menghentikan operasinya lantaran harga yang tidak ekonomis.
Tak hanya perusahaan tambang batubara, perusahaan jasa angkutan, logistik, dan trader-pun turut terdampak. ”Tantangan ke depan bagi industri batubara di Indonesia adalah semakin sulitnya pembiayaan perbankan, isu lingkungan terkait perubahan iklim, dan isu-isu terkait transisi energi,” kata Hendra.
Hilirisasi
Sebelumnya Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan, pemerintah akan memberikan insentif royalti nol persen bagi perusahaan batubara yang berinvestasi di sektor hilirisasi batubara. Hilirisasi tersebut berupa gasifikasi batubara menjadi dimetil eter (DME) atau pengolahan batubara menjadi metanol. Produk DME bisa digunakan menggantikan fungsi elpiji.
”Royalti hanya diberikan untuk volume batubara yang digunakan dalam proyek hilirisasi. Di luar itu, tetap dikenai royalti sesuai ketentuan,” ujar Arifin.
Kebijakan royalti nol persen tersebut diberikan lantaran ongkos investasi hilirisasi batubara di Indonesia terbilang mahal.
Arifin menambahkan, kebijakan royalti nol persen tersebut diberikan lantaran ongkos investasi hilirisasi batubara di Indonesia terbilang mahal. Untuk menghasilkan DME sebanyak 1,5 juta ton per tahun, perusahaan membutuhkan investasi sebesar hampir 2 miliar dollar AS atau setara Rp 28,2 triliun. Selain itu, hanya hilirisasi batubara yang merupakan proyek strategis nasional atau menghasilkan produk strategis yang berhak memperoleh royalti nol persen.
Pemerintah pada akhir-akhir ini mendorong perusahaan tambang batubara untuk melirik proyek hilirisasi batubara menjadi DME. DME ditujukan untuk mengurangi impor elpiji di mana dari 7 juta ton elpiji yang dikonsumsi di Indonesia, sebanyak 70 persen diperoleh dari impor.
Batubara yang digunakan untuk proyek hilirisasi adalah batubara kadar rendah. Dari sumber daya batubara Indonesia sebesar 149 miliar ton, sekitar 30 persen atau 44,7 miliar ton adalah batubara kadar rendah.