Investasi Baterai Kendaraan Listrik 9,8 Miliar Dollar AS Masuk Indonesia
Indonesia merealisasikan transformasi hilirisasi pertambangan. Perusahaan Korea Selatan, LG Energy Solution Ltd, akan berkolaborasi dengan konsorsium BUMN, MIND ID.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan, LG Energy Solution Ltd, resmi berinvestasi di Indonesia. Anak perusahaan dari konglomerasi LG Group itu akan membangun pusat industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia.
Kesepakatan investasi antara Pemerintah Indonesia dan LG Energy Solution Ltd merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae pada November 2019. Nota kesepahaman ditandatangani Indonesia-Korea Selatan pada 18 Desember 2020 di Seoul, Korea Selatan.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020), menyampaikan, rencana investasi LG Energy Solution Ltd senilai 9,8 miliar dollar AS.
Investasi meliputi kerja sama proyek di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan, pemurnian, serta industri prekursor dan katoda.
Pengembangan industri listrik terintegrasi merupakan salah satu upaya transformasi hilirisasi pertambangan. Nantinya, LG Energy Solution Ltd akan berkolaborasi dengan konsorsium MIND ID yang terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), PT Aneka Tambang Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara.
”Indonesia akan naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah menjadi pemain penting dalam rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik,” kata Bahlil.
LG Energy Solution Ltd dan konsorsium MIND ID berkomitmen menjalin kerja sama dengan pengusaha nasional di tingkat daerah dan usaha kecil mikro (UKM) dalam rantai pasok. Investasi diharapkan tidak hanya menggerakkan perekonomian nasional, tetapi juga berdampak positif bagi daerah.
Indonesia akan naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah menjadi pemain penting dalam rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik.
Komitmen memprioritaskan produk lokal juga masuk dalam nota kesepahaman antara Indonesia dan LG Energy Solution Ltd. Investasi harus mampu meningkatkan daya saing dan produktivitas industri nasional serta menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja dalam negeri.
Berdasarkan data BKPM, investasi asal Korea Selatan di Indonesia dari 2015 sampai dengan triwulan III-2020 mencapai 8,12 miliar dollar AS. Investasi meliputi 17.000 proyek dari 3.162 perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja langsung 660.555 orang.
Menteri BUMN Erick Thohir menambahkan, investasi industri listrik terintegrasi tak hanya memiliki pasar di dalam negeri, tetapi juga pasar luar negeri. LG Energy Solution Ltd bersama konsorsium baterai BUMN, MIND ID, akan bermitra di semua rantai pasok produksi.
”Pelaksanaan investasi aman ditindaklanjuti dengan studi bersama untuk mengukur secara detail kerja sama yang akan dilakukan kedua pihak dari hulu ke hilir,” ujar Erick.
Sebagian proyek akan berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Kawasan industri seluas 4.300 hektar itu merupakan percontohan kerja sama pemerintah dan BUMN dalam menyediakan lahan kompetitif dari sisi harga, konektivitas, dan tenaga kerja.
Investasi industri listrik terintegrasi tak hanya memiliki pasar di dalam negeri, tetapi juga pasar luar negeri.
Di tingkat dunia, target penerapan kendaraan listrik meningkat bertahap. Beberapa negara Asia yang mulai menerapkan kendaraan listrik dalam periode 2020-2030 adalah China sebanyak 8,75 juta unit, Thailand 250.000 unit, Vietnam 100.000 unit, Malaysia 100.000 unit, dan India 55.000 unit. Sementara Indonesia menargetkan penerapan mobil listrik 4 juta unit pada 2035.
Pada Oktober lalu, CEO Grup Mind ID Orias Petrus Moedak menegaskan, upaya menjadikan Indonesia sebagai titik kumpul produksi material yang menghasilkan baterai sudah dicanangkan. ”Tim dengan anggota direktur utama Pertamina, PLN, Mind ID, dan Antam sudah dibentuk dan melakukan banyak hal,” ujarnya kepada media.
Diperkirakan, kontribusi nilai tambah hilirisasi nikel terhadap produk domestik bruto (PDB) 500 juta dollar AS hingga 1,5 miliar dollar AS per tahun di tahap upstream.