Digitalisasi Penyiaran Diyakini Buka Ruang Ekonomi Baru
Transformasi penyiaran dari analog ke digital menjadi keharusan di tengah keinginan publik mendapat layanan yang berkualitas. Penguatan infrastruktur menjadi mutlak dan berpotensi menciptakan ruang ekonomi baru.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah meyakini program digitalisasi penyiaran televisi bakal berdampak ganda bagi perekonomian nasional beberapa tahun ke depan. Selain membuka lapangan kerja baru, digitalisasi bakal meningkatkan penerimaan negara dan sumbangannya terhadap produk domestik bruto berpotensi mencapai Rp 443,8 triliun.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, penciptaan ekosistem digital terus didorong melalui penerbitan sejumlah regulasi baru, termasuk Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja kluster pos, telekomunikasi, dan penyiaran. Dalam UU tersebut dinyatakan bahwa tenggat migrasi dari sistem analog ke digital selambatnya pada November 2022.
Migrasi tersebut dapat meningkatkan layanan 4G di daerah terpencil, terdepan, dan terluar (3T). ”Selain membuat siaran lebih jernih, digitalisasi penyiaran memberi dampak bagi perekonomian nasional, seperti potensi penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp 77 triliun hingga tahun 2026 serta berkontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar Rp 443,8 triliun,” kata Johnny dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (30/12/2020).
Peluang baru akan tumbuh hingga 2026 nanti di mana akan tercipta 181.000 kegiatan usaha baru dan 232.000 penambahan lapangan kerja baru.
Johnny juga menambahkan, peluang baru akan tumbuh hingga 2026, di mana akan tercipta 181.000 kegiatan usaha baru dan 232.000 penambahan lapangan kerja baru. Untuk mendukung program tersebut, pemerintah akan membangun 9.113 base transceiver station (BTS) di desa dan kelurahan di wilayah terpencil, terdepan, dan terluar, serta 3.435 BTS di wilayah nonterpencil, terdepan, dan terluar oleh operator telekomunikasi di seluruh Indonesia. Layanan internet juga akan disediakan di 4.400 pusat pelayanan publik yang selama ini belum terhubung internet.
”Dari 4.400 titik tersebut, sebanyak 3.126 titik merupakan lokasi fasilitas pelayanan kesehatan. Kami juga menargetkan 83.218 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia terjangkau jaringan 4G setidaknya hingga akhir 2022,” ujar Johnny.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika pada Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail menambahkan, lebih dari 90 persen infrastruktur telekomunikasi di Indonesia bertumpu pada mobile broadband.
Dengan adanya migrasi dari analog ke digital, akan ada penghematan ruang frekuensi yang dapat dimanfaatkan untuk perluasan layanan jaringan 5G di Indonesia. ”Sekaligus juga untuk meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi di seluruh wilayah Tanah Air,” ucap Ismail.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia Information and Communication Technology Institute Heru Sutadi menyatakan, migrasi sistem analog ke digital akan membuka banyak lembaga penyiaran digital yang baru. Menurut dia, akan ada 72 lembaga penyiaran, baik yang bersifat nasional, lokal, maupun komunitas. Situasi ini diharapkan bakal membuka lapangan kerja bagi 68.000 pekerja secara langsung.
”Ini juga tentunya akan memberi kesempatan bagi masyarakat pengisi konten yang bisa mencapai 3.000-an per bulannya,” kata Heru.
Dengan adanya migrasi dari analog ke digital, akan ada penghematan ruang frekuensi yang dapat dimanfaatkan untuk perluasan layanan jaringan 5G di Indonesia.
Heru memberi catatan tentang kapasitas sumber daya manusia yang menurut dia masih menjadi tantangan. Namun, secara nasional, di Indonesia terdapat lembaga penyiaran yang menjadi semacam kawah candradimuka untuk mencetak sumber daya manusia baru, termasuk dari sejumlah perguruan tinggi yang memiliki program studi penyiaran.
”Yang menunjang peralihan ke digital ialah hadirnya UU Cipta Kerja yang memberi waktu dua tahun proses migrasi. Selain itu, pabrikan televisi yang memang sudah mayoritas memproduksi televisi baru berteknologi digital serta kebutuhan masyarakat akan layanan yang lebih berkualitas turut berkontribusi pada percepatan migrasi tersebut,” ujar Heru.