Digitalisasi Produk Jadi Strategi Kresna Insurance Bertahan di Tengah Pandemi
Kresna Insurance berencana untuk secara bertahap mendigitalisasi semua jenis produk asuransi yang dikeluarkan.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19, PT Asuransi Kresna Mitra Tbk atau Kresna Insurance meningkatkan layanan digitalisasi untuk meningkatkan keterjangkauan produk dari pasar. Meski begitu, penururunan tingkat permintaan terhadap produk asuransi tetap menggerus pendapatan premi dari perusahaan sepanjang tahun ini.
Direktur Kepatuhan sekaligus Sekretaris Perusahaan Kresna Insurance Abitani Berkah Taim, Selasa (29/12/2020), mengatakan, pandemi Covid-19 telah mempercepat penetrasi produk asuransi digital di pasar Indonesia. Tahun ini, Kresna Insurance meluncurkan produk baru bernama BUNKcovid.
Produk ini memberikan manfaat dana santunan hingga Rp 60 juta bagi nasabah yang terdiagnosis positif dan meninggal dunia akibat Covid-19 dengan premi terjangkau. Produk ini dapat diakses melalui situs web penjualan resmi Kresna Insurance, yaitu covid.kresnainsurance.com, sehingga transaksi dapat dilakukan dengan mudah dari rumah.
”Kresna Insurance telah menjadi bagian dari industri 4.0. Perusahaan terus menerapkan digitalisasi secara menyeluruh untuk memasarkan produk secara luas dan menjalankan proses yang lebih efisien dan efektif,” ujarnya dalam paparan publik perusahaan secara virtual.
Kresna Insurance telah menjadi bagian dari industri 4.0, di mana perusahaan terus menerapkan digitalisasi secara menyeluruh untuk memasarkan produk secara luas dan menjalankan proses yang lebih efisien dan efektif.
Ke depan, semua jenis produk asuransi yang dikeluarkan Kresna Insurance, mulai dari asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, asuransi pengangkutan, asuransi kesehatan, hingga asuransi kerangka kapal, juga akan didigitalisasi secara bertahap.
Abitani mengakui, upaya digitalisasi yang dilakukan Kresna Insurance tidak dapat menghindarkan perusahaan dari penurunan premi. Pelemahan ekonomi dan daya beli masyarakat telah berimbas pula pada penurunan permintaan produk asuransi.
Hingga 30 September 2020, Kresna Insurance tercatat membukukan pendapatan premi bruto sebesar Rp 290,89 miliar, turun 42 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 505,36 miliar.
Selain penurunan pendapatan premi, kinerja investasi perusahaan pada triwulan III-2020 juga turun 37 persen menjadi Rp 390,99 miliar dari triwulan III-2019 sebesar Rp 622,3 miliar.
Meski kinerja turun, Direktur Keuangan Kresna Insurance Norvin Osel menyatakan, kondisi keuangan perusahaan hingga triwulan III-2020 relatif baik. Rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC) perusahaan sebesar 303,89 persen. Meski menurun dari posisi September 2019 sebesar 464,81 persen, posisi RBC perusahaan masih berada di atas ketentuan OJK, yaitu 120 persen.
”Tingginya RBC menunjukkan bahwa Kresna Insurance tidak memiliki piutang premi. Selain itu, nilai aset yang kami miliki jauh melebihi liabilitas sehingga risiko adanya ketidakcocokkan akan sangat minimal,” ujar Norvin.
Sumber pendapatan
Norvin menyampaikan, sebagian besar pendapatan premi perusahaan tahun ini berasal dari Asuransi Kebakaran sebesar 44 persen dan Asuransi Kendaraan Bermotor sebesar 25 persen. Pada periode yang sama tahun lalu juga didominiasi oleh lini bisnis Asuaransi Kebakaran yang mencapai 75 persen.
”Pada semester II-2020, perusahaan menjajaki kerja sama dengan dua perusahaan pembiayaan leasing besar di Indonesia dengan harapan dapat menjadi nilai positif bagi kedua belah pihak di tengah kondisi saat ini,” ujarnya.
Sebagian besar pendapatan premi perusahaan tahun ini berasal dari Asuransi Kebakaran sebesar 44 persen dan Asuransi Kendaraan Bermotor sebesar 25 persen.
Untuk menggenjot kinerja pada 2021, perusahaan juga meningkatkan produktivitas agen yang sudah ada sekaligus merekrut agen baru untuk meningkatkan penjualan produk segmen ritel. Adapun untuk memperbaiki kinerja investasi, Kresna Insurance akan memperkuat kerja sama dengan broker-broker rekanan.
Sementara itu, Jemmy Atmadja, Direktur Kresna Insurance memproyeksikan pada tahun depan manajemen masih akan terus memperkuat segmen asuransi kebakaran dan asuransi kendaraan bermotor sebagai peyumbang terbesar bisnis perushaaan.
”Karena itu, pada 2021 perusahaan akan memperkuat jalinan kemitraan dengan bank dan perusahaan pembiayaan,” ujarnya.