Lolos Sertifikasi, Pesawat N-219 Karya Anak Bangsa Siap Mengudara
Pesawat N-219 direncanakan masuk tahap komersialisasi pada 2021. Dengan kandungan lokal sebesar 44,69 persen, pesawat karya anak bangsa ini diharapkan mampu memajukan industri dirgantara Indonesia.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pesawat N-219 telah resmi memperoleh sertifikat kelaikan udara atau type certificate setelah menyelesaikan seluruh rangkaian pengujian sertifikasi sebelum dapat dipergunakan oleh publik. Pesawat karya anak bangsa ini diharapkan mampu memecahkan persoalan transportasi, terutama di lokasi ekstrem dan terpencil, di berbagai wilayah Indonesia.
Penyerahan sertifikasi ini dilakukan di gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (28/12/2020), oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono kepada Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) Elfien Goentoro. Momen ini disaksikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro via pertemuan daring.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI Gita Amperiawan dalam rilis yang diterima di Bandung menuturkan, pesawat N-219 siap masuk tahap komersial setelah menjalani uji coba 451 jam terbang dan 393 siklus penerbangan. Pesawat karya anak bangsa ini memiliki dua desain purwarupa sebelum rampung saat ini.
Sertifikat kelaikan ini diberikan oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI sebagai otoritas kelaikudaraan sipil di Indonesia. Sertifikasi ini dilakukan untuk menjamin keamanan dan keselamatan sebelum digunakan oleh publik.
Ini menjadi prestasi pertama dan luar biasa bagi PT DI dan DKPPU untuk menyelesaikan evaluasi dan tes bagi produk pesawat nasional dengan kompleksitas sebesar ini. Ini merupakan prestasi anak bangsa.
Setelah mendapatkan sertifikasi, pesawat yang diberi nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo ini siap mengudara dan masuk tahap komersialisasi pada 2021. N-219 diharapkan bisa membantu penerbaangan perintis sehingga bisa menjalin konektivitas transportasi di seluruh pelosok Indonesia.
Elfien Guntoro menuturkan, N-219 merupakan pesawat yang pertama kali menyelesaikan sertifikasi dengan hasil karya anak bangsa sepenuhnya. Prestasi ini diharapkan bisa menaikkan wibawa bangsa dalam dunia penerbangan.
”Ini menjadi prestasi pertama dan luar biasa bagi PT DI dan DKPPU untuk menyelesaikan evaluasi dan tes bagi produk pesawat nasional dengan kompleksitas sebesar ini. Ini merupakan prestasi anak bangsa,” ujarnya.
Industri komponen lokal
Bambang PS Brodjonegoro menyambut baik hasil inovasi penerbangan ini, apalagi N-219 melibatkan industri komponen dalam negeri. Berdasarkan hasil asesmen dari PT Suveyor Indonesia tahun 20129, pesawat ini memiliki nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 44,69 persen.
Bambang berharap nilai produksi ini meningkat hingga di atas 50 persen. Hal tersebut akan menjadi langkah optimis dalam kebangkitan industri dirgantara di Indonesia. Pasalnya, industri penerbangan hanya dimiliki oleh negara dengan kemampuan dan ekonomi yang besar.
Bambang menuturkan, N-219 ini menjadi bukti kerja sama antara pemerintah, riset, dan industri dan sangat menjanjikan pelaksanaan program berikutnya. Beberapa pengembangan tersebut, katanya, dititikberatkan pada kemampuan pesawat untuk beroperasi amfibi dan menjangkau daerah-daerah yang terisolasi.
”Jika bisa menghubungkan antarpulau bakal lebih bagus lagi, apalagi destinasi wisata Indonesia banyak tersebar di kepulauan. Selain itu, pesawat yang diciptakan ini diharapkan bisa menjangkau daerah terpencil dan terisolasi, seperti kejadian bencana dengan fasilitas landasan pacu yang tidak memadai,” ujarnya.