”Bobo” di Bobocabin, Kabin Privat Pelepas Penat di Hutan
Bobocabin mengusung konsep kemah mewah ("glamorous camping" atau "glamping"). Kapasitas satu unit Bobocabin memuat dua orang dewasa dan satu anak-anak.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
Pandemi Covid-19 mengerem aktivitas rekreasi masyarakat. Padahal, rasa jengah dan penat menumpuk. Barangkali, menikmati hutan di dalam kabin privat dapat menjadi pilihan melepas penat di tengah pagebluk ini.
Awal pekan lalu, Bobobox dan Kelompok Bisnis Mandiri Ecotourism Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten menandatangani perjanjian kerja sama pengembangan wisata di Green Grass Cikole dan Wana Wisata Rancaupas, Jawa Barat. Tujuannya adalah mengoptimalkan kawasan hutan lindung untuk pengusahaan wisata berbasis penginapan.
Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan, perusahaan memberikan akses kepada Bobobox untuk memanfaatkan kawasan hutan. Biaya pembangunan Bobocabin dan pemasaran sepenuhnya berasal dari Bobobox.
”Bobobox akan melibatkan masyarakat sebagai tenaga operasional. Pemasaran (kabin wisata) berbasis daring,” katanya saat dihubungi, Sabtu (26/12/2020).
Bagi Perhutani, kerja sama ini dapat menambah daya tarik wisata dan pendapatan yang berasal dari jumlah kunjungan. Ada dua macam sumber keuntungan, yakni pembagian yang telah ditetapkan kedua pihak dan nilai progresif berdasarkan tingkat keterisian.
Menurut Wahyu, tim pengembangan usaha divisi regional korporasi telah mengasistensi dan mengawasi penentuan bagi hasil, negosiasi, serta penyusunan draf legal. Jangka waktu kerja sama ini selama dua tahun dan dapat diperpanjang setelah ada evaluasi.
Di area Green Grass Cikole, lahan yang akan dikembangkan kira-kira seluas 1 hektar untuk 10-15 unit Bobocabin. Lahan di Wana Wisata Rancaupas yang akan dimanfaatkan berkisar 1,26 hektar untuk 20 unit Bobocabin.
Di kedua area itu, Bobobox berencana menggunakan lahan seluas 100-300 meter persegi untuk kompleks bangunan kabin. Adapun luas lahan untuk fasilitas toilet kira-kira 50-100 meter persegi dan area penunjang sebesar 200-500 meter persegi.
Di area Green Grass Cikole, lahan yang akan dikembangkan kira-kira seluas 1 hektar untuk 10-15 unit Bobocabin.
Senior General Manager Kelompok Bisnis Mandiri Ecotourism Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Agus Mashudi menyatakan, pengembangan kawasan hutan tersebut menyasar wisatawan yang suka berekreasi di alam terbuka dengan nyaman dan tidak ingin repot menyiapkan akomodasi. Dia berharap, kerja sama ini dapat ikut meramaikan pasar wisata di tengah pandemi.
CEO sekaligus Co-Founder Bobobox Indra Gunawan menuturkan, penginapan di area terbuka (outdoor accommodation) bisa menjadi opsi destinasi wisata selama pandemi dan pasca-pandemi. Harapannya, Bobocabin berdampak positif dari segi sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat setempat.
Untuk mendukung penerapan protokol kesehatan dan pembatasan jarak fisik di kedua area pengembangan, Bobobox berkomitmen membersihkan area publik seperti lobi dan toilet setiap jam dan menyediakan penyanitasi tangan di tiap titik tersebut, termasuk kabin. Pengunjung membuka pintu kabin dengan kode respons cepat (QR code).
”Guna memastikan privasi dan kenyamanan pengunjung serta memastikan protokol kesehatan, kami memperhatikan jarak antarbangunan. Selain itu, kami juga akan menerapkan contactless experience dengan dukungan teknologi internet of things,” tuturnya saat dihubungi, Kamis.
Guna memastikan privasi dan kenyamanan pengunjung serta memastikan protokol kesehatan, kami memperhatikan jarak antarbangunan. Selain itu, kami juga akan menerapkan contactless experience dengan dukungan teknologi internet of things.
Pada fase pertama, Bobobox akan membangun dua kabin di setiap area. Unit Bobocabin tersebut ditargetkan beroperasional pada awal 2021. Seiring berjalannya waktu, unit-unit Bobocabin akan bertambah secara bertahap.
Bobocabin mengusung konsep kemah mewah (glamorous camping atau glamping). Kapasitas satu unit Bobocabin memuat dua orang dewasa dan satu anak-anak. Kamar mandinya berada terpisah atau menggunakan sistem berbagi (sharing bathroom). Harga sewanya Rp 500.000-Rp 1 juta per unit per hari.