Balada Warga Mencari Alternatif Liburan Saat Natal
Alih-alih di rumah saja, sebagian warga Jakarta mencari alternatif untuk memanfaatkan waktu libur di luar rumah.
Oleh
ERIKA KURNIA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama hari Natal dan Tahun Baru 2020-2021, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menginstruksikan penutupan dan pemantauan ketat di beberapa tempat rekreasi dan olahraga sebagai upaya mencegah penularan Covid-19. Kendati demikian, sebagian warga Jakarta tetap mencoba berlibur di luar rumah dengan mencari alternatif tempat hiburan.
Dalam rangka mencegah dan mengendalikan penularan virus penyebab Covid-19 di wilayah Ibu Kota, Gubernur DKI Jakarta mengeluarkan Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 64 Tahun 2020 dan Seruan Gubernur DKI Jakarta Nomor 17 Tahun 2020. Kebijakan itu mengatur penutupan dan pengendalian ketat sejumlah fasilitas publik di Jakarta.
Berdasarkan kebijakan itu, semua tempat wisata ditutup, seperti kawasan Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Ragunan, dan Kota Tua. Fasilitas taman umum dan olahraga seperti ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) serta Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta Pusat yang biasa dikunjungi masyarakat untuk berolahraga juga ditutup.
Penutupan atau pengetatan pengawasan kawasan yang biasa menjadi tempat warga berkerumun, seperti pusat kuliner, juga diberlakukan.
Namun, Jumat (25/12/2020) siang, Ruth (35) beserta suami dan dua anaknya tetap keluar rumah setelah mengikuti misa Natal secara daring. Warga Jakarta Timur itu mengaku dalam beberapa tahun terakhir selalu mengajak anak-anaknya yang berusia tujuh dan lima tahun untuk pergi ke tempat wisata.
”Hampir setiap Natal, siang atau sore, saya dan suami ajak anak-anak atau saudara kami lainnya liburan di tempat wisata. Kalau di rumah saja mereka enggak betah, harus keluar ruangan,” ujarnya.
Dengan kendaraan pribadi, mereka mencari lokasi yang bisa dan aman untuk didatangi. Sejauh ini, mereka berencana ke Taman Lapangan Banteng yang tidak ditutup.
”Kami rencananya mau duduk-duduk di sana sambil biarkan anak-anak bermain dengan mainannya. Kalau sekiranya enggak nyaman, paling kita keliling-keliling kota aja naik mobil, mencari sisi lain Jakarta yang belum kami rasakan,” tuturnya.
Pada Pagi, sejumlah warga juga tetap mendatangi kawasan sekitar GBK dan Senayan. Salah satunya Agus Hermawan (26) yang pagi ini sempat mampir ke kawasan sekitar GBK untuk gowes bersama beberapa rekannya dari Jakarta Timur.
Memanfaatkan jalur sepeda dari sekitar Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Pintu Satu Senayan, Agus mengaku sangat menikmati aktivitas menyehatkan itu kala kota lebih lengang dari biasanya. Di sisi lain, ia dan rekannya harus menjaga diri agar tetap mematuhi protokol kesehatan yang terus dipantau aparat.
Selain bersepeda, kawasan Senayan juga dipilih karena ada pusat perbelanjaan yang bisa ia datangi selepas berkeliling. ”Seperti biasa, sehabis bersepeda di sekitar sini, kami pasti mampir ke mal untuk istirahat, makan, atau sekalian belanja,” ujarnya.
Ia mengaku lega karena pusat perbelanjaan tetap buka selama hari libur kali ini. Seperti diketahui, pusat perbelanjaan di Jakarta tetap buka, tetapi dengan pembatasan waktu operasional sampai pukul 19.00. Aturan ini berlaku pada malam tahun baru 31 Desember 2020 dan 1 Januari 2021.
Pantauan Kompas, di kawasan sekitar Kota Tua, Taman Sari, Jakarta Barat, pada malam Natal (24/12/2020), trotoar dan jalan bebas kendaraan bermotor juga menjadi daya tarik pengunjung. Pedagang kaki lima yang menyebar di sekitarnya semakin mengundang masyarakat yang bertandang ke sana, dari penjual kerak telor sampai nasi goreng gila, penjaja tripod hingga pembaca garis tangan.
Situasi itu terlihat di sekitar Jalan Kalibesar Timur dan Jalan Kunir. Warga yang datang bisa sekadar duduk-duduk di bangku-bangku pinggir Kali Krukut yang sudah tertata atau di lapak yang disediakan pedagang makanan. Situasi tersebut tetap ada di bawah pengawasan aparat yang berjaga-jaga di sekitar kawasan Kota Tua.
Retno (24), warga Depok, Jawa Barat, yang datang malam lalu mengaku tidak tahu akan adanya penutupan tempat wisata di Jakarta selama libur Natal. Kedatangannya ke sana bersama beberapa teman murni karena butuh suasana baru untuk didatangi selain Depok.
”Saya ke sini untuk penyegaran. Kalau tempat wisata ditutup, ya, enggak masalah, sih, selama masih ada ruang terbuka yang bisa didatangi,” ujarnya.
Pengajar Program Studi Perjalanan Wisata Universitas Negeri Jakarta, Khrisnamurti, mengatakan, penutupan destinasi wisata dan fasilitas publik pada akhir tahun menjadi hal yang tak biasa bagi warga Ibu Kota. Warga DKI dan Indonesia pada umumnya sudah terbiasa merayakan libur akhir tahun dengan berkumpul, bermain petasan, atau berkunjung ke rumah kerabat untuk barbeku.
”Merayakan akhir tahun dengan kemeriahan dan bersenang-senang sudah menjadi budaya,” katanya, Kamis (24/12/2020).
Namun, pandemi Covid-19 yang mewabah di dunia telah memaksa warga beradaptasi. ”Ini adalah akhir tahun yang harus direfleksikan, apa yang kita inginkan tidak tercapai, tetapi bersyukur dengan apa yang kita punya. Di dalam pariwisata, ada health tourism, religious tourism, dan heritage tourism. Jadi, berpikirnya benar-benar untuk refleksi,” tuturnya.