Meskipun Masih Rendah, Tren Belanja di Mal Mulai Meningkat
Antusiasme masyarakat untuk berbelanja di pusat perbelanjaan atau mal jelang perayaan Natal tahun ini turun akibat pandemi. Pusat perbelanjaan disebut hanya diramaikan masyarakat yang hanya ingin mencari hiburan.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Antusiasme masyarakat untuk berbelanja di pusat perbelanjaan atau mal jelang perayaan Natal tahun ini turun akibat pandemi. Pusat perbelanjaan disebut hanya diramaikan masyarakat yang hanya ingin mencari hiburan.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja, kepada Kompas, Senin (21/12/2020), mengatakan, seiring diterapkannya adaptasi kebiasaan baru, tingkat kunjungan masyarakat di mal sebenarnya mulai meningkat dari titik terburuk di awal pandemi.
”Tingkat kunjungan memang meningkat, tetapi peningkatannya bertahap dan cenderung lambat. Secara umum, tingkat kunjungan masih di kisaran 30-40 persen,” tuturnya.
Di sisi lain, Alphonzus menyebut, ada perubahan perilaku pengunjung mal selama pandemi. Jika saat normal aktivitas berbelanja pengunjung mal lebih banyak, saat ini pengunjung cenderung datang hanya untuk mencari hiburan.
”Di periode normal, orang datang ke mal buat belanja kebutuhan Natal. Sekarang kebanyakan malah mencari hiburan karena selama ini masyarakat banyak di rumah,” katanya.
Aktivitas hiburan yang dimaksud seperti makan, minum, dan cuci mata. Aktivitas itu dilaporkan banyak dilakukan pengunjung kendati banyak mal masih mengurangi kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Ketua Umum DPP Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah, yang dihubungi terpisah, mengatakan, peritel penyewa mal dari sektor makanan dan minuman masih mengandalkan kanal penjualan langsung (offline) daripada daring (online).
”Orang masih suka makan dan minum langsung di mal daripada online, lalu mereka makan makanan yang masih panas. Kalau yang penjualannya bagus secara online itu elektronik,” tuturnya.
Daya beli
Gairah belanja masyarakat dinilai sudah mulai naik. Apalagi setelah didorong berbagai kegiatan hari belanja nasional beberapa bulan terakhir, termasuk Festival Diskon Nasional di pengujung tahun, 16-30 Desember 2020.
”Hari belanja nasional yang diselenggarakan seluruh pelaku usaha perdagangan, baik ritel, mal, maupun supplier mendorong agar orang ramai belanja, baik online maupun offline. Itu sudah terlihat peningkatan di weekend kemarin, harapannya terus meningkat di akhir tahun,” jelasnya.
Penjualan secara daring yang jadi alternatif pemasaran peritel penyewa mal disebut meningkat perlahan porsinya. Jika sebelum pandemi hanya 3 persen, Budihardjo menyebut porsi penjualan daring kini meningkat menjadi sekitar 5 persen.