Sektor pariwisata menjadi lokomotif penggerak ekonomi Bali. Ketergantungan Bali terhadap sektor pariwisata perlu diimbangi dengan membangun dan mengembangkan sektor ekonomi lain.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Sektor pariwisata menjadi lokomotif penggerak ekonomi Bali. Ketergantungan Bali terhadap sektor pariwisata perlu diimbangi dengan membangun dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi lain, yakni pertanian dan industri kerajinan.
Dalam diskusi kelompok terpumpun dengan tema ”Menyeimbangkan Struktur dan Fundamental Perekonomian Bali: Pariwisata, Pertanian, dan Kelautan serta Industri”, di Gedung Jaya Sabha, Kota Denpasar, Bali, Selasa (22/12/2020), Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan perekonomian Bali bertumpu pada sektor pariwisata. Sementara itu, menurut Koster, Bali memiliki potensi pada sektor pertanian secara luas, termasuk perikanan, dan industri kerajinan rakyat.
Koster menambahkan, pariwisata masih menjadi andalan Bali. Namun, Koster menyatakan Bali harus mengembangkan pula sektor pertanian dan sektor industri kerajinan sehingga struktur ekonomi Bali lebih seimbang dan lebih kokoh di masa depan.
”Diskusi ini bukan mempertajam dikotomi antara pariwisata dan pertanian serta industri kerajinan, melainkan mengarah ke penyeimbangan struktur perekonomian Bali di masa depan,” kata Koster mengawali diskusi.
Sekretaris Utama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Himawan Hariyoga mengatakan, ekonomi Bali dalam tiga triwulan 2020 mengalami kontraksi.
Bali harus menyiapkan diversifikasi ekonomi daerah dengan mengandalkan pariwisata yang sekaligus menjadi pasar produk pertanian Bali.
Dalam paparannya secara dalam jaringan (daring), Himawan menguraikan, ekonomi Bali pada triwulan I-2020 tumbuh negatif sekitar -1,1 persen dan kontraksi terhadap ekonomi Bali itu berlanjut, bahkan lebih dalam, pada triwulan II dan triwulan III-2020.
Kondisi itu terutama dipengaruhi dampak pandemi Covid-19, penyakit yang diakibatkan virus korona baru, terhadap aktivitas pariwisata di Bali. Himawan menyebutkan, ekonomi Bali pada triwulan IV-2020 diperkirakan akan membaik, tetapi belum lepas dari kontraksi sebelumnya.
Dalam paparannya itu, Himawan juga menyebutkan, Bali memiliki sejumlah potensi keunggulan, antara lain sektor pertanian secara luas, termasuk peternakan dan perikanan, dan perdagangan serta perdagangan selain industri makanan dan minuman, hotel dan restoran, dan komunikasi.
Adapun Menteri Riset dan Teknologi, yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, sektor pariwisata tetap menjadi andalan Bali dan sekaligus dioptimalkan menjadi pasar produk hasil pertanian dan industri kerajinan Bali.
Ketika menghadiri langsung diskusi kelompok terpumpun di Gedung Jaya Sabha, Denpasar, Selasa, Bambang menyatakan, Bali agar memperkuat dan memanfaatkan teknologi untuk menghasilkan produk agrikultur yang memberikan nilai tambah pada hasil pertanian. ”Bali harus menyiapkan diversifikasi ekonomi daerah dengan mengandalkan pariwisata yang sekaligus menjadi pasar produk pertanian Bali,” kata Bambang.
Pandemi Covid-19
Dalam diskusi yang dihadiri pejabat dan sejumlah pemangku kepentingan terkait sektor pariwisata, pertanian, dan industri itu, Koster juga menyebutkan, tekanan terhadap ekonomi Bali akibat pandemi Covid-19 juga menjadi momentum bagi Bali untuk membangun keseimbangan struktur dan fundamental ekonomi Bali.
Koster mengungkapkan, Bali memiliki sejarah dan potensi besar di sektor pertanian organik, tetapi potensi pertanian itu belum maksimal dikembangkan.
Sebelumnya, dalam acara terpisah, Selasa (22/12), Koster mengatakan, Bali tetap dibuka dan menerima kunjungan wisatawan dalam negeri di masa libur akhir tahun ini. Untuk menjaga kesehatan, keamanan, dan kenyamanan bersama, baik wisatawan maupun masyarakat Bali, Koster menyatakan, pemerintah memberlakukan sejumlah persyaratan bagi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) yang ke Bali di masa libur akhir tahun ini, termasuk memastikan seluruh PPDN ke Bali bebas dari Covid-19 dan tidak menjadi sumber penularan Covid-19.
Pemprov Bali memberlakukan pengetatan syarat berkunjung ke Bali dan pengaturan kegiatan masyarakat selama libur hari raya Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 mulai Sabtu (19/12). Mengacu Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 2021 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat Selama Libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali, PPDN ke Bali yang menggunakan moda transportasi udara diwajibkan menunjukkan surat keterangan hasil negatif uji usap berbasis PCR dan mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan secara elektronik (e-HAC) Indonesia.
Adapun bagi PPDN yang akan ke Bali dengan menggunakan moda transportasi darat atau laut diwajibkan menunjukkan surat keterangan hasil negatif uji cepat (rapid test) antigen. Selama berada di Bali, seluruh PPDN termasuk wisatawan itu juga diwajibkan memiliki surat keterangan hasil negatif uji usap berbasis PCR ataupun hasil negatif uji cepat antigen yang masih berlaku. Masa berlaku surat keterangan hasil pemeriksaan itu selama 14 hari sejak diterbitkan.
Terkait upaya Pemprov Bali dalam menangani dan mengendalikan pandemi Covid-19, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menghadirkan bus laboratorium bergerak (mobile) inovasi terbaru mereka, yakni, Biosafety Level 2 (BSL-2), di Bali selama beberapa hari mulai Selasa (22/12).
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, fasilitas laboratorium bergerak BSL-2 karya BPPT itu membantu pengujian spesimen uji usap dengan kapasitas 500 spesimen dalam 24 jam.
Dalam seremoni pelepasan bus laboratorium bergerak BSL-2 BPPT di area Gedung Jaya Sabha, Denpasar, Selasa (22/12), Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, unit BSL-2 akan mendukung upaya penanganan dan pengendalian pandemi Covid-19 karena membantu proses pemeriksaan spesimen uji usap berbasis PCR.
Bambang menyatakan, unit BSL-2 akan ditempatkan di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, selama laboratorium mobile inovasi BPPT itu berada di Bali.
”Keberadaan laboratorium mobile hasil inovasi ini akan membantu Bali dalam menangani Covid-19,” kata Bambang. ”Kebetulan Bali sedang banyak (didatangi) wisatawan,” ujar Bambang seusai melepas keberangkatan bus BSL-2 dari Gedung Jaya Sabha, Denpasar.