Presiden Jokowi: Patimban Perkuat Pelabuhan Tanjung Priok
Presiden Joko Widodo secara virtual meresmikan pengoperasian perdana Pelabuhan Internasional Patimban di Subang, Jawa Barat. Pelabuhan itu dinilai strategis untuk meningkatkan perekonomian Jabar maupun nasional.
Oleh
FX LAKSANA AS
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelabuhan Internasional Patimban di Subang, Jawa Barat, sudah mulai beroperasi. Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian perdana proyek tersebut secara virtual, Minggu (20/12/2020).
Soft launching dan pengoperasian perdana dilakukan di kompleks Pelabuhan Patimban. Sejumlah pejabat hadir di lokasi, di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii. Adapun Presiden Jokowi didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengikuti acara sekaligus berpidato dari Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat.
Pada operasi perdana tersebut, 140 mobil yang akan diekspor ke Brunei Darussalam masuk satu per satu ke kapal MV Suzuka Express milik PT Toyofuji Shipping Co Ltd. Merek kendaraan yang diekspor ialah Toyota, Daihatsu, dan Suzuki.
”Di tengah-tengah pandemi, salah satu proyek strategis nasional, yaitu pembangunan Pelabuhan Patimban fase pertama, telah kita selesaikan. Proyek ini memiliki peran yang penting dan strategis, baik dalam upaya meningkatkan perekonomian di Jawa Barat maupun nasional,” kata Presiden dalam pidatonya.
Pelabuhan Patimban, menurut Presiden, juga berfungsi untuk memperkuat keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Pelabuhan utama untuk kegiatan ekspor-impor di Indonesia itu sudah terlalu padat serta menimbulkan kemacetan di ruas jalan Bekasi-Jakarta dan sebaliknya.
”Dengan lokasinya yang strategis di antara Bandara Kertajati dan kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, saya yakin keberadaan Pelabuhan Patimban akan jadi kunci penghubung antarkawasan seperti industri manufaktur, pariwisata, dan sentra-sentra pertanian, serta menopang percepatan ekspor,” kata Presiden.
Selain menjadi pelabuhan yang mengekspor produk otomotif, Presiden Jokowi mengingatkan agar Pelabuhan Patimban juga harus mendukung ekspor produk-produk lainnya yang menggerakkan ekonomi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sektor pertanian, industri kreatif, serta produk-produk lainnya agar mampu bersaing di pasar global.
Untuk itu, Presiden meminta para menteri, gubernur, bupati, wali kota, dan pejabat terkait lainnya untuk bersama-sama dengan pelaku UMKM, koperasi, dan perusahaan swasta memaksimalkan Pelabuhan Patimban. Sasarannya adalah menggairahkan ekonomi rakyat dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Presiden menambahkan, keberadaan Pelabuhan Patimban harus semakin terkonsolidasi dengan pengembangan industri dan perekonomian lokal. Keberadaan Pelabuhan Patimban juga harus semakin mempercepat pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru dan mempercepat pelayanan di bidang logistik sehingga membuat produk ekspor Indonesia semakin efisien dan berdaya saing di pasar global.
Pada kesempatan yang sama, Budi Karya mengatakan, Pelabuhan Patimban merupakan proyek strategis nasional yang dibiayai oleh Pemerintah Jepang melalui pinjaman Official Development Assistance. Seluruh pembangunannya akan mencakup tiga tahap.
Saat ini telah diselesaikan pembangunan tahap 1 fase 1, meliputi pembangunan area terminal, pembangunan breakwater, seawall dan revetment, pembangunan back uparea, jalan akses, dan jembatan penghubung dengan terminal kendaraan seluas 25 hektar dengan kapasitas kumulatif mencapai 218.000 CBU (completely build up), terminal peti kemas 35 hektar dengan kapasitas kumulatif 250.000 peti kemas untuk tahap I secara keseluruhan.
Tahap 1 fase 2 akan dikerjakan pada 2021-2024. Pekerjaannya meliputi terminal peti kemas seluas 66 hektar dengan kapasitas kumulatif sebesar 3,75 juta peti kemas, terminal kendaraan dengan kapasitas kumulatif sebesar 600.000 CBU, dan terminal roro seluas 200 meter persegi.
Tahap 2 akan dilaksanakan pada 2024-2025. Pekerjaannya mencakup terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif sebesar 5,5 juta peti kemas. Adapun tahap 3, pada tahun 2026-2027, pekerjaannya adalah terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif sebesar 7,5 juta peti kemas.
Pada 3 Desember 2020, menurut Budi, uji coba operasional telah dilakukan. ”Ke depan, Pelabuhan Patimban akan disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok sesuai arahan Presiden sehingga bisa meningkatkan efisiensi waktu dan biaya logistik nasional. Di area ini juga akan ada Pertamina yang akan melakukan pembangunan dukungan energi untuk Pelabuhan Patimban dan sekitarnya,” katanya.
Pelabuhan Patimban, Budi menambahkan, akan terkoneksi dengan jalan tol dan jalan kereta api. Hal ini diharapkan akan meningkatkan potensi pembangunan 10 kawasan industri prioritas di sepanjang koridor utara Jawa sehingga perekonomian meningkat dan masyarakat mendapatkan manfaat.
Ridwan Kamil mengatakan, Patimban akan jadi cikal bakal kawasan regional metropolitan yang terdiri atas 13 kota industri baru. Patimban juga akan menjadi kota maritim untuk 1 juta penduduk yang diproyeksikan dalam 30 tahun ke depan akan sukses jadi kawasan dan kota pelabuhan yang luar biasa.
”Kawasan industri Bekasi butuh 30 tahun untuk sukses seperti sekarang. Hari ini, kita saksikan cikal bakal kesuksesan itu akan hadir,” kata Kamil.
Kawasan metropolitan tersebut, Kamil perkirakan, akan menciptakan 4,3 juta pekerjaan dalam 15 tahun ke depan. Sejalan dengan itu, kawasan Patimban akan memberikan tambahan pertumbuhan ekonomi sampai 4 persen untuk Jawa Barat sekaligus memberi sumbangsih pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk itu, Kamil berkomitmen untuk terus memberikan dukungan pada pembangunan di tahap-tahap selanjutnya. ”Konsep Superkoridor Jawa di bagian utara juga akan disukseskan oleh Patimban,” kata Kamil.