Usai Diakuisisi Garudafood, Mulia Boga Raya Manfaatkan Jaringan Perusahaan Induk
Perusahaan produsen keju PT Mulia Boga Raya Tbk optimistis pada 2021 kinerja perusahaan mampu bertumbuh di atas rata-rata pertumbuhan sektor barang konsumsi.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan produsen keju PT Mulia Boga Raya Tbk mencanangkan sinergi bisnis dengan perusahaan induk PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Setelah proses akuisisi rampung, Mulia Boga Raya juga berkomitmen mengembangkan produk dan memanfaatkan jaringan pasar perusahaan induk untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas.
Garudafood Putra Putri Jaya telah merampungkan akuisisi 55 persen saham produsen keju Mulia Boga Raya senilai hampir Rp 1 triliun.
Direktur Utama Mulia Boga Raya Paulus Tedjoksutikno menuturkan, sinergi yang saat ini telah dijalankan perusahaan berkode saham KEJU ini dengan Garudafood adalah terkait pengadaan pasokan barang. Pada 2021, sinergi akan ditingkatkan untuk pengembangan distribusi produk ke pasar ekspor.
”Saat ini ekspor kami baru di ASEAN dan belum semua negara di regional itu masuk, seperti Singapura. Kami tengah menjajaki potensi ekspor ke sana, begitu pula dengan negara Asia lainnya,” ujarnya dalam paparan publik secara virtual di Jakarta, Jumat (18/12/2020).
Pada 2021, sinergi antara PT Mulia Boga Raya Tbk dan perusahaan induk PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk akan ditingkatkan untuk pengembangan distribusi produk ke pasar ekspor.
Dari sisi kontribusi, lanjut Paulus, saat ini nilai pasar ekspor masih sangat kecil dibanding pasar domestik sehingga belum berdampak terlalu signifikan bagi penjualan perusahaan. Hingga triwulan III-2020, penjualan domestik menyumbang 97 persen dari total penjualan, sementara sisanya 3 persen diisi pasar ekspor.
Tahun depan, pandemi Covid-19 diyakini masih akan berimbas pada pelemahan daya beli masyarakat. Namun, masih ada peluang yang bisa digali, yakni dengan kebiasaan berada di rumah selama pandemi, kebutuhan bahan makanan ada kesempatan naik, salah satunya produk keju yang biasanya jadi tambahan masakan.
Mulia Boga Raya optimistis di tahun depan kinerja perusahaan mampu bertumbuh di atas rata-rata pertumbuhan sektor barang konsumsi. ”Strategi yang akan kami terapkan di antaranya dengan menelurkan produk-produk baru yang sesuai kebutuhan pelanggan, tetapi detailnya belum bisa kami sampaikan,” kata Paulus.
Sepanjang triwulan III-2020, penjualan produk keju jenis blok mendominasi pendapatan sekitar 87 persen, adapun sisanya 13 persen diisi produk keju irisan (slice) dan mayonaise.
Berkaca pada laporan keuangan triwulan III-2020, pendapatan bersih Mulia Boga Raya tercatat turun 2,8 persen dibanding periode sama tahun lalu menjadi Rp 687,78 miliar.
Terlepas dari penurunan pendapatan, beban pokok penjualan perseroan di triwulan III-2020 menyusut kurang dari 1 persen secara tahunan menjadi Rp 459,53 miliar. Laba bersih KEJU sampai akhir September tahun 2020 tercatat naik 77,6 persen menjadi Rp 119,18 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp 67,1 miliar.
Momen akhir tahun
Dihubungi secara terpisah, analis Panin Sekuritas, Rendy Wijaya, mengatakan, pada akhir tahun ini sentimen perayaan Natal dan Tahun Baru tetap berpotensi mengangkat kinerja emiten barang konsumsi di triwulan IV-2020 meski tidak sesignifikan tahun-tahun sebelumnya.
”Dengan adanya pembatasan sosial pada Natal dan Tahun Baru kali ini untuk mengatasi penyebaran Covid-19, aktivitas belanja akan cenderung terbatas dan tidak maksimal,” ujarnya.
Pada akhir tahun ini sentimen perayaan Natal dan tahun baru tetap berpotensi mengangkat kinerja emiten barang konsumsi di triwulan IV-2020 meski tidak sesignifikan tahun-tahun sebelumnya.
Namun, di sisi lain, kata Rendy, tantangan yang dihadapi sektor barang konsumsi pada tahun depan adalah beberapa daerah yang tidak menaikkan upah minimum. Tren penguatan untuk beberapa harga komoditas yang disinyalir akan terjadi tahun depan juga berpotensi menekan margin emiten barang konsumsi.
”Prospek emiten sektor barang konsumsi pada tahun depan masih akan menarik. Pertimbangannya adalah sektor ini mendapat dampak positif dari perbaikan daya beli masyarakat seiring meningkatnya kembali aktivitas perekonomian,” kata Rendy.