Okupansi Hotel di Lombok Meningkat pada Libur Natal dan Tahun Baru
Aktivitas pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat, bergairah kembali pada akhir tahun 2020. Hal itu ditandai dengan meningkatknya okunpasi hotel pada masa libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Sektor pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat, kembali bergairah setelah hampir setahun terpukul akibat merebaknya Covid-19. Salah satunya pada momen libur Natal dan Tahun Baru 2021 yang terlihat dari meningkatnya okupansi hotel di kawasan wisata yang ada di daerah tersebut.
Lalu Kusnawan, Ketua Gili Hotel Association atau asosiasi yang membawahkan hotel-hotel di kawasan Tiga Gili (Trawangan, Meno, dan Air), mengatakan, sepanjang liburan Natal dan Tahun Baru, diperkirakan tingkat okupansi kamar di kawasan Gili mencapai sekitar 30 sampai 40 persen.
”Kami optimisitis akan terus meningkat (setelah Tahun Baru) meski perlahan,” kata Kusnawan.
Saat ini, kata Kusnawan, ada sekitar 2.000 kamar yang tersedia, misalnya, untuk kawasan Gili Trawangan. Dengan perkiraan okupansi hingga 40 persen selama libur Natal dan Yahun Baru, jumlah kamar yang digunakan pada periode itu sekitar 800 unit.
Sejak merebaknya Covid-19 di NTB pada Maret 2020 lalu, aktivitas pariwisata di kawasan Tiga Gili terpuruk. Hal serupa berlangsung di kawasan pariwisata lain di Lombok, seperti Senggigi di Lombok Barat, kawasan Rinjani di Lombok Utara dan Lombok Timur, serta di Kuta Mandalika, Lombok Tengah.
Kami optimisitis akan terus meningkat (setelah Tahun Baru) meski perlahan.
Hunian turun drastis, bahkan sebagian besar hotel tutup karena tidak ada tamu. Aktivitas mulai terlihat saat penutupan akses ke Gili dibuka seiring berlakunya normal baru.
Hingga November lalu, tingkat kunjungan ke Gili masih sekitar 1 persen per hari. Jika sebelum Covid-19 kunjungan per hari mencapai hampir 3.000, wisatawan yang datang pada November sekitar 30 orang per hari. Itu pun didominasi wisatawan lokal.
Para pengelola hotel di kawasan Tiga Gili juga mengaku tingkat okupansi meningkat selama libur Natal dan Tahun Baru. Manajer Operasional The Gili Beach Resort Hadi Mawardi (44) mengatakan, hingga akhir Desember, okupansi kamar di hotelnya sudah mencapai 80 persen.
Hadi tidak menyebut berapa kamar yang mereka miliki, tetapi, menurut dia, mengalami peningkatan signifikan untuk periode Natal dan Tahun Baru jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
”Tetapi, yang reservasi untuk vila kami terdiri dari 80 persen wisatawan mancanegara (dari Bali) dan sisanya lokal,” kata Hadi.
Selain di Gili, kawasan Senggigi juga mengalami peningkatan okupansi hotel selama periode libur Natal hingga Tahun Baru. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Saepul Ahkam, untuk resor bintang empat hingga lima, saat ini okupansinya sudah mencapai 80 persen. Sementara yang bintang tiga sudah lebih dari 50 persen.
”Tamu yang sudah reservasi tidak hanya lokal, tetapi juga banyak dari domestik atau luar NTB,” kata Saepul.
Protokol kesehatan
Hingga saat ini, penularan Covid-19 masih berlangsung di NTB. Itu terlihat dari terus terkonfirmasinya kasus baru setiap hari. Total pasien positif Covid-19 di NTB hingga Jumat ini mencapai 5.182 orang.
Oleh karena itu, selama periode libur Natal dan Tahun Baru, pengelola akomodasi, termasuk pemerintah daerah, akan memastikan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Kusnawan mengatakan, penerapan protokol kesehatan menjadi hal yang utama di semua anggota GHA. ”Bahkan, itu sudah kami lakukan di luar libur Natal dan Tahun Baru,” katanya.
Saepul menyampaikan hal serupa. Sejak dimulainya konsep normal baru pariwisata, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sudah menerapkan prosedur standar operasi (SOP) berbasis clean, health, safety, and environtmen (CHSE). Standar yang menyangkut kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan itu harus dimiliki oleh usaha jasa pariwisata yang ingin beroperasi kembali.
”Sampai hari ini kami terus mengevaluasi pelaksanaan standar itu di usaha jasa pariwisata di Lombok Barat,” kata Saepul.
Saepul menambahkan, pada malam pergantian tahun, Pemkab Lombok Barat tidak menggelar acara resmi. Namun, ia menegaskan agar usaha jasa pariwisata, terutama hotel dan tempat hiburan, wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat jika tetap menyelenggarakan acara.