Memasuki musim hujan, debit air di Kali Lamong yang berada di Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal, Surabaya, diprediksi meningkat sehingga Pemkot Surabaya menghadang dengan membangun tanggul dari tanah.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/BAHANA PATRIA GUPTA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Memasuki musim hujan, debit air Kali Lamong yang berada di Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal, Surabaya, diprediksi meningkat. Karena itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meninjau langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi tanggul mampu menahan aliran air anak Sungai Bengawan Solo tersebut.
Tingginya intensitas hujan di wilayah Mojokerto, Gresik, dan Surabaya hingga Selasa (15/12/2020) mengakibatkan jalur Benjeng ke Cerme di Gresik masih dilanda banjir luapan Kali Lamong. Ketinggian air mencapi 100 sentimeter sehingga mengakibatkan Satlantas Polres Gresik melakukan pengalihan arus.
Banjir yang menerjang sejak Minggu (13/12) membuat arus lalu lintas dari simpang tiga Morowudi menuju Benjeng dialihkan ke Jalan Raya Cerme Utara, menuju simpang tiga Pasar Cerme Lor, lalu belok kiri ke Metatu, menuju Benjeng dan Balong Panggang.
Pantuan Kompas di Desa Iker-iker, ketinggian air hingga Selasa siang masih sekitar 1 meter. Kendati demikian, warga setempat memilih tinggal di rumah masing-masing.
Belum mengungsi
Meski demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik telah menyiapkan balai desa setempat sebagai tempat mengungsi warga. Pendistribusian bantuan logistk pun dilakukan Pemkab Gresik menggunakan perahu karet.
Dengan tuntasnya pemasangan tanggul di sisi Surabaya, meluapnya Kali Lamong tahun ini tidak membuat wilayah Pakal banjir. Berdasarkan pantauan Risma pada Senin ketinggian air Kali Lamong 2,25 meter, sebelumnya pernah mencapai 3 meter.
Sementara pembuatan tanggul di Kali Lamong di sisi Kabupaten Gresik juga pengerukan sungai sama sekali belum pernah dilakukan. Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ketika meninjau lokasi banjir, pembangunan tanggul di Gresik perlu segera direalisasikan. Selama tanggul belum dibangun, pemerintah daerah yang dilalui Kali Lamong harus rutin melakukan pengerukan sungai.
Untuk mengatasi luapan sungai, Kali Lamong memang sudah ada rencana bahkan anggaran untuk membangun tanggul yang membentang dari Lamongan melintasi Gresik, Surabaya sampai ke Mojokerto. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sudah menyiapkan anggaran pembuatan tanggul sebesar Rp 1,1 triliun termasuk pembebasan lahan. Khusus pembebasan lahan untuk pembangunan tanggul menjadi tanggung jawab bupati sebagai negosiator pembebasan lahan.
Pengerukan sungai
Sementara Surabaya, selama belum membangun tanggul dari tanah, rutin melakukan pengerukan. Pembuatan tanggul secara bertahap sejak 2017, pada November lalu sudah menutup sepanjang Kali Lamong yang melintasi wilayah Surabaya. Panjangnya kurang lebih 14 kilometer.
Air Kali Lamong sering meluak ketika musim hujan karena endapan lumpur di Sungai Bengawan Solo tinggi. Maka, ketika terjadi hujan deras, aliran air meluap dan turun hingga ke anak sungai yang bermuara di Surabaya.
Dengan terpasangnya tanggul di sisi Surabaya, ketika intensitas hujan di Mojokerto tinggi, luapan air di Kali Lamong agak turun. Saat ada peningkatan debit air di sungai, biasanya Pemkot Surabaya mengatasi dengan mengoperasikan pompa air.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir ketika debit air di Kali Lamong tinggi. Karenanya, Pemerintah Kota Surabaya juga membangun tanggul secara konvensional di sepanjang Kali Lamong yang melintasi wilayah Surabaya.
”Kalau tidak ada tanggul itu, mungkin Surabaya sudah kebanjiran karena ketinggiannya tadi sudah 2,25 meter. Namun, karena ada tanggul, jadi bisa dicegah sehingga air Kali Lamong tidak bisa masuk wilayah ke Surabaya. Mudah-mudahan tidak ada gangguan pada tanggul yang sudah dibangun,” tutur Risma.
Selain membangun tanggul secara konvensional, Pemkot Surabaya juga bakal dibantu betonisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Nantinya, Kementerian PUPR akan membangun dinding beton untuk menguatkan tanggul konvensional yang telah dibuat pemkot.
”Jadi, nanti tanggul akan dibeton oleh PUPR karena Surabaya sudah bangun tanggul menggunakan tanah untuk menghidari banjir,” ucap Risma.
Pihaknya memastikan bahwa ketersediaan lahan untuk pembangunan betonisasi tanggul Kali Lamong itu telah siap sepenuhnya. Dengan demikian, Kementerian PUPR bisa langsung mengerjakan proyek senilai Rp 100 miliar ketika tahapan lelang itu rampung.
”Pemkot Surabaya sudah siap, ketersediaan lahan sudah 100 persen aset pemkot dan sudah koordinasi intens dengan mereka,” ujar Risma.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Erna Purnawati, pembuatan tanggul di Kali Lamong sudah digarap oleh Pemkot Surabaya sejak 2017. Pembuatan tanggul dilakukan karena setiap musim hujan, wilayah Pakal diterjang banjir dengan ketinggian air bias mencapai 1,2 meter.
"Karena sudah masuk proses lelang, pekerjaan membuat tanggul diperkirakan mulai digarap oleh Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat tahun depan," katanya.