Layanan Penerbangan Umrah Langsung dari Bandara Juanda Surabaya Kembali Dioperasikan
Bandara Juanda kembali operasikan layanan penerbangan langsung Arab Saudi untuk tujuan umrah setelah sempat ditutup sembilan bulan karena pandemi. Protokol kesehatan ketat diterapkan untuk cegah sebaran Covid-19.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Bandar Udara Juanda Surabaya kembali mengoperasikan layanan penerbangan langsung untuk tujuan wisata religi umrah ke Tanah Suci. Layanan ini sempat ditutup selama sembilan bulan karena pandemi Covid-19. Protokol kesehatan ketat diterapkan untuk mencegah sebaran penyakit dan melindungi seluruh penumpang.
Pelaksana Tugas Manajer Humas Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, penerbangan umrah perdana dilakukan Selasa (15/12/2020) oleh maskapai Lion Air. Aktivitas penerbangan rute internasional itu difasilitasi di Terminal 2 Bandara Juanda. Sebelum pandemi, penerbangan umrah difasilitasi di terminal 1 atau terminal domestik.
”Untuk saat ini baru satu maskapai yang melayani penerbangan langsung dari Surabaya menuju Jeddah dengan membawa penumpang yang ingin berwisata religi,” ujar Yuristo.
Menurut Yuris, ini merupakan penerbangan khusus karena penerbangan internasional secara umum di Bandara Juanda belum dibuka. Penerbangan ini direncanakan setiap minggu satu kali. Namun, pihaknya baru mengantongi jadwal untuk penerbangan berikutnya pada 3 Januari 2021.
PT Angkasa Pura I sebagai pengelola bandara memastikan layanan aktivitas penerbangan ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Bahkan, untuk menjamin kenyamanan penumpang dan mencegah sebaran Covid-19, pihaknya juga telah menyediakan fasilitas pendukung penerapan protokol kesehatan mulai dari area kedatangan hingga ruang tunggu keberangkatan pesawat.
Sebelum pandemi, Juanda merupakan salah satu bandara yang melayani penerbangan langsung ke Arab Saudi untuk tujuan wisata religi umrah. Permintaan penerbangan cukup tinggi hingga pengelola bandara menyediakan fasilitas berupa terminal khusus penumpang umrah agar tidak mengganggu mobilitas penumpang pesawat reguler.
Kapasitas pesawat hanya diisi 200 penumpang atau sekitar 50 persennya sehingga sangat lega dan memungkinkan menerapkan protokol kesehatan secara optimal. (Putu Wijaya)
Direktur Operasional Lion Air Kapten I Putu Wijaya mengatakan, untuk melayani penerbangan umrah langsung dari Surabaya pihaknya mengoperasikan Airbus 330-300CEO berkapasitas 492 penumpang dengan rincian 18 penumpang kelas bisnis dan 374 penumpang kelas ekonomi. Pesawat berbadan lebar ini diharapkan memberikan kenyamanan bagi penumpang.
Karena saat ini masih masa pandemi Covid-19, Lion Air juga menerapkan protokol kesehatan ketat mulai dari memeriksa suhu tubuh penumpang sebelum naik pesawat. Para awak kabin memakai alat pelindung sesuai dengan prosedur standar dan sirkulasi udara di dalam pesawat diatur untuk mencegah sebaran virus.
”Kapasitas pesawat hanya diisi 200 penumpang atau sekitar 50 persennya sehingga sangat lega dan memungkinkan menerapkan protokol kesehatan secara optimal,” kata Putu Wijaya.
Lion telah memenuhi dan mengimplementasikan ketentuan operasional berdasarkan ketentuan di negara tujuan ataupun ketentuan internasional. Penerbangan ke Jeddah ini terlaksana setelah memenuhi semua kualifikasi atau persyaratan audit keselamatan dan keamanan dari Kemenhub ataupun otoritas penerbangan sipil Arab Saudi.
Meningkat
Putu Wijaya memproyeksikan permintaan pasar untuk penerbangan tujuan wisata religi umrah ke Arab Saudi akan terus meningkat. Layanan penerbangan umrah di tengah pandemi Covid-19 merupakan peluang sekaligus tantangan. Setelah membuka layanan penerbangan langsung di Juanda, Lion Air berencana membuka layanan serupa di Makassar, Jakarta, dan Kualanamu.
Penerbangan umrah dari Bandara Juanda Surabaya menggunakan pesawat dengan nomor penerbangan JT-3100. Pesawat berangkat tepat waktu pukul 15.41 WIB. Layanan penerbangan ini tanpa henti dan dijadwalkan tiba di Bandara King Abdulaziz pada pukul 23.10 waktu setempat.
Sementara itu, Direktur Dream Group, perusahaan mitra Lion Air dalam layanan umrah, Muhammad Umar Bakadam mengatakan, penerbangan perdana wisata religi umrah dari Surabaya membawa 119 anggota jemaah. Jemaah ini berasal dari Jatim dan Kalimantan.
”Mayoritas jemaah yang baru mendaftar karena ada ketentuan mengenai batasan usia untuk umrah di masa pandemi ini, yakni minimal 18 tahun dan maksimal 50 tahun,” kata Umar Bakadam.
Saat jemaah tiba di bandara, mereka akan menjalani karantina selama sehari dan hari berikutnya wajib mengikuti pemeriksaan kesehatan melalui uji usap Covid-19. Setelah hasil uji usap keluar dan dinyatakan negatif, jemaah baru diperbolehkan pergi beribadah ke masjid. Bagi yang hasil uji usapnya positif harus menjalani karantina hingga dinyatakan negatif.
Bakadam optimistis permintaan wisata religi tetap tinggi meski pandemi belum selesai. Oleh karena itu, dalam kerja samanya dengan Lion Air, pihaknya menjadwalkan keberangkatan umrah setiap seminggu sekali dari Bandara Juanda Surabaya. Untuk mengimplementasikan protokol kesehatan, keberangkatan jemaah dibatasi 200-300 penumpang per pesawat.
Sebelum pandemi, dalam sepekan pihaknya memberangkatkan jemaah umrah dari Bandara Juanda Surabaya sebanyak lima sampai enam kali penerbangan. Dalam setiap penerbangan, kapasitas pesawat terisi penuh. Ini menandakan pangsa pasar umrah di Jatim tinggi.