Kedisiplinan Operator dan Pengguna Transportasi Tekan Covid-19
Protokol kesehatan mutlak dijalankan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Operator dan pengguna transportasi harus konsisten menerapkannya, termasuk di periode Natal dan Tahun Baru.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kedisiplinan operator dan pengguna transportasi dalam menjalankan protokol kesehatan, termasuk di periode liburan Natal dan Tahun Baru, dibutuhkan untuk menekan penyebaran Covid-19. Hal ini diperlukan menimbang kasus Covid-19 di Indonesia yang hingga saat ini masih terus bertambah.
Data di laman Covid19.go.id per 13 Desember 2020 menunjukkan, ada 617.820 kasus positif, 505.836 sembuh, dan 18.819 orang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia. Data ini adalah akumulasi sejak kasus Covid-19 pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020.
”Pengalaman yang sudah-sudah, periode liburan panjang diikuti lonjakan kasus positif Covid-19,” kata Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya Setyaka Dillon ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (13/12/2020).
Terkait hal tersebut, menurut Harya, di tengah pandemi ini seandainya dimungkinkan masyarakat dapat menunda dulu bertemu keluarga atau kerabat di kampung halaman. Namun, ketika terpaksa harus bepergian, baik menggunakan transportasi umum maupun kendaraan pribadi, warga harus selalu menerapkan protokol kesehatan.
Harya mencontohkan, dirinya beberapa waktu lalu bepergian jarak jauh menggunakan kereta api dari Surabaya ke Jakarta. ”Saya mengapresiasi PT KAI (Kereta Api Indonesia) yang sudah menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Saya mengalaminya sendiri,” katanya.
Penumpang harus membawa surat keterangan bebas Covid-19 yang masih berlaku. Selama di perjalanan, dirinya pun harus selalu mengenakan masker dan pelindung wajah.
Kapasitas kereta dibatasi agar para penumpang dapat menjaga jarak fisik selama perjalanan. ”Gerbong yang saya naiki saat itu malah tidak sampai 20 persen (dari kapasitas kursi) terisi sehingga memungkinkan jaga jarak,” ujar Harya.
Sementara itu CEO Toll Road Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono mengatakan, pihaknya siap melayani masyarakat yang harus bepergian di periode Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Astra Infra merupakan pemegang saham di tujuh ruas jalan tol, yakni ruas Tol Tangerang-Merak, Kunciran Serpong, Cikopo-Palimanan, Jombang-Mojokerto, Semarang-Solo, Surabaya-Mojokerto, dan JORR I W2N.
”Kami di Astra Infra tentu selalu ingin hadir menyertai masyarakat yang mungkin setelah beradaptasi dengan pandemi Covid-19 tetap berkeinginan untuk merencanakan perjalanan libur Natal dan Tahun Baru 2021,” kata Krist.
Terkait hal tersebut, Astra Infra menggelar kampanye ”Nataru Aman, Nataru Asik”. Nataru merupakan akronim Natal dan Tahun Baru. ”Aman dan Asik artinya ayo mengikuti aturan dan ayo selalu ikuti protokol kesehatan,” ujarnya.
Astra Infra melalui kampanye tersebut mengajak masyarakat mencegah penyebaran Covid-19. Langkah yang disarankan antara lain menjaga jarak minimal, mengenakan masker, serta rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Selain itu, masyarakat diajak menjaga daya tahan tubuh, tidak menyentuh area wajah dengan tangan kotor, dan menghindari keramaian serta kontak fisik.
Arti penting kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan pun disampaikan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi. ”Relaksasi mobilitas orang dan kendaraan harus dibarengi konsistensi atau kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan,” kata Ira dalam seminar ”Efektivitas PSBB dan Dukungan Logistik Kemanusiaan Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan pada Masa Pandemi Covid-19”, pekan lalu.
Ira mengutip ramalan The Economist bahwa di tahun 2021, kue ekonomi dunia, terutama ekonomi antarnegara, masih akan tetap kecil. Hal paling realistis adalah membesarkan ekonomi domestik.
Terkait hal tersebut, sektor-sektor publik berperan menggerakkan ekonomi domestik. ”Termasuk dalam hal ini (menggerakkan) pariwisata yang dampak ekonominya cepat sekali menetes ke bawah,” katanya.
Namun, Ira menambahkan, tantangannya adalah menyeimbangkan kebijakan relaksasi pergerakan orang dan kendaraan dengan konsistensi dan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan.