Foto Estetis Penentu Daya Tarik Produk di Kanal Daring
Foto produk yang menarik sangat menentukan daya tarik pembeli. Para pelaku usaha mandiri perlu mempelajari perihal estetika ini agar produk mereka ”naik level”.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Estetika foto menambah daya tarik produk di kanal belanja daring. Pelaku usaha mesti melihat aspek ini agar dapat membantu kelancaran penjualan barang mereka. Cara seperti ini perlu dikembangkan kala banyak warga memanfaatkan platform digital selama pandemi Covid-19.
Topik itu mengemuka dalam kegiatan virtual pasca-acara Borobudur Marathon bertajuk ”Anggawe Dodolan Dados Endah: Foto Produk Menggunakan Handphone”, Minggu (13/12/2020). Fotografer Zainal Andy Saputra menekankan, elemen foto produk sering disepelekan para pelaku usaha. Padahal, foto produk sangat penting untuk menyampaikan beragam informasi.
Kepentingan foto produk yang estetis makin urgen lantaran pandemi Covid-19. Dalam situasi tersebut, banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang intens berjualan di kanal daring. Namun, produk mereka belum disertai foto yang memadai.
”Di sini saya melihat yang paling terdampak adalah UMKM. Semenjak pandemi, saya pikir elemen-elemen penting untuk berjualan daring harus digunakan oleh semua teman pelaku usaha. Salah satu yang penting ini, ya, foto produk itu,” ucap Zainal dalam diskusi virtual.
Zainal memandang foto produk penting karena manusia sejatinya adalah makhluk visual. Saat belanja daring, orang-orang pasti akan melihat gambar terlebih dulu. Gambar yang bagus secara estetika akan lebih menarik untuk penjualan.
Foto produk yang bagus tidak harus berasal dari kamera mahal. Zainal menyarankan para pelaku UMKM untuk mengoptimalkan penggunaan kamera ponsel pintar. Dengan standar komposisi dan pencahayaan yang memadai, foto produk bisa tampak bagus serta sangat menjual.
Zainal menekankan, aspek pencahayaan dalam foto harus terpenuhi. Pencahayaan tidak harus dengan perangkat mahal, tetapi bisa dengan lampu belajar, lampu darurat, atau bahkan memanfaatkan cahaya matahari.
Begitu pula dalam aspek komposisi, orang-orang dapat mengikuti panduan garis komposisi dasar di aplikasi kamera ponsel pintar. Begitu pula untuk penyuntingan foto, bisa memanfaatkan aplikasi ponsel yang gratis.
Zainal percaya, foto produk yang bagus dapat memengaruhi pilihan konsumen secara psikologis. Saat foto produk terlihat bagus, konsumen akan cenderung berhenti lebih lama untuk membuat keputusan. Foto yang bagus juga dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen.
”Sering kali orang bisa berlama-lama melihat produk tertentu. Hal itu karena foto produknya menyampaikan banyak informasi. Mulai dari detail produk hingga tambahan properti penunjang akan menarik minat pembeli,” jelas Zainal.
Dampak dari foto produk diakui oleh sejumlah pengusaha, salah satunya Farrah Meuthia (25). Pelaku usaha produk rajutan ini baru menyadari foto produknya penting untuk menggugah minat pembeli. Pelaku usaha binaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini baru fokus memperhatikan foto produknya setelah mendapat pelatihan khusus, Agustus silam.
Pemilik usaha dengan merek Kumerajut ini lebih percaya diri menggencarkan produknya dengan foto yang bagus dan detail. Dia belakangan mendapat pesanan dari luar kota untuk barang-barang kebutuhan selama pandemi, seperti masker rajut, pengait masker rajut, dan wadah botol cairan pembersih tangan.
Rahmat (53), pedagang di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat, juga makin menyadari pentingnya foto produk untuk penjualan daring. Sejak Juli lalu, Rahmat banyak mendapat bantuan anaknya untuk foto produk ikan pindang di lapaknya.
Ketua Bidang Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Pengembangan Start-up Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jakarta Raya Diatche Harahap juga menuturkan pentingnya foto produk itu untuk menarik pelanggan baru. Sebab, kalangan pelanggan baru kerap hadir lewat kanal penjualan daring.
Terkait itu, Zainal menyebut, foto yang bagus dapat membentuk kesan bahwa produk Anda sebagai merek yang berkualitas. ”Produk dengan foto yang bagus dapat terlihat eksklusif, tetapi eksklusif itu belum tentu mahal. Saya pikir kalau banyak yang mengusung pendekatan ini, UMKM juga akan makin berkembang,” jelasnya.