Kolaborasi dengan Generasi Melek Digital Topang UMKM
Kolaborasi pelaku UMKM dengan generasi muda yang melek digital bisa jadi alternatif transformasi ke ranah digital. Keterhubungan dengan pasar digital membantu UMKM bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia masih banyak yang belum terhubung pasar digital. Kolaborasi dengan generasi muda yang melek digital dinilai dapat menjadi salah satu opsi membantu mereka memperluas jangkauan pasar.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menyebutkan, jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tahun 2018 mencapai 64,19 juta orang. Namun, pada awal tahun 2020, tercatat baru sekitar 8 juta pelaku UMKM yang terhubung pasar digital.
Sepanjang Mei-Oktober 2020, melalui Gerakan Bangga Buatan Indonesia, jumlah UMKM yang terhubung ke pasar digital bertambah 2,7 juta UMKM. ”Menurut saya, salah satu tantangan UMKM saat ini adalah kesiapan sumber daya manusia untuk bertransformasi digital,” kata konsultan bisnis, kreator konten, dan youtuber Satoeasa untuk Indonesia, Imam Syafi’i, Jumat (11/12/2020).
Imam menyampaikan pendapat itu pada program ”TokTok Kominfo” episode ke-61 yang bertajuk ”UMKM Naik Kelas di Tengah Pandemi, Kok Bisa?”. Acara ditayangkan langsung melalui akun Youtube Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kelompok masyarakat berusia muda dinilai relatif lebih cepat mempelajari seluk-beluk dunia digital. Kondisi ini berbeda dengan pelaku UMKM berusia 45 tahun ke atas yang cenderung lambat mempelajarinya. ”Kalau sudah seperti itu, ya, kolaborasi menjadi kunci,” kata Imam.
Apalagi, saat ini makin banyak anak muda melek digital yang mulai senang berwirausaha, tetapi belum memiliki produk. Menurut Imam, mereka dapat dipertemukan dengan pelaku UMKM yang telah memiliki produk, tetapi belum terhubung ke pasar digital.
”Jadi, UMKM yang agak terseok-seok masuk ke pasar digital (berperan) membuat produk. Sementara itu, anak-anak muda yang baru mau terjun ke dunia wirausaha dapat mencarikan pasar bagi produk UMKM tersebut,” ujar Imam.
Wakil Juru Bicara Kementerian Kominfo Dewi Meisari menuturkan, program peningkatan kapasitas sumber daya manusia UMKM untuk bertransformasi digital telah menjadi perhatian pemerintah. Ada tiga lapis program di Kementerian Kominfo, mulai aspek literasi digital dasar hingga tingkat lebih lanjut.
Kementerian Kominfo menargetkan program literasi digital pada tahun depan dapat menjangkau 12,5 juta warga. ”Dukungan dari pemerintah tentu tidak akan cukup, menimbang jumlah UMKM di Indonesia yang sekitar 64 juta unit usaha,” kata Dewi.
Menurut Dewi, gerakan komunitas kini sedang dibangun untuk membantu UMKM, termasuk petani dan nelayan, agar go online (terhubung secara daring di ekosistem digital). Komunitas tersebut sebagian besar terdiri atas anak muda yang ingin menjadi agen penggerak di tengah masyarakat.
”Nanti akan ada kakak asuhnya, yakni para sukarelawan TIK (teknologi, informasi, dan komunikasi) yang membantu sampai ke desa-desa,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (Hipmikindo) Syahnan Phalipi mengatakan, literasi digital—termasuk melalui pelatihan—bernilai penting untuk membawa pelaku UMKM berkiprah di ranah digital.
Kebutuhan pelaku usaha mikro dan kecil untuk mampu mengakses dan memanfaatkan teknologi digital kian terasa saat pandemi Covid-19. Apalagi saat pandemi Covid-19 terjadi pembatasan aktivitas dan interaksi fisik yang berdampak pada UMKM.