Kolaborasi dibutuhkan untuk membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia terhubung ekosistem digital. Keterhubungan ini dapat membantu UMKM menggarap pasar global.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kolaborasi lintaspihak dibutuhkan untuk menyiapkan usaha kecil dan menengah agar tangguh di pasar global. Keberadaan ekosistem digital, dengan para mitra yang saling bersinergi di dalamnya, dinilai berguna untuk menghubungkan pelaku usaha kecil dan menengah ke jaringan pasar yang lebih luas.
Director of Global Golden Supplier-Central Operation of Alibaba.com Victoria Chen, Rabu (9/12/2020), mengatakan, saat ini dunia terus terdigitalisasi. Secara global, sekitar 39 persen manufaktur telah memiliki situs e-dagang.
”Sebanyak 29 persen bisnis-bisnis kecil menjual secara daring. Dan, 90 persen lebih pembeli di perdagangan B2B (bisnis ke bisnis) melakukan pesanan menggunakan telepon genggam mereka,” kata Victoria Chen.
Dia menyampaikan hal tersebut pada salah satu sesi UMKM EXPO (RT) BRIlianpreneur 2020. Sesi yang digelar secara virtual tersebut bertajuk ”Preparing Local SME for Global E-Commerce”.
Terkait kondisi perdagangan dunia yang semakin terkoneksi, Victoria menuturkan bahwa Alibaba.com berupaya menyediakan akses terbaik bagi para pemasok Indonesia untuk menggarap peluang perdagangan global. ”Kami membantu para pebisnis agar lebih cepat masuk ke pasar daring dan pasar global (go online and go global),” ujarnya.
Victoria menambahkan, pihaknya ingin menolong para pebisnis mengakselerasi pertumbuhan secara global. Selain itu, pihaknya juga ingin membantu mereka dalam meningkatkan kapabilitas di perdagangan global, semisal melalui pelatihan.
Sebagai gambaran, Alibaba.com sebagai salah satu unit bisnis Grup Alibaba kini merupakan salah satu marketplace e-dagang bisnis ke bisnis skala global. Terdata ada 20 juta lebih pembeli di 190 lebih negara atau kawasan dan 150.000 lebih pemasok global di Alibaba.com.
Alibaba.com memiliki komitmen jangka panjang untuk mendukung UKM Indonesia. ”Saat ini ada ratusan pemasok Indonesia (di Alibaba.com) dan kami menargetkan akan mencapai 5.000 pemasok pada 2025 mendatang,” ujar Victoria.
Head of Public Policy Lazada Indonesia Waizly Darwin mengatakan, pihaknya berkomitmen terus membantu pemerintah mendorong transformasi UMKM. ”(Hal) ini dilakukan dengan mempermudah langkah UMKM dalam bertransisi dari luring ke daring dan dari pasar lokal ke pasar global,” katanya.
Terkait kiprah di pasar global, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mencatat peran ekspor UMKM Indonesia terhadap ekspor nasional selama ini relatif masih rendah, yakni sekitar 14 persen. Sebagai perbandingan, sumbangan ekspor UMKM di Jepang, Korea Selatan, dan China terhadap total ekspor nasionalnya relatif tinggi, yakni masing-masing mencapai 55 persen, 60 persen, dan 70 persen.
Waizly menuturkan, Lazada juga membantu pemerintah dalam melakukan transformasi talenta di Indonesia. ”(Upaya) ini seperti yang kami lakukan lewat program edukasi atau pelatihan untuk UKM melalui Lazada University yang berkolaborasi dengan Alibaba Business School,” ujarnya.
Secara terpisah, Senior Executive Vice President Treasury and Global Services Bank BRI Listiarini Dewajanti menuturkan, sebagai bank terbesar yang melayani segmen UMKM, BRI memiliki banyak data UMKM. Salah satu bentuk dukungan BRI adalah menghubungkan atau mempertemukan UMKM yang menjadi nasabahnya dengan pelaku bisnis untuk menggarap pasar internasional.
”Hal ini karena BRI juga punya unit kerja luar negeri. Kami juga bekerja sama dengan ITPC (International Trade Promotion Center) Kementerian Perdagangan di seluruh dunia,” kata Listiarini.
BRI juga menjalin kerja sama dengan sekitar 1.200 bank koresponden di dunia. Jalinan kerja sama ini bernilai penting untuk mempercepat layanan dan mengefisienkan pembayaran.
Operational Director of PT Out of Asia Arung Lusika mengatakan, pihaknya berfokus pada perdagangan dan manufaktur kerajinan. ”Kami 100 persen bekerja dengan komunitas UMKM di Jawa, Bali, dan Lombok,” katanya.
Out of Asia sejauh ini menggandeng 500 lebih kelompok dengan total 3.000 lebih pelaku UKM. Perusahaan tersebut mengekspor produk UMKM ke seluruh dunia dengan pasar utama Eropa dan Amerika.