Perbankan syariah optimistis menyambut 2021. Kinerja pembiayaan CIMB Niaga Syariah, sejauh ini, antara lain, ditopang pembiayaan pemilikan rumah.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyaluran pembiayaan pemilikan properti menopang kinerja CIMB Niaga Syariah pada tahun ini. Tren ini akan berlanjut pada 2021 sehingga menjadi salah satu fokus bisnis. Strategi yang digunakan berupa normalisasi sistem seleksi nasabah yang sempat diperketat pada awal pandemi Covid-19.
”Mayoritas pengajuan pembiayaan dari generasi milenial yang berusia 30-an tahun. Rumah yang dibeli adalah kelas menengah ke bawah dengan harga paling tinggi Rp 1,5 miliar-Rp 2 miliar,” kata Direktur Syariah Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk Pandji P Djajanegara, Senin (7/12/2020).
Generasi milenial menggunakan dana yang disimpan untuk mulai mencicil hunian atau membayar uang muka pembelian rumah.
Pada akhir 2019, portofolio pembiayaan perumahan CIMB Niaga Syariah sekitar 37 persen dari total pembiayaan yang disalurkan. Per September 2020, porsinya naik menjadi 43 persen.
Generasi milenial menggunakan dana yang disimpan untuk mulai mencicil hunian atau membayar uang muka pembelian rumah.
Lebih lanjut Pandji menuturkan, kondisi yang tak menentu selama pandemi Covid-19 membuat masyarakat menyimpan dana di bank. Simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan dan giro di CIMB Niaga Syariah per Desember 2019 sebesar Rp 10,2 triliun atau 37 persen dari dana pihak ketiga. Per akhir September 2020, dana murah yang dihimpun meningkat menjadi Rp 15,4 triliun dengan porsi 43 persen. Adapun per November 2020, porsi dana murah sekitar 51 persen dari dana pihak ketiga di CIMB Niaga Syariah.
Per September 2020, CIMB Niaga Syariah menyalurkan pembiayaan Rp 32,6 triliun atau tumbuh 4,7 persen secara tahunan.
Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyampaikan, kinerja industri jasa keuangan bergantung pada sisi permintaan konsumen. Apabila permintaan belum pulih, kinerja perbankan berpotensi tumbuh negatif.
Target 10 persen
Pandji menyampaikan, kinerja CIMB Niaga Syariah pada 2021 ditargetkan tumbuh 10 persen dari segi aset, profit, dan liabilitas. Perhatian pemerintah pada industri keuangan syariah, yang terutama terwujud dalam proses penggabungan tiga bank syariah BUMN, menambah optimisme pelaku usaha jasa keuangan syariah.
Ketiga bank syariah itu adalah BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah. Bank hasil merger akan beroperasi mulai Februari 2021.
Perihal penggabungan bank syariah BUMN, Sekretaris Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah Mukhaer Pakkanna menyatakan, bank syariah hasil integrasi akan menghadapi tantangan efek samping pandemi Covid-19. Efek samping itu berupa risiko kenaikan rasio pembiayaan bermasalah (NPF). Untuk mengatasi tantangan tersebut, strategi manajemen perlu diperkuat.
Efek samping itu berupa risiko kenaikan rasio pembiayaan bermasalah (NPF).
”Manajemen bank syariah hasil merger langsung berhadapan dengan masalah yang sangat serius dan bersifat di luar kondisi normal, ketidakpastian, kompleksitas, dan belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh karena itu, manajemen harus mulai melakukan kajian dan revisi target pertumbuhan,” tuturnya melalui siaran pers. (JUD)