Kondisi Terburuk Berlalu, Pasar Modal Optimistis Jelang 2021
Kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia yang positif meningkat. Kondisi ini berdampak pada perbaikan pasar modal Indonesia.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah terpapar sentimen negatif akibat pandemi Covid-19, pasar modal mulai menunjukkan sinyal perbaikan pada akhir tahun ini. Sejumlah faktor, seperti optimisme pemulihan ekonomi dan penanganan pandemi, berpotensi membuat pasar saham kian cemerlang pada 2021.
Pada perdagangan Jumat (27/11/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada 5.783,33. Posisi ini melonjak 48 persen dari posisi terendah IHSG tahun ini, yakni 3.911 pada 24 Maret 2020. Meski demikian, sejak awal tahun ini, IHSG melemah 8,19 persen.
Saat dikonfirmasi, Minggu (29/11/2020), Direktur Utama Mandiri Sekuritas Dannif Utojo Danusaputro memprediksi kondisi yang positif pada tahun depan. Kondisi itu didukung tanda-tanda perekonomian mulai melewati posisi terendahnya.
”Laporan PDB triwulan III-2020 dan sejumlah data makroekonomi menunjukkan kondisi terburuk telah berlalu. Saat ini Indonesia memasuki masa pemulihan,” ujar Dannif.
Laporan PDB triwulan III-2020 dan sejumlah data makroekonomi menunjukkan bahwa kondisi terburuk telah berlalu. Saat ini, Indonesia memasuki masa pemulihan. (Direktur Utama Mandiri Sekuritas Dannif Utojo Danusaputro)
Mandiri Sekuritas memperkirakan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 4,4 persen pada 2021. Pemulihan ekonomi ditopang perbaikan perdagangan global yang akan berdampak terhadap perbaikan harga komoditas.
Optimisme tersebut, lanjut Dannif, berlandaskan perkembangan uji klinis fase ketiga dari sejumlah perusahaan dalam pembuatan vaksin Covid-19 dengan tingkat keberhasilan 95 persen.
”Sentimen positif berupa portofolio dana masuk diperkirakan terjadi di Indonesia pada tahun depan karena pelonggaran kebijakan moneter dalam rangka pemulihan ekonomi di sejumlah negara maju akan terus berlanjut,” kata Dannif.
Di sisi lain, Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, mengindikasikan untuk menjaga suku bunga acuannya tidak naik hingga 2023. Hal ini akan menjadi salah satu sentimen penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
”Sentimen akan membantu pasar saham Indonesia, baik dari arus modal masuk maupun laba bersih emiten,” ujarnya.
Sementara itu, Chief Investment Officer PT Schroders Indonesia Irwanty Muljono mengatakan, salah satu titik balik perbaikan pasar saham domestik adalah keunggulan Joe Biden atas Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS.
”Investor saham global yang semula memilih untuk menunggu perkembangan politik AS mulai mengikuti investor obligasi untuk masuk ke pasar saham Indonesia,” ujarnya.
Perkembangan vaksin Covid-19 yang menunjukkan perkembangan positif, tambah Irwanty, membuat investor mulai tidak terlalu memperhatikan sentimen pandemi Covid-19. Meski demikian, daya tarik pasar modal pada 2021 akan tetap bergantung pada sentimen terkait distribusi vaksin serta pertumbuhan ekonomi nasional.
Irwanty menambahkan, investor diperkirakan akan memperhatikan perkembangan kebijakan ekonomi AS di bawah kendali presiden baru. ”Ekspektasi pasar masih berkisar pada perang dagang AS-China yang mulai mereda, yang selama ini melukai perekonomian global,” ujarnya.
Daya tarik pasar modal pada 2021 akan tetap bergantung pada sentimen terkait distribusi vaksin serta pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam keterangan tertulis, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia meningkat. Hal ini didukung pengakuan Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap Indonesia sebagai anggota kelompok G-20 dengan pertumbuhan ekonomi terbaik kedua setelah China.
Sejak 1 Oktober 2020 hingga akhir pekan lalu, Hans mencatat aliran dana gabungan senilai 48 miliar dollar AS atau sekitar Rp 675,57 triliun yang masuk ke sembilan bursa saham dunia, yakni Indonesia, Jepang, India, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam sepekan terakhir investor asing mencatatkan aksi beli bersih Rp 300,55 miliar. Aksi beli ini turut mengerek kapitalisasi pasar sebesar 3,80 persen atau Rp 243,079 triliun menjadi Rp 6.720,94 triliun dalam sepekan.